App herunterladen
4.83% PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU? / Chapter 32: TITIK TERANG

Kapitel 32: TITIK TERANG

Hari ini Bu Ema Rencananya akan kembali ke Garut, dia Sudah menemani Yudha selama 3 hari di Jakarta. Hari ini Rayyan juga sudah kembali ke Jakarta setelah perjalanan bisnisnya di Bandung.

"Hari ini Tante mau balik ke Garut ya Ray. kasihan Keenan. Dia juga pulang dari rumah sakit hari ini. Kasihan calonnya kalau harus menjaga Keenan terlalu lama. Walau bagaimanapun mereka kan belum muhrim. Jadi tidak baik kalau lama-lama berduaan."

" Iya tante, Ray minta maaf karena sudah merepotkan Tante. Semoga Keenan lekas sembuh ya Tante. "

" Yudha, hari ini aku pulang dulu ke Garut ya. Kapan-kapan aku akan menengok mu lagi. "

" Ema. "Hanya itu yang Yudha katakan kepada Ema. Keadaannya memang lebih baik dari sebelumnya, tapi memang dia masih harus dirawat di rumah sakit.

"Kamu sehat-sehat ya Yud. Kapan-kapan aku akan datang ke sini lagi menengokmu." Ucap sambil menggenggam tanga adik kembarnya itu.

"Tante mau menelpon calonnya Keenan dulu ya Ray, mau ngabarin kalau hari ini tante akan pulang ke Garut. "

"Iya Tante, teleponnya di sini aja nggak apa-apa kok. Nggak ganggu Ayah. "

" Oh ya sudah kalau begitu." Ema pun mendial nomornya Arumi, 3 kali tut akhirnya Arumi mengangkatnya.

" Assalamualaikum Bu Ema. "

"Waalaikumsalam Arumi." Ucap Ema Yang sontak membuat Rayyan kaget dengan panggilan Bu Ema terhadap calon menantunya. Jantung Rayyan tiba-tiba berdetak sangat kencang. Tapi dia tidak mau menduga-duga kalau calonnya Keenan bernama Arumi. Dan belum tentu Arumi yang dimaksud adalah Arumi Mantan istrinya.

" Ada apa Bu Ema? "

"Bagaimana keadaan Keenan?"

" Seperti yang saya kabarkan sebelumnya, Alhamdulillah hari ini Mas Keenan bisa pulang Bu."

" Alhamdulillah, Maaf ya Arumi Ibu jadi merepotkanmu. Seharusnya ibu yang menjaga Keenan. Tapi kamu tahu sendiri kan, Ibu juga harus menjaga adik ibu di Jakarta. "

"Iya bu, tidak apa-apa kok saya senang membantu ibu. "

" Bagaimana keadaan si kembar? Mereka pasti harus berpisah denganmu ya. "

" Alhamdulillah stok ASI sudah banyak di rumah Bu. Jadi saya bisa meninggalkan mereka bersama Bu Fatma dan Teh Ida. "

" Saya jadi merasa bersalah sama kamu dan si kembar. Gara-gara Ibu minta tolong kamu menjaga Keenan, si kembar jadi terlantar. "

" Tidak kok Bu, Axel dan Aqila tidak terlantar. Kan ada Bu Fatma dan Teh Ida yang menjaga Axel dan Aqila. "

" Ibu akan membelikan oleh-oleh untuk si Kembar. "

" Tidak usah repot-repot Bu. Si kembar sudah banyak menerima hadiah dari Ibu ema dan Mas Keenan."

" Tidak apa-apa Arumi ibu senang membelikan hadiah untuk si Kembar mereka sudah Ibu anggap seperti cucu ibu sendiri. "

Ema pun akhirnya memutuskan sambungan telepon setelah berbincang cukup lama dengan Arum. Rayyan beberapa kali mendengar Bu Ema menyebut nama Arumi ditelepon. Sepertinya memang nama calon dari Keenan adalah Arumi. Dan itu membuat Rayyan menjadi teringat dengan Aruminya. Tapi apakah Arumi Keenan sama dengan Aruminya?

" Tante maaf kalau boleh tahu si kembar itu siapa? "

"Oh itu Ray si kembar itu anaknya calonnya Keenan dari pernikahan sebelumnya. Kan calonnya Keenan itu seorang janda dan dia melahirkan anak kembar."

"Oh begitu ya Tante." Rayyan ingat dulu waktu dia bersama Arumi melakukan USG anak mereka ada satu. Jadi mungkin Arumi yang dimaksud memang bukan Aruminya. Karena Aruminya dulu hamil cuma satu anak.

Bu Ema bersiap-siap untuk pulang ke Garut saat itu juga. Ema berpamitan kepada Yudha dan juga Rayyan. Ema tidak sabar melihat perkembangan hubungan antara Arumi dengan Keenan.

**

Sepeninggal tantenya yang sudah pulang ke Garut hari ini, Rayyan kembali memikirkan Arumi dan juga anaknya. Bukannya dia diam saja selama ini, Dia sudah menyuruh beberapa orang untuk mencari keberadaan Arumi. Namun sampai saat ini belum ada titik terang tentang keberadaan Arumi.

Tiba-tiba di tengah lamunannya ada panggilan dari salah satu nomor orang suruhannya, Rayyan buru-buru mengangkat telepon itu. Dia Berharap ada kabar baik hari ini tentang keberadaan Arumi dan juga anaknya.

"Dan, ada kabar apa tentang Arumi?

"Ada kabar baik untuk Bos."

" Kabar apa? Apa kamu sudah tahu di mana arumi?"

"Sudah bos, saya sudah dapat info dari salah satu mantan pembantunya Bu Arumi yang masih tinggal di rumah Ibu Arumi. Saya sengaja mendekatinya dan menjadikannya teman dekat lalu saya gali informasi darinya tentang keberadaan Arumi. Dan akhirnya Tadi malam dia mengatakan kalau Arumi sekarang berada di Garut. Dan sudah melahirkan.

" Garut? " Rayyan kemudian berpikir Bukankah Garut adalah tempat tinggal Tantenya?, apa Arumi yang dimaksud adalah Aruminya. Tapi jelas tidak mungkin karena Arumi yang dimaksud memiliki anak kembar sedangkan dia sendiri waktu itu melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau anaknya hanya ada satu.

"Iya Bos ada di Garut. Tapi saya tidak tahu alamatnya dimana pastinya. Karena pacar saya juga tidak diberitahu dimana alamatnya. Dia hanya tahu tempat tinggal Bu Arumi sekarang ada di Garut."

"Kamu sampai pacaran sama asisten rumah tangganya Arumi?"

"Iyalah Bos, demi sebuah informasi penting Apapun akan saya korbankan termasuk hati saya."

" Terserah kamulah Dan. Yang penting saya dapat informasi dimana Arumi. Sekarang kerahkan anak buahmu untuk menyisir setiap sudut kota Garut. Saya tidak mau tahu pokoknya dalam Minggu ini kamu harus tahu tempat tinggal Arumi ada dimana. "

"Iya Bos Siap. Saya akan mengerahkan anak buah saya untuk mencari Ibu Arumi."

Rayyan sedikit bernafas lega, karena saat ini dia sudah mengetahui di kota mana Arumi berada. Apa dia harus meminta tolong kepada tantenya juga? Kemudian Rayyan berpikir dengan masak-masak, sepertinya dia tidak akan melibatkan tantenya dalam masalah pribadinya. Dia hanya khawatir kalau ternyata Aruminya sama dengan Arumi calon istrinya Keenan, tentu Ema tidak akan menyerahkan Arumi begitu saja. Akhirnya Rayyan mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan kepada Bu ema.

Rayyan sebenarnya ingin pergi ke Garut dan mencari Arumi sendiri. Hanya saja dia belum bisa mempercayakan perusahaannya di Jakarta dan juga di Bandung kepada bawahannya. Hanya satu orang yang bisa dia percaya saat ini yaitu Andre. Tapi kalau semua di-handle oleh Andre, Rayyan yakin Andre tidak akan bisa untuk menghandle semuanya. Jadi Rayyan berusaha untuk sabar, dia akan menunggu kabar dari Dani dan anak buahnya. Dia berharap dalam minggu ini ia akan mengetahui posisi Arumi ada di mana tepatnya.

Rayyan mengeluarkan foto Arumi yang ada di dompetnya. Begitu Rindunya dia pada mantan istrinya. Dengan hati-hati dan betapa bodohnya dia melepaskan seorang wanita sebaik Arumi. Kadang dia berfikir, Apa benar Dulu dia sangat jahat pada Aruminya? seingatnya Arumi tidak pernah menyakiti hatinya, tetapi kenapa dia tega untuk menyakiti hati Arumi hanya untuk balas dendam?

Rayyan menatap ayahnya yang terbaring di atas ranjang pasien. Kalau bukan karena dendam ayahnya terhadap Ayah Arumi, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Dia ingin mengenal Arumi dengan cara yang normal. Tanpa ada dendam tanpa ada sakit hati. Saat ini Rayyan hanya ingin bertemu dengan Arumi dan juga anaknya. Seperti apa wajah anaknya, apakah dia mirip dirinya atau mirip dengan Arumi? Seketika air mata Rayyan menetes.


AUTORENGEDANKEN
ANESHA_BEE ANESHA_BEE

Bagaimana perasaan kalian? Ayo curahkan di kolom komentar ya. ^_^

Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C32
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen