App herunterladen
38.26% Against Zombies & Monsters (INDONESIA) / Chapter 44: Naga Mengaum dan Phoenix Menangis

Kapitel 44: Naga Mengaum dan Phoenix Menangis

Dalam perjalanan menuju hotel, Shen Xi tidak melakukan perlawanan lagi.

Dia dengan patuh diam di pelukan Yang Chen. Dia tampaknya sedang memikirkan sesuatu.

Whosss... Kecepatan lari Yang Chen menjadi semakin cepat setelah naik ke level 18. Kecepatannya sudah melebihi 200 km perjam.

Jika itu orang biasa, mata mereka bahkan akan kesulitan melihat tubuh Yang Chen saat dia berlari.

Wufff... Yang Chen berhenti berlari karena dia sudah sampai ke halaman hotel.

Ada banyak mayat zombie di halaman hotel, itu adalah sisa-sisa pembantaian Yang Chen dan Shen Xi sebelumnya.

Tetapi Yang Chen tidak memiliki minat sama sekali untuk melirik mayat zombie.

Dia memeriksa dari luar hotel, mencari kamar yang lampu nya menyala.

Meskipun terjadi kiamat zombie, tetapi listrik tidak benar-benar padam. Itu masih menyala dengan baik. Hanya saja mungkin tidak ada lagi petugas yang mengawasi peralatan-peralatan listrik.

Meski begitu, listrik masih menyala dengan baik di kota Guangzhou.

Setelah melihat-lihat sebentar, Yang Chen melihat beberapa kamar yang lampunya menyala.

Yang Chen kemudian memilih kamar yang posisinya terlihat bagus dari luar. Yang Chen mengira itu mungkin menjadi salah satu kamar terbaik hotel.

Whosss...

Sambil membawa Shen Xi di pelukannya, Yang Chen melompat dari tanah ke kamar hotel.

Ketika dia berada di depan kaca kamar, Yang Chen mengeluarkan apinya yang membentuk tombak kecil.

Yang Chen kemudian melemparkan tombak api tersebut ke kaca kamar.

Hisss...

Ketika tombak api menyentuh kaca, itu langsung melelehkan kaca sehingga Yang Chen dapat masuk ke kamar hotel.

Bukkkk...

Yang Chen mendarat dengan mantap di kamar hotel.

Yang Chen melihat-lihat dan menyadari kalau dia berada di kamar mandi hotel.

"Saudari Shen, bagaimana kalau kita mandi terlebih dahulu." Tahu bahwa dia berada di kamar mandi, Yang Chen tidak melepaskan kesempatan untuk mandi bersama Shen Xi.

Yang Chen bahkan tidak memberi Shen Xi kesempatan menjawab. Dia langsung menyalakan keran air sehingga air langsung menghujani mereka.

Yang Chen kemudian menyandarkan Shen Xi ke dinding kamar mandi sementara air membasahi tubuh mereka berdua.

"Saudari Shen." Sambil menatap Shen Xi, Yang Chen mencoba memanggilnya.

"Saudari Shen, aku mencintaimu." Lanjut Yang Chen lagi sambil menatap matanya.

Shen Xi juga menatap Yang Chen, tetapi dia tetap diam. .

Tapi meski diam. Yang Chen bisa merasakan kasih sayang darinya, jelas dia juga mencintai Yang Chen. .

"Yang Chen." Ketika mereka masih saling menatap, Shen Xi tiba-tiba berbicara. Dia kemudian melingkarkan tangannya ke leher Yang Chen. .

Seolah memahami Shen Xi, Yang Chen juga memeluk pinggang Shen Xi. Keduanya saling memegang sebentar. Kemudian wajah keduanya saling mendekat sebelum bibir mereka bertemu.

Di bawah guyuran air. Dua orang, pria muda dan wanita dewasa saling mencium sementara tangan mereka saling menjelajahi tubuh masing-masing.

Setelah sekitar 15 menit lebih, keduanya saling melepaskan.

Tetapi ada perbedaan antara sebelumnya dan sekarang.

Tubuh keduanya sudah tidak memiliki pakaian sedikitpun.

"Saudari Shen." Ketika saling melepas. Yang Chen bisa dengan jelas melihat tubuh sejati Shen Xi. Itu benar-benar sebuah kesempurnaan bagi Yang Chen.

Keduanya saling menatap sebentar sebelum saling memeluk lagi.

Tetapi kali ini mereka tidak lagi berdiam di kamar mandi. Keduanya berjalan masuk ke dalam kamar.

Kamar memiliki ruang yang sangat luas. Dan ada kasur besar terletak di tengahnya.

Sambil saling memeluk, Yang Chen dan Shen Xi berjalan kasur.

Sesampainya di kasur. Yang Chen langsung meletakan tubuh Shen Xi di tempat tidur. Dia kemudian menekan tubuh Shen Xi di bawah tubuhnya.

"Saudari Shen." Yang Chen memanggil Shen Xi yang berada di bawah tubuhnya dengan suara yang penuh gairah dan keinginan.

"Yang Chen." Shen Xi yang berada di bawah tubuh Yang Chen juga menjawab dengan nada penuh penerimaan.

Hanya dalam beberapa saat sebuah Auman Naga dan tangisan Phoenix dapat terdengar di ruangan.

Itu memperindah malam yang sepi di tengah-tengah dunia yang hancur.

...

20 menit.

30 menit.

50 menit.

Auman Naga dan tangisan Phoenix masih tidak berhenti.

Kedua binatang divine ini sepertinya tidak memiliki keinginan berhenti bertarung. Keduanya tampak ingin menunjukkan keagungan nya masing-masing.

1 Jam 10 menit.

1 Jam 30 menit.

Akhirnya setelah 1 jam 30 menit. Teriakan dua binatang divine ini mulai memudar di langit malam yang gelap dan sepi.

...

Di atas kasur, Yang Chen dan Shen Xi saling memeluk satu sama lain.

Tubuh mereka dipenuhi dengan keringat setelah bertempur selama satu setengah jam.

Nafas mereka juga terengah-engah karena kelelahan.

"Saudari Shen." Sambil memeluk Shen Xi, Yang Chen merasakan kepuasan yang luar biasa.

Tidak pernah dalam hidupnya, Yang Chen berpikir akan memiliki hari, untuk menundukkan mantan komandannya di tempat tidur.

"Ayo kembali ke kantor polisi. Ada banyak hal yang harus dilakukan besok, aku tidak bisa tinggal di sini." Saat mereka terus berpelukan satu sama, Shen Xi tiba-tiba berbicara dan mengajak Yang Chen kembali.

"Tentu." Yang Chen sebenarnya sangat enggan melepaskan Shen Xi dari pelukannya, tetapi dia tidak bisa menghalangi Shen Xi untuk kembali.

Ada banyak hal yang harus dilakukan Shen Xi besok.

Sebagai komandan, dia harus selalu berada di tempat. .

"Saudari Shen, aku pasti akan melindungi mu." Melepaskan Shen Xi, Yang Chen tidak lupa mengatakan kata-kata manis untuknya. .

"Uhmmm." Shen Xi juga terlihat puas setelah mendengar kata-kata Yang Chen.

Kedua orang kemudian bangun dari kasur. Yang Chen dan Shen Xi sama-sama memiliki pakaian di cincin spasial mereka, jadi mereka langsung mengeluarkannya dan menggunakan pakaian.

Hanya dalam beberapa saat keduanya sudah memiliki pakaian di tubuh mereka.

Shen Xi masih memiliki gaya yang mirip dengan sebelumnya. Rambutnya di kuncir kuda. Mengenakan celana jeans panjang. Tetapi kali ini dia tidak menggunakan tanktop, dia mengenakan baju kaos dengan lengan. .

"Ayo pergi." Kata Shen Xi setelah keduanya memiliki pakaian.

Shen Xi juga menatap Yang Chen dengan lebih lama. Baru saja dia dan Yang Chen melakukan hubungan pria dan wanita di tempat tidur. .

Shen Xi tidak pernah memikirkan dalam 30 tahun hidupnya akan memiliki hari seperti ini. .

"Huh." Shen Xi dengan cepat menghilangkan pikirannya. .

Mereka berdua kemudian kembali ke dinding hotel yang dilubangi Yang Chen.

Setelah sampai, keduanya langsung melompat terjun ke bawah.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C44
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen