App herunterladen
7.53% You Are Mine, Viona : The Revenge / Chapter 73: Kartu as Andrew

Kapitel 73: Kartu as Andrew

Viona merasakan malam itu menjadi malam yang sangat membahagiakan baginya , walau awalnya ia merasa sangat kaget dan aneh karena Andrew tiba-tiba melamarnya ditempat umum . Viona dibuat luluh oleh Andrew yang mau menahan rasa malunya dihadapan semua orang ketika memberikan cincin padanya .

" oke kita sudah sampai dia apartemen mu Vio , terima kasih untuk malam ini Vio " ucap Andrew saat sudah sampai didepan apartemen Viona .

" aku yang berterima kasih karena kau sudah mengantarku pulang Andrew " sahut Viona tersipu .

" Vio .... " panggil Andrew cepat saat Viona turun dari mobil .

"heemmm ....

" i love you Vio " ucap Andrew cepat memotong perkataan Viona .

Blush ....

Wajah Viona memerah mendengar perkataan Andrew , ia hanya menutup wajahnya merespon perkataan Andrew .

" kenapa tau menjawabku Vio " tanya Andrew dengan suara yang lebih pelan .

" je t'aime Andrew " jawab Viona malu-malu , ini adalah kali pertama mengatakan cinta karena selama ini ia tak pernah benar-benar dekat dengan pria apalagi berpacaran .

" apa Vio aku tak dengar ??? " tanya Andrew lagi mencoba menggoda Viona .

Viona yang tau tengah di goda oleh Andrew langsung pergi berlari menuju apartemennya tanpa menjawab pertanyaan Andrew yang terakhir , melihat Viona berlari masuk membuat Andrew terbahak-bahak .

Belum pernah ia melihat ada wanita selugu Viona , setelah bergelut dengan ego dan hatinya akhirnya Andrew memutuskan untuk melamar Viona bagaimanapun Viona tak ada sangkut pautnya dengan kelurga Willan oleh karena itu Andrew memutuskan untuk mengikat Viona dengan cepat lagipula usianya sudah cukup untuk menikah dan Viona mempunyai pekerjaan yang bagus pula jadi Andrew yakin untuk menjalani hubungan yang lebih serius lagi dengan Viona .

Setalah cukup lama menatap apartemen Viona sambil mengingat kembali bagaimana pergulatan batinnya untuk memutuskan melamar Viona akhirnya Andrew memacu mobilnya meninggalkan depan gerbang apartemen itu , sepanjang jalan Andrew tersenyum karena ajakannya di sambut baik oleh Viona .

" ok Vio kita mulai lagi dari awal , aku akan benar-benar mencintaimu tanpa memanfaatkanmu lagi untuk mengorek informasi tentang kelemahan keluarga Willan lagi " ucap Andrew lirih sambil tersenyum .

Viona yang sudah sampai di kamarnya kemudian mengintip dari balik jendela untuk mengecek apakah Andrew masih ditempatnya atau sudah pulang , sebuah senyum mengembang diwajahnya ketika tau mobil Andrew sudah tak terlihat lagi didepan pintu gerbang apartemennya . Karena akan mandi Viona melepas semua jewelry yang ia pakai termasuk cincin berlian pemberian Andrew tadi saat melamarnya .

" ada yang salah dengan diriku  " ucap Viona lirih sambil menatap cincin yang masih melingkar di jarinya itu , ia merasa tak bahagia dikamar Andrew .

Tak lama kemudian Viona masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum pergi tidur karena hari sudah malam , besok pagi dirumah sakit akan sibuk karena akan ada kunjungan dari sekolah SMA oleh karenanya itu Viona tak ingin telat .

Apartemen Frank

Sejak Jessica meninggal Frank ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya , karena biasanya tiap Frank pulang wanitanya itu sudah menyambutnya dengan tampilan seksi yang menggodanya dengan makanan yang sudah tersedia diatas meja makan .

Sudah hampir dua minggu frank tidak  bercinta dengan wanita manapun sehingga membuatnya merasa uring-uringan selama beberapa hari terakhir ini , saat masih ada Jessica nafsu biologisnya benar-benar tersalurkan dengan baik . Ketika sedang dirumah sakit dan berdekatan dengan Viona ia benar-benar berusaha menahan dirinya dengan penuh perjuangan , karena di apartemen ada fasilitas gym untuk para penghuni Frank akhirnya memilih untuk pergi berolahraga untuk mencari kesibukan .

Walau tanpa olah raga sebenarnya tubuh Frank sudah sangat bagus tapi ia tetap pergi ke gym untuk menekan nafsunya dengan mengalihkan perhatiannya ke olah raga , sesampainya di gym yang ada di lantai 10 Frank langsung menuju tempat pendaftaran . Walau ia mendapatkan fasilitas itu secara gratis tapi mereka tetap diwajibkan untuk melakukan pendaftaran untuk data manifest.

Suara bisik-bisik dari beberapa wanita nampak terdengar jelas ketika Frank berjalan masuk ke dalam gym , mereka terpana melihat otot paha dan otot lengan Frank yang kekar .

" ouchhh sungguh jantan pria itu "

" aku ingin merasakan pelukannya "

" tak hanya badannya yang bagus tapi wajahnya juga tampan "

" lihatlah itu otot perutnya "

Suara bisik-bisik para wanita ditempat gym yang kagum dengan bentuk tubuh Frank , merasa diperhatikan tak membuat Frank menghentikan aktifitasnya . Ia terus melakukan angkat beban salah satu olah raga favoritnya sejak dulu tanpa menghiraukan perkataan wanita-wanita itu .

"  alright enough for today " ucap Frank lirih sambil menyeka keringatnya setelah melakukan olah raga dengan alat berat selama hampir satu jam .

Frank kemudian berjalan ke arah kasir untuk menyerahkan kunci loker yang tadi ia pinjam seperti yang dilakukan oleh pengunjung gym lainnya , mereka memang tak dikenakan biaya hanya cukup membayar biaya sewa pemakaian loker saja .

" terima kasih " ucap Frank ramah pada seorang resepsionis di depan gym sambil mengembalikan kunci .

" sama-sama tuan " jawab sang resepsionis ramah sambil tersipu , ia terpesan akan kejantanan Frank yang makin menyilaukan mata para wanita yang memandangnya .

" nama tuan siapa ? " tanya sang resepsionis cepat saat menyadari Frank akan keluar dari tempat gym .

" panggil aku Frank " jawab Frank sambil tersenyum lalu berjalan ke arah lift dengan cepat .

Sepeninggal Frank para wanita yang sejak tadi mencuri pandang padanya nampak menjerit kesenangan , mereka merasa bahagia bisa tau nama Frank walau masih ada kekecewaan dihari mereka setelah tak mendapatkan nomor ponselnya karena ini adalah kali pertama Frank datang ke gym .

Frank langsung masuk ke unitnya yang ada dilantai 9 , ia kemudian pergi kekamar mandi untuk mandi sebelum tidur . Setelah hampir sepuluh menit membersihkan diri Frank keluar dengan menggunakan satu handuk yang ia lilitkan ke pinggangnya untuk menutup tubuhnya , setelah Jessica meninggal Frank memutuskan untuk menjual apartemen yang dulu ia berikan pada Jessica . Ia lalu membeli apartemen yang baru ini untuk ia tinggali setelah ia pindah dari rumahnya .

Saat tengah berjalan ke arah dapur tiba-tiba lampu di apartemennya mati hingga membuat Frank kaget dan menghentikan langkahnya , tiba-tiba saja Frank mencium aroma parfum wanita yang membuat darahnya berdesir .

" aku tinggal sendiri bagaimana mungkin ada aroma parfum wanita di apartemenku " ucap Frank dalam hati .

Blizz..

Tiba-tiba lampu apartemennya menyala kembali dan saat Frank menoleh ke arah ruang tamu ia dikejutkan dengan sosok wanita cantik berambut coklat tengah tersenyum ke arahnya , bukan cuma kehadiran wanita itu yang membuat Frank kaget tapi pakaian yang dipakai wanita itu membuat nafas Frank naik turun . Bagaimana tidak wanita yang berdiri dihadapannya itu hanya memakai lingerie seksi yang benar-benar menampilkan semua lekuk tubuhnya , bahkan sepasang puncak bukit kembarnya pun terlihat jelas hingga membuat Frank menelan salivanya berkali-kali .

Karena sudah lama nafsunya tak tersalurkan dengan cepat Frank berjalan ke arah wanita misterius itu , dengan sekali tarik wanita itu sudah jatuh dalam pelukan Frank dan tanpa menunggu lama Frank sudah melahap bibir merekah sang wanita asing itu tanpa ampun . Tangan Frank sudah bergerak kesana kemari menjelajah ke tubuh wanita itu hingga membuat sang wanita menggelinjang karena merasakan rasa geli yang luar biasa saat Frank memainkan jemarinya dipangkal paha wanita itu hingga akhirnya Frank merasakan ada cairan hangat mengalir ditangannya .

" kau milikku malam ini " ucap Frank dengan cepat begitu mengetahui sang wanita telah mencapai puncak pertamanya ditangan Frank .

" I am yours, sir " jawab sang wanita dengan nafas tersengal-sengal .

Dengan cepat Frank menggendong wanita itu kekamarnya , ia tak menyia-nyiakan kesempatan . Walau Frank sudah berusaha menahan nafsunya tapi saat ia melihat ada wanita cantik yang berpenampilan seksi ada di apartemennya Frank tak bisa menahan diri lagi , malam itu Frank bertekad tak akan membuat wanita asing itu tidur semenit pun . Setelah Frank berhasil menaklukkan wanita itu kedua kali hanya dengan permainan tangannya , akhirnya ia melakukan permainan inti dengan menyatukan tubuh mereka diiringi desahan dan teriakan penuh nafsu dari keduanya .

Istana Fernando

" jadi benar dia adalah kakak Alice ? " tanya Fernando untuk kesekian kali pada sekretaris pribadinya .

" betul tuan , rupanya tuan Andrew sudah mengganti nama belakang " jawab Justin sambil menyerahkan data diri Andrew yang kini sudah menjadi polisi .

" oke ... kau berani mendekati Vionaku maka bersiap mendapatkan kejutan dariku Andrew " ucap Fernando lirih sambil tersenyum , ditangannya memegang foto Andrew bersama seorang wanita saat mereka masih remaja .

Fernando berniat merebut Viona kembali dari Andrew , emosinya benar-benar ada dipuncak waktu melihat Andrew melamar Viona didepan umum .

" Viona sudah menjadi milikku sejak tujuh tahun lalu sampai sekarangpun begitu dan tak berubah " ucap Fernando dalam hati sambil menatap foto Viona remaja bersama Zevanya

Bersambung 


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C73
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen