App herunterladen
93.06% memory of the past / Chapter 94: Bab 94

Kapitel 94: Bab 94

"Aku haral kakak tidàk melakukan hal di luar dari kendali kita di sini adalah negara hukum, sebaiknya kita lapor pada polisi agar mendeportasi Sir Gerald dan memberi larangan kepadanya untuk kembali ke Indonesia" Cisamengusulkan pada Nicky.

"Benar juga seperti Freya juga begitu aku membuat permintaan agar dia dilarang untuk kembali ke Inďonesia" Nicky mengangguk anggukan kepalanya.

"Kalau begitu kita bergegas kesana jangan sampai terlambat, jika sampai ada pertumpahan darah nanti masalahnya semaki rumit" Cisa danyang lainya bergegas mempercepat langkahnya.

Di ruang yang cukup luas itu Raozel berhadapan deng Sir Gerald dengan wajah keduanya yang tampak tidak bersahabat.

"Akhirnya kita bertemu disini sudah sekian lama waktu yang berlalu saat kedua orang tuamu masih berada didunia ini" ucap Sir Gerald dwngan sarkas.

"Ya engkau memisahkan Ayah dan Mama sehingga mereka tidak bisa hidup dengan terpisah antara satu dengan yang lain, tampaknya saat Mama meregang nyawa Ayah juga kehilangan jiwanya saat itu juga namun karena masih ada aku disisinya sehingga Sang pencipta masih memberikan tambahan umur beberapa tahun, namun setelah itu Ayah menyusul Mama" dengan mata yang berkilat Raizel menatap Sir Gerald.

"Hahaha...aku yakin bahwa Willem itu lemah dan ity sudah terbukti dia tidak bisa menemukan Carolline untuk bisa hidup bersamanya" Sir Gerald menghina Ayah Raizel, sehingga membuat Raizel marah dan emosi.

"Hentikan ocehan mu yang menghina Ayahku, Beliau ada suami yang setia dia sangat mencintai Mama, sehingga walaupun mereka terpisah mereka dapat merasakan perasaan masing masing" Raizel telah mengeluarkan pedang yang dibawa nya.

Saat keduanya mengayunkan pedang masing masing bilah pedang saling beradu dan berdenting memberikan suasana mencekam.

Keduanya memiliki keahlian berpedang yang hebat dan sama sama lincah, tidak berapa lama rombongan Cisa datang dan menghentikan duel dari keduanya.

"Berhenti kalian berdua jangn saling membunuh jika tidak akan jadi runyam urusannya, ingat kalian berdua bukan warga negara sini hukum disini gidak aama dengan di negara kalian" Cisa mencoba untuk menengahi keduanya.

Mendengar ucapan Cisa keduanya berhenti bertarung dan menyarungkan pedang masing masing.

Sir Gerald mengatur nafasnya yang tersengal sengal karena faktor usianya yang cukup jauh dibandingkan Raizel yang masih muda.

"Aku akan memberikan penyelesaian untuk masalah ini, aku akan memanggil polisi jika perlu tapi aku akan memutuska nanti setelah mendengar jawaban dari uncle Gerald"Cisa membuat inisiatif dengan panggilan untuk Sir Gerald.

Mendengar dia dipanggil Uncle oleh Cisa membuat hayinya sedikit menghangat itu tandanya dia tidak di benci oleh putri dari Carolline.

"Tapi Cisa dialah yangtelah menyebabkan keluarga kita terpisah" Raizel berkeras ingin segera menghabisanya.

Namun apa yang menjadi keputusan Cisa akan dilakaanakan oleh semua orang yang mendengarnya.

"Tidak ada tapi tapi an, aku harap Uncle Gerald melupakan masa lalu Mamaku sudah tiada biarkan beliau beristirahat dengan damai di keabadiannya, kami akan melupakan permusuhan yang tercipta sejak dulu hingga sekarang, dan anggap saja kami sebagai putra putrimu yang terlahir dari wanita yang engkau cintai selama bertahun tahun" Cisa mulai mengucapakan semua keinhinannya.

"Karena aku sudah bersuami dan saat ini aku sedang mengandung kelak anak di dalam kandunganku akan menjadi cucumu, aku tahu karena cintamu yang tulus kepada Mamaku engkau sampai tidak menikah karena menunggunya tapi Maaf Mama tidak bisa kembali, jika engkau ingin menemuinya kami akan tunjukkam dimana beliau bersemayam terakhir kalinya" Cisa menjeda ucapannya.

"Itu adalah pilihan pertama yang seandainya Uncle mau menerima permintaanku itu, tapi jika tidak kami akan meminta polisi untuk memblokir pasport dan Visamu untuk datang ke Indonesiam bagai mana Uncle apa jawabanmu???" Cisa bertanya pada Sir Gerald.

Dengan sedikit keragu raghan Sir Gerald berfikir sejenak atas penawaran Cisa memang tidaklah buruk, dengan mata yang berkaca kaca Sir Gerald melangkah mendekati Cisa dan berhenti di depan Cisa dan menatap mata Cisa untuk mencari kebohongan disana akan ucapannya.

Dia tidak menemukannya akhirnya dia setuju dengan penawarang cisa yaitu melupakan dendam masa lalu dan mencoba memulai hidup baru sebaga Uncle dari Cia dan Raizel.

"Baiklah..... kamu masih belum menjawab pertanyaanku saat sarapan tadi, siapa namamu?" Sir Gerald kembali bertanya.

"Namaku adalah Anastacisia namun aku biasa dipanggil Cisa" jawab Cisa atas pertanyaan Sir Gerald.

"Baiklah jika itu adalah permintaanmu maka àku akan melakukannya sesuai dengan ucapanmu, tapi jangan larang aku untuk menemuimu dan aku harap engkau memberi kabar saat bayimu lahir maka sekarang juga aku akan kembali ke Inggris" ucap Sir Gerald sambil mengusap kepala Cisa.

Ciaa pun mengangguk dan memberikan senyuman termanisnya, melihat itu Nicky melangkah mendekati cisa dia tidak mau ada orang lain menyentuh istrinya.

Masalah sudah bisa terselesaikan dan mereka akhirnya kembali ke mansion dan melupakan kejadian yang hampir membuat semua orang menjadi korban hanya karena dendam masa lalu karena cinta yang tak terbalas.

Cinta itu tak selamanya akan harus memiliki, jika cinta itu tulus maka hanya dengan melihat orang yang kita cintai hidup bahagia itu sudah cukup.

Cisa kembali dan masuk kamar untuk merebahkan tubuhnya yang terasa capek dan lelah .

"Hubby .... Sayang....." panggil Cisa.

"Hemmm..... Ada apa sayang" jawab Nicky.

"Jadi kapan kita berangkat untuk liburannya??!" Kembali Cisa membahas liburan yang tertunda.

"Sweety maunya kapan?" Nicky balik bertanya

" Aku maunya secepatnya sebelum perutku bertambah besar karena jika saat itu maka aku akan mudah lelah" jawab Cisa.

"Laksanakan apa yang engkau mau lusa kita berangkat" jawab Nicky dan lansung mendapat pelukan dan ciuman dari Cisa.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C94
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen