App herunterladen
68.88% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 31: Buku Tua itu Hilang

Kapitel 31: Buku Tua itu Hilang

"Lalu, di mana USB itu?"

"Ada pada Yunsoul dan Youngjoo."

Jawaban itu membuat Taeil, Ten, dan Doyoung sulit untuk percaya.

"Kau bercanda? Kenapa Yunsoul dan Youngjoo bisa miliki informasi tentang itu?" Ten bertanya untuk melepas ketidakpercayaannya.

Taeyong menggeleng. "Aku juga tidak tahu."

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita temui mereka berdua?" tanya Doyoung.

Sebelum menjawab pertanyaan Doyoung, Taeyong menghembuskan nafas panjang. "Kita harus mendapatkan USB itu. Tapi, seperti yang kita tahu kalau kaum vampir itu bisa sangat kejam untuk mendapatkan keinginan mereka."

"Maksudmu kau mengkhawatirkan Yunsoul dan Youngjoo," ucap Ten seolah bisa menebak pikiran Taeyong.

***

Mark datang lebih dulu dari Youngjoo dan Yunsoul. Ia membuka pintu rumah dengan memasukan angka pada alat keamanan yang terpasang di bawah kenop pintu. Tidak ada yang mencurigakan sebelum Mark memperhatikan dengan jeli keadaan isi rumah, termasuk kamarnya.

Menghentikan pergerakan, Mark mengedarkan pandangan ke seluruh bagian kamarnya. Aneh. Mark yakin kalau barang-barang yang terletak di meja belajar masih rapi ketika ia pergi ke sekolah tadi pagi, tapi sekarang ia melihat beberapa tidak terletak semestinya.

Keluar kamar, bola mata Mark tidak lepas melihat dengan teliti. Ia berjalan ke meja komputer. Sama. Di tempat itu juga ada yang tidak beres, pikir Mark. Laci-laci tampak tidak ditutup dengan benar. Seolah ada yang buru-buru menutupnya.

Tidak berapa lama, Youngjoo dan Yunsoul pulang. Mark mendengar percakapan mereka saat memasuki pintu.

"Hansol Oppa masih belum menghubungiku," ungkap Youngjoo.

Yunsoul sebentar berpikir lalu berkata. "Apa kita harus datang ke tempatnya?"

Youngjoo mengangguk. "Aku setuju. Aku berpikir begitu juga."

Percakapan mereka terhenti ketika melihat Mark berdiri di tengah rumah sambil memunggungi mereka. Yunsoul menghampiri Mark dan menepuk pundaknya. "Ada apa?"

Tidak perlu jawaban yang diutarakan, Mark menunjukkan keganjilan dengan pandangannya ke arah meja komputer.

Yunsoul dan Youngjoo sama-sama beralih memperhatikan keadaan meja tersebut. Barang-barang yang ada di atas meja itu dan laci-lacinya tidak seperti saat mereka meninggalkan rumah tadi pagi. Sedikit berantakan.

Setelah sebentar saling berpandangan dengan Yunsoul, Youngjoo melangkah mendekati meja komputer. Ia mendelik. "Sepertinya ada yang datang kemari."

Kemungkinan yang diduga Youngjoo benar, pikir Yunsoul. Ia melihat ke arah rak buku. Ada celah kosong pada sebuah jajaran buku. Dan di celah itulah seharusnya buku tua itu disimpan.

"Youngjoo! Buku tua itu tidak ada!"

Seruan Yunsoul membuat Mark dan Youngjoo melihat ke arahnya. Yunsoul mencari lagi, barangkali ia salah. Namun, memang benar buku tersebut sudah tidak ada.

Mark dan Youngjoo menghampiri Yunsoul.

"Ada yang mengambil buku itu. Tapi, siapa?" ucap Youngjoo.

"Pintu dalam keadaan terkunci. Mana mungkin bisa ada yang masuk kemari, kecuali yang tahu password-nya," komentar Mark.

Yunsoul menghela nafas. "Apa ada yang tahu selain kita bertiga? Apa kalian yakin tidak memberitahu pada orang lain password rumah ini?" tanyanya.

Mark menggeleng.

"Tidak, Yunsoul," jawab Youngjoo.

"Lalu, siapa yang mengambil buku itu?"

***

Hansol menyeruput kopinya dan kembali meletakkan cangkir itu di atas meja. Lalu, mengambil dokumen yang berisi kematian Direktur Grup J. Dokumen itu dipinjamkan oleh salah satu temannya di kepolisian. Ia mengamati setiap catatan di dokumen tersebut.

Tidak ada yang berbeda. Sama persis yang dijelaskan teman polisinya waktu itu. Hansol mendesah pelan dan kembali menutup dokumen tersebut. Ia terdiam dan ingatannya kembali pada saat ia bertemu dengan Ara waktu itu. Tangan kanan Hansol menyentuh pipinya sendiri. Sama seperti yang dilakukan Ara.

-

"Kau tetap sama, masih tampan seperti dulu," ucap Ara.

Seolah tersihir dengan tatapan Ara, Hansol tidak berkata dan melakukan apapun dan hanya membalas tatapan Ara dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Hansol membiarkan jari Ara yang amat dingin menyentuh permukaan kulit wajahnya. Hansol memandangi wajah wanita itu dari jarak yang sangat dekat. Menatapnya lekat.

Masih sama. Ara juga masih cantik seperti dulu.

"USB..."

Kalimat menggantung dari Ara itu membuyarkan pikiran Hansol.

"–aku tahu kau mengetahui USB itu," ucap Ara. "Berikan padaku."

Hansol menepis jemari Ara yang masih menyentuh wajahnya. Lalu, mengubah tatapannya menjadi tatapan yang serius. "Apa karena itu kau membunuh Choi Seunghyun?"

Ara tertawa pelan sebentar –merespon pertanyaan Hansol–, lalu kembali bertanya, "Kim Yunsoul... Kang Youngjoo... Apa USB itu ada pada mereka?"

Hansol terkesiap saat Ara menyebut nama dua temannya. "Aku tidak akan memberitahumu," jawab Hansol tegas.

"Benarkah?" Bibir tipis Ara melengkung, menunjukkan senyum menurut Hansol mencurigakan. "Bagaimana kalau nasib keduanya sama seperti Choi Seunghyun?"

Wajah Hansol terkejut mendengarnya. "Jangan mengaitkannya dengan mereka. Aku tidak akan membiarkan kau menyakiti mereka."

-

Bunyi bel mengalihkan Hansol dari ingatannya. Ia beranjak dan berjalan menuju pintu. Ketika Hansol membuka pintu, ia mendapati Yunsoul dan Youngjoo yang ternyata mendatangi rumahnya.

Setelah berada di dalam, mereka bertiga saling bicara.

"Kenapa Oppa tidak menjawab telepon atau membalas pesanku? Kau tahu kami sangat khawatir karena Oppa tidak menghubungi kami," gerutu Youngjoo.

"Maaf." Hanya satu kata yang Hansol berikan sebagai jawaban. Membuat Youngjoo dan Yunsoul merasa ganjil.

"Ada apa?" tanya Yunsoul. "Ceritakan pada kami."

Bukannya menjawab pertanyaan Yunsoul, Hansol mengalihkan topik pembicaraan. "Hmm itu... Hmm... Ngomong-ngomong kenapa kalian datang kemari? Apa ada sesuatu?"

"Oppa! Jangan mengalihkan pembicaraan!" ucap Youngjoo agak kesal.

"Kami ingin beritahu kalau buku tua itu hilang. Ada yang masuk ke rumah kami dan mengambilnya." Yunsoul memilih menjawab pertanyaan Hansol dan mengabaikan pertanyaanya tadi –mungkin Hansol Oppa akan menceritakannya nanti, pikir Yunsoul.

"Apa?" Hansol tampak terkejut. "Siapa yang melakukannya?"

"Kami tidak tahu, Oppa." Kali ini Youngjoo yang menjawab.

"Gawat mereka sudah mulai beraksi," gumam Hansol.

"Siapa?" tanya Yunsoul.

"Kaum vampir atau Werewolf. Mereka sudah tahu kalau infomasi yang mereka inginkan ada pada kita. Bagaimana dengan USB itu? Apa hilang juga?"

Yunsoul menggeleng. "Tidak. Masih aman. Aku menyimpannya dengan baik."

Raut kecemasan terlihat pada wajah Youngjoo. "Oppa... Mereka sudah tahu ada pada kami. Bagaimana ini?"

Hansol belum bisa memberi jawaban yang memberi solusi. Ia juga bingung.

Yunsoul menoleh pada Youngjoo. "Tenanglah. Kita jangan takut," ucapnya menenangkan. "Dan mulai besok aku pergi ke Busan."

"Kenapa tiba-tiba pergi ke sana?" tanya Hansol.

"Meskipun aku tidak yakin, tapi sepertinya aku pernah melihat Crs-Light..." Yunsoul menjeda. "dan itu aku lihat di Busan."

***


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C31
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen