Chloe dan Febiola duduk berhadapan di sebuah kedai mie pangsit sederhana, mereka sejak dulu sangat senang bertemu di tempat ini. Selain karna rasa mie nya yang tidak pernah berubah, tempatnya juga asyik buat nongkrong.
Jadi tadi setelah pulang kerja Chloe menelpon Ny.Suri dan memberitahunya kalau dia akan pulang terlambat untuk bertemu dengan temannya jadi dia tidak akan bergabung bersama mereka untuk makan malam di rumah.
"C.....aku heran, kamu sangat menyukai mie tapi kamu masih tetap pendek" Febiola menatap sahabatnya sambil terkekeh menggoda.
"Huh.....aku tidak percaya kalian masih menganggap aku pendek, padahal tinggiku 160 cm itu tinggi rata-rata perempuan indonesia, sebenarnya kalian saja yang tingginya kelewatan, lagian apa hubungannya tinggi badan dengan makan mie, konyol !" protes Chloe dengan cemberut, entah kenapa saat Febiola menggodanya tentang tinggi badannya dia jadi ingat suami mesumnya yang selalu mengatakan dia pendek.
"siapa yang kamu maksud kalian ? memang ada orang lain yang mengatakan kamu pendek ?" tanya Febiola penasaran, selama ini hanya dia yang selalu menggoda Chloe dengan tinggi badannya, bahkan Andrew saja yang saat itu masih berstatus tunangan tidak pernah menyebutnya pendek.
"huh.....tentu saja, ada satu orang menyebalkan yang selalu mengatakan aku pendek"
"apakah itu suamimu ?"
"tentu saja, memang siapa lagi orang yang berani mengatakan aku pendek selain kamu"
"hhmmm...kelihatannya hubunganmu dengan suamimu sangat manis"
"hah...apa kamu buta ? manis apanya ? dia adalah manusia yang paling tidak tau malu, kapitalis penghisap darah, dia selalu menjebakku dan menggambil keuntungan dariku"
"he....he....he...." mendengar sahabatnya sedang mengkritik suaminya Febiola terkekeh.
"apa yang lucu ?" menyadari respon Febiola, Chloe merasa sedikit kesal
"hhmmm.....kamu yang lucu he.....he.....he...." Febiola kembali terkekeh, Chloe cemberut "C...ngomong-ngomong aku masih penasaran alasanmu memutuskan kakakku, hubungan kalian sudah kayak perangko, seakan kalian tidak akan pernah terpisahkan tapi pada akhirnya kamu memutuskan pertunangan secara sepihak dan yang paling membuat aku heran tak lama kemudian kakakku memutuskan untuk menikahi sepupumu, bukankah itu hal yang paling tidak masuk akal ?" Febiola berhenti sejenak untuk mengambil nafas lalu dia melanjutkan "tapi C sebenarnya kok aku merasa sepertinya kamu menyembunyikan sesuatu untuk menutupi kesalahan kakakku yang bodoh itu, karna jujur saja aku tidak terlalu suka dengan sepupumu, menurutku dia orang yang licik dan penuh dengan konspirasi. Katakan padaku kebenaran dari alasanmu mengakhiri pertunangan saat itu ?"
Mendengar pertanyaan dan spekulasi dari sahabatnya yang notabene adalah adik dari mantan tunangannya membuatnya merasa sedikit tidak nyaman, akhirnya dengan berat dia harus mengatakan kebenarannya, toh itu juga tidak akan mengubah apa pun kecuali kesalah pahaman keluarga Febiola terhadapnya.
"oke Bi karna kamu adalah sahabatku aku akan jujur padamu" Chloe menarik nafas sambil menatap sahabatnya yang siap mendengarkan penjelasannya dengan serius "sebenarnya aku tidak ingat sama sekali apa yang terjadi tiga tahun lalu dan apa penyebab aku memutuskan pertunangan"
Febiola menatap dengan bingung "apa maksudmu dengan tidak ingat sama sekali ? apa kamu amnesia ?" sebenarnya pertanyaan terakhir hanya untuk mengolok-olok saja tapi tanpa di duga Chloe mengangguk "tunggu dulu...kamu serius ? kamu amnesia ?" Dia makin merasa tidak percaya
"Bi....beberapa bulan lalu aku mengalami kecelakaan dan ketika bangun aku tidak ingat kejadian selama tiga tahun yang lalu, yang lain aku masih bisa mengingat dengan jelas tapi tiga tahun terakhir aku sama sekali tidak ingat apa pun"
Mendengar penjelasan Chloe, Febiola merasa syok, omong kosong macam apa ini, kenapa dia hanya melupakan kejadian tiga tahun terakhir ? bukankah itu tepat ketika mereka mempersiapkan pernikahan ?. "lalu bagaimana dengan kamu menikah ? kapan kamu menikah ?"
Chloe menggeleng "aku juga tidak ingat kapan aku menikah, bahkan ketika sadar aku tidak kenal suamiku dan keluarganya"
Febiola syok "lalu apa kamu tidak takut kalau kamu di bohongi ?"
"tidak, karna ibu dan kakakku yang meyakinkanku kalau aku sudah menikah"
"bagaimana dengan ayahmu ?"
Ketika mendengar kata ayah tatapan Chloe tiba-tiba berubah, ada jejak kesedihan di sana "ayahku meninggal sebulan setelah aku menikah"
"maaf aku tidak tau" Febiola ikut sedih mendengarnya, karna dia tau Chloe sangat dekat dengan ayahnya. Lalu mereka diam dan menikmati mie masing-masing.
🍒🍒🍒🍒🍒
Chloe sampai di rumah sebelum jam delapan malam. Saat dia masuk ke dalam rumah dia melihat Ny. Suri dan Jocelyn sedang duduk menonton televisi
"selamat malam" sapa Chloe sambil menghampiri mama mertuanya
"malam, kamu sudah makan ?" tanya Ny. Suri
"sudah ma"
Chloe berjalan ke dapur sambil membawa bungkusan di tangannya, beberapa saat kemudian dia bergabung di ruang keluarga dengan sepiring empek-empek.
"ma, besok aku nginep di rumah ibu ya, soalnya sudah lama aku gak pulang"
"yup, mama ada mau titip sesuatu buat ibumu, jadi besok ingetin mama ya"
"oke"
Drrrrtttt....drrrrrrrttttt....
ponsel Chloe yang dia letakkan di atas meja bergetar.
"hmm...ma, Marco nelpon, aku naik ya, selamat malam"
"ya, salam buat suamimu"
Chloe membuat tanda oke dengan tangannya
"met malam Jocelyn"
"hhmmmm"
Chloe mengabaikan balasan enggan dari Jocelyn
"hallo"
"kenapa lama sekali menjawabnya" sembur Marco dari seberang
"aku lagi makan empek-empek sama mama"
"dari mana kamu dapat empek-empek ?"
"beli"
"kamu makan di luar ?"
"sama siapa ?"
"Febi"
"si pirang"
"hhmmm"
"Chloe...kamu sudah janji tidak akan pergi sama dia" intonasi Marco naik menyatakan ketidak puasannya
"aku tidak pernah"
"baru tadi pagi kamu bilang"
"tidak, aku tidak bilang"
"kalau begitu mulai sekarang kamu janji tidak akan pernah keluar lagi sama.."
tut tut tut
Chloe mematikan ponsel tanpa peringatan lalu melemparkan ponsel di kasur dan mendengus karna kesal dan masuk ke kamar mandi.
Beberapa saat kemudian setelah keluar dari kamar mandi dan mengenakan piyama, Chloe naik ke tempat tidur, meraih ponselnya dan melihat dua puluh panggilan tak terjawab dari Marco. Jarinya sudah mengusap layar ponsel dan akan menelpon balik, tapi dia ingat lagi peringatan Marco untuk tidak bergaul dengan Febiola, dia kembali merasa kesal dan membatalkan niatnya menelpon.
Sudah satu jam Chloe membolak-balikkan badannya di tempat tidur tapi dia tetap tidak bisa memejamkan mata, lampu dia biarkan menyala terang. Merasa frustasi karna tak kunjung mengantuk dia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju rak buku. Rak terisi penuh dengan buku tentang ilmu komputer, tehnologi, managemen, bisnis, perekonomian dari beberapa bahasa. Cih tidak menarik sama sekali, tidak ada novel sama sekali. Chloe tidak tertarik dengan semua buku itu, dan dia kembali ke tempat tidur, meraih ponsel yang telah dia letakkan di atas meja samping tempat tidur. Ah kenapa dia lupa kalau di ponselnya ada webnovel.
Chloe mulai berkutat dengan ponselnya memilih beberapa judul novel yang mau di baca, namun setelah satu bab dia membaca dia tidak bisa konsentrasi, dia mngulang lagi dari bab pertama tapi tetap tidak berhasil konsentrasi dan tiba-tiba panggilan dari Marco terpampang di layar. Ada perasaan senang yang muncul di hatinya, tanpa dia sadari jempolnya langsung mengusap tanda terima.
"hmmm"
"sudah tidur ?" tanya Marco lembut begitu mendengar gumaman dari istrinya
"yah sedang mencoba" jawab Chloe jujur, entah kenapa begitu mendengar suara Marco ada perasaan hangat di dalam
"kenapa ? terlalu takut atau ada hal lain ?"
"hmmm" Chloe tidak mau mengakui kalau dia merasa ketidak hadiran Marcolah yang membuat dia tidak bisa tidur
"kenapa kamu tidak menjawab telponku ?"
"aku mandi"
"jadi sudah selesai mandi ?"
"ya, sudah dari tadi"
"sudah pakai baju ?"
Mendengar pertanyaan suaminya pipi Chloe langsung memerah, manusia satu ini betul betul tidak tertahankan "Marco bisakah kamu tidak berpikir mesum ?" sembur Chloe kesal
"hei apa yang salah ? aku hanya bertanya karna takut kamu masuk angin"
"jangan mencari alasan, aku tau apa yang di pikirkan otak mesummu"
"memang aku memikirkan apa ?" goda Marco "kamu yang berpikir mesum"
"Marco" geram Chloe "kenapa kamu sendiri belum tidur ?" Chloe mencoba mengalihkan pembicaraan
"hmmm...aku tidak bisa tidur, karna tidak ada yang bisa ku peluk"
"bukannya ada guling ?"
"beda lah"
Akhirnya mereka berbicara di telpon sampai Chloe ketiduran. Esok paginya ketika bangun Chloe melihat ponselnya masih menyala dan panggilan masih berlangsung.
"hallo...Marco ?"
"hhmmmmmm....kamu sudah bangun ?" suara serak Marco terdengar malas
"kenapa kamu tidak mematikan ponsel ?" tanya Chloe panik
"aku juga ketiduran"
"......" jadi panggilan berlangsung semalaman mudah-mudahan mereka tidak terkena radiasi "oke lanjutkan tidurmu aku mau siap-siap" kata Chloe akhirnya
"hmmmm"
Dan akhirnya panggilan terputus. Chloe masuk ke kamar mandi membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat kerja. Ketika keluar dari kamar dia melihat Jocelyn menarik kopernya keluar dari kamarnya.
"pagi Jocelyn" sapa Chloe dengan senyum hangat "kamu mau balik ke Amerika ?"
Jocelyn berhenti di depan kamar dan memandang Chloe penuh provokasi "aku akan menyusul Om Suri dan Marco" dia menatap kuku-kukunya yang berwarna merah muda dan melanjutkan "Marco meminta aku datang untuk menemaninya" lalu dia berjalan menuruni tangga meninggalkan Chloe yang tertegun.