App herunterladen
29.54% Pernikahan Pura-Pura / Chapter 13: 13. Kamu Kenal Mantan Tunangannya ?

Kapitel 13: 13. Kamu Kenal Mantan Tunangannya ?

"Pak.....err... saya mau minta ijin makan di luar dengan tunangan saya"

Yola sekretaris Marco berdiri di depan meja kerja bosnya sambil mendekap dokumen yang telah di tanda tangani meminta ijin dengan ragu.

Tanpa melirik sekretarisnya Marco bergumam

"hmm....."

"..." artinya boleh kan ?

"sebelum saya keluar, bapak mau di pesankan makan siang ?"

"tidak perlu"

Tanpa menunggu sekretarisnya berbicara lagi Marco membereskan kertas di meja, mematikan komputer dan berjalan meninggalkan ruangannya. Yola mengikuti di belakangnya.

Marco masuk ke coffe shop, melirik Chloe yang sedang melayani pelanggan, pada jam makan siang coffe soap mereka selalu penuh pelanggan, jadi tanpa menyapanya Marco langsung naik ke lantai dua menuju ke ruang manager.

"kamu sudah di sini ?" sapa Stefan melihat sepupunya masuk ke ruangannya, dia melirik jam "baru jam dua belas" Stefan mengeryitkan kening dan menatap sepupunya "kamu lapar atau kangen sama istrimu ?" ledeknya.

"mana makanannya ?" tanya Marco sambil berdiri di dinding kaca mengamati Chloe di meja barista yang masih bekerja.

"belum datang"

"Stef kamu kenal mantan tunangan Chloe ?"

Stefan menoleh menatap sepupunya

"kenapa tiba-tiba kamu nanyain mantannya ?"

Marco diam

"kayaknya dia belum bisa melupakannya" gumam Marco

"ha....ha.....ha..." Stefan tertawa meledek "kamu cemburu ?" lanjut Stefan "mulai jatuh cinta ?"

"tidak !" Marco cepat menyangkal

"ck....ck....ck...berani menyangkal" Marco menatapnya seakan meyakinkannya "oke.....oke.....aku percaya, lagi pula meski kamu jatuh cinta juga sah-sah saja, secara dia istrimu"

Marco tidak bergeming, dia masih menunggu jawaban Stefan

"mantan tunangannya namanya Andrew" jelas Stefan akhirnya

"nama keluarganya ?" selidik Marco

"mana aku tau, Chloe tidak pernah cerita" Marco kembali menatap Chloe di lantai satu "aku tidak terlalu jelas kerjanya apa tapi kayaknya dia seorang CEO, aku pernah beberapa kali ketemu waktu dia menjemput Chloe"

"hanya itu ?"

"....." apa maksudnya hanya itu ?, Stefan menatap sepupunya bingung

"tampangnya bagaimana ? cakep mana sama aku ?" tanya Marco dengan wajah batu, Stefan terjengkang

"hah...hah...hah.....kamu gak pede sama tampangmu ?" ejek Stefan "tapi wajar sih, Andrew memang cakep, kayaknya dia blasteran" Stefan sengaja memanasi sepupunya.

"blasteran apa ? kelinci sama marmut ?" Marco makin sewot, Stefan meringis

"hah.....hah.....hah...bro akui saja kalau kamu jatuh cinta sama istrimu" Stefan menepuk pundak sepupunya prihatin.

"tok....tok.....tok" terdengar ketukan di pintu, dan kepala Delfi muncul "bos pesenannya dah datang" Delfi menyerahkan bungkusan makanan di tangannya

"oke makasih" Stefan mengambil bungkusan dari Delfi dan duduk di sofa, Delfi menutup pintu lagi dan kembali ke lantai satu.

"aku makan dulu, habis ini gantiin Chloe, biar dia makan sama kamu di sini" kata Stefan sambil membuka bungkusan dan mulai makan. Marco tidak menjawab, dia masih berdiri di tempat yang sama, matanya tidak beralih dari istrinya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Sebenarnya Stefan juga seorang barista, tapi sebagai bos dia hanya melayani pelanggan saat menggantikan pegawainya ketika mereka istirahat. Setelah makan Stefan turun untuk menggantikan Chloe, biar dia bisa istirahat untuk makan siang.

Marco makan sambil mengamati Chloe yang melahap makanannya dengan rakus

"pelan-pelan nanti tersedak" kata Marco ngeri melihat cara makan istrinya

"kamu nyumpahin aku ya ?" Chloe melotot dengan mulut penuh

"...." betul-betul perempuan ini daya tangkapnya memang beda

"Marco...kamu beneran gak baca buku harianku ?"

"hah...." kenapa tiba-tiba dia nyinggung buku harian lagi

"soalnya kalo di ingat-ingat aku sudah nyari di kolong sofa sama meja tapi aku gak liat ada bukuku di situ, kenapa pas dari ruang kerjamu bukunya tiba-tiba sudah tergeletak di bawah meja kopi ?"

Marco menelan ludah tanpa perubahan ekspresi

"kamu belum liat di bawah meja kopi waktu kamu sudah berlari ke meja makan"

Chloe merenung, mencoba mengingat, lalu mengangguk-angguk, dan melanjutkan makannya tanpa banyak bicara.

"oke aku sudah selesai, aku kembali bekerja dulu" kata Chloe sambil membereskan bungkus makanan.

"tunggu....diam di situ, aku belum selesai" Protes Marco

"aku tidak bisa duduk lama setelah makan, nanti aku ngantuk"

"kalau begitu berdiri saja, tapi jangan pergi dulu"

"....."

"pamali ninggalin suami yang belum selesai makan" Marco asal membuat alasan

"?????"

Tapi Chloe nurut juga, dia duduk di sofa sambil memperhatikan suaminya mengunyah makanan. 'busyet deh, lagi makan aja dia cakep, gimana cewek gak naksir' batin Chloe hampir meneteskan liur menatap suaminya.

"kenapa ? masih mau ?" tanya Marco melihat Chloe menatapnya penuh minat

"enggak" Chloe buru-buru menggelengkan kepala, merasa malu kepergok menatap suaminya kayak kucing liat ikan.

🍒🍒🍒🍒🍒

Mereka singgah ke supermarket untuk mengisi persediaan bahan makanan

"Marco ntar malam mau bikin steambot ?"

"hmmm...."

"gimana kalau besok kita bawa bekal ?"

"hmmm..."

"ikan saus lemon sama sayur tumis"

"hmmm....."

"lusa sayap ayam pedas sama sop"

"hmmm...."

"besok lusanya lagi ikan asam manis sama capcay"

"??????"

"terus kari ayam ..."

"kamu mau buka rumah makan ?" potong Marco "belanja seperlunya saja !" dan Marco pergi membawa kereta bersamanya. Chloe mengekor di belakangnya cemberut. "lusa kamu waktunya kontrol"

"tidak ada yang salah dengan badanku, kenapa harus kontrol lagi ?" gerutu Chloe

"badanmu sehat tapi kepalamu bermasalah"

"Aaauuuhhh....." Marco menyentil kening Chloe "sakit tau" Chloe mengusap keningnya yang memerah dengan pipi mengembung

"Bruk..." Chloe melompat dan naik ke punggung Marco

"Aduh..." Chloe mengigit telinga Marco

"Marco ?" sebuah suara merdu menghentikan mereka. Marco menatap perempuan cantik yang menyapanya, Chloe melepaskan telinganya. "ini adalah......ad...."

"istriku" potong Marco

"istri ?" ulang perempuan itu

"yup istri" Marco menjawabnya dengan keyakinan. Chloe turun dari punggung Marco, menyodorkan tangannya. Masih melongo perempuan itu menerima uluran tangan Chloe.

"Chloe"

"Rena" Chloe menoleh ke arah Marco seakan bertanya 'apa hubungannya denganmu ?'

"kenalan" Marco menjelaskan singkat.

"aku mantan pacar Marco" Rena merasa tidak puas dengan penjelasan Marco

"hmmmm.......mantan pacar yang sekarang menjadi kenalan" Chloe memegang dagunya seakan mengambil kesimpulan dari penjelasan mereka.

"oke kami duluan" pamit Marco sambil melingkarkan tangannya di pinggang Chloe dan menariknya menjauh.

Mata Rena mengikuti kepergian mereka dengan tidak rela. Marco yang dulu berkencan dengannya tidak pernah memegangnya seujung jari pun, sekarang dia memeluk pinggang perempuan itu.

Di sudut supermarket tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang merekam setiap gerakan pasangan itu.

"nyonya kenapa tidak di samperin saja ?" tanya asistennya

"ssstttt......nanti ketahuan sama mereka" jawab nyonya Suri sambil berjingkat mengikuti anak dan menantunya yang berjalan ke kasir.

"dari pada nyonya sembunyi-sembunyi ngikutin mereka kenapa ndak di ajak makan malam di rumah saja"

Nyonya suri merenungkan usul asistennya dan tersenyum

"benar juga" lalu dia memencet nomor Marco, menempelkan hp di telinga dan mengintruksikan asistennya mendorong kereta ke kasir

"Rrrrrr...."

"hallo"

"Sayang kalian tunggu mama di pintu keluar ya"

"hah"

Marco menoleh dan melihat nyonya suri berjalan mendekati mereka di kasir

"mama ?" Chloe ikut menoleh dan mengenali mertuanya, yang tersenyum manis

"kalian akan bergabung makan malam di rumah"

"oke" Chloe menjawab tanpa berpikir. Marco menatapnya

"bukannya kamu mau bikin steambot ?"

"besok saja" jawabnya dengan senyum manis. Nyonya suri juga tersenyum puas


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C13
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen