App herunterladen
84.61% BILLION BUCKS / Chapter 33: BB.032 ENJOY WITH YOUR FRIEND?

Kapitel 33: BB.032 ENJOY WITH YOUR FRIEND?

"Bolehkah aku mencintaimu selayaknya istri mencintai suaminya, sampai waktu kita akan benar-benar berpisah?" Jean menatap serius Dominic.
****
Jean Florence
Menunggu jawaban Dominic itu bagaikan menunggu ketujuh bola dragonball, menunggu bubur menjadi nasi kembali. Dengan kata lain impossible untuk mendapatkan jawaban darinya.
Entah karena sudah terbiasa, atau memang aku nya yang sudah kebal dengan sikap cueknya, sehingga sekarang membuatku biasa saja. Dan aku pun seperti tidak peduli dengan jawabannya.
Apa susah untuk menjawab? Apa bibir dan lidahnya terlalu kelu untuk digerakan? Sedikit kesal memang, tapi ya sudahlah, memang sudah tabiatnya seperti itu mau diapakan?
Empat puluh menit perjalan menuju rumah yang dulu aku tempati. Rumah sederhana namun nyaman ditinggali sebelum wanita ular itu merusak semuanya.
Mungkin memang salahku juga yang dulu bersikeras untuk daddy menikah karena takut daddy kesepian. Tapi nyatanya wanita itu membuat daddy semakin susah.
Aku membuka gerbang rumah yang tidak besar itu. Saat melangkah masuk, pemandangan pertama yang aku lihat adalah, daddy yang sedang menyapu. Oh.. God, kemana perginya wanita itu.
"Jean." Daddy terkejut melihat kedatanganku.
Aku tidak bisa membendung air mataku, aku benar-benar merindukan daddy, sangat.
"Dad.. I miss you." Kataku sambil menghambur kepelukan daddy dan langsung disambut dengan usapan lembutnya.
"Oh, kamu pulang bersamanya? Kenapa tidak mengabari daddy lebih dulu." Katanya melihat sosok Dominic yang sedang berdiri tegak memperhatikan kedekatan kami.
"Sengaja ingin memberi surprise untuk dad." Kataku sambil menjulurkan lidah.
"Dasar anak nakal. Kalau begini daddy belum menyiapkan apapun untuk kalian. Cepat masuk, kalian pasti lelah." Daddy menyuruhku dan Dominic untuk masuk kedalam rumah.
"Duduklah, biar daddy buatkan minuman untuk kalian." Daddy hendak pergi untuk membuatkan kami wejangan, tapi tentu saja langsung ku cegah.
"Tidak perlu dad, kita sudah makan." Tolak ku. Betapa buruknya aku jika menyuruh daddy mempersiapkan hidangan untuk kami.
"Tidak, kalian itu tamu daddy, jadi daddy akan menyiapkan untuk kalian." Kekehnya.
"Oke baik, gini saja, daddy duduk diam dan mengobrol dengan Dominic, aku pergi kedapur menyiapkan minuman. Tidak ada bantahan." Kataku langsung berdiri dan pergi meninggalkan dua pria itu.
Aku tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan setelah aku tidak ada, mengingat jika Dominic jarang bicara. Apa aku salah meninggalkan daddy dengan pria membosankan itu? Ah.. Aku tidak peduli, biarkan saja dia pria itu menjadi dekat.
"Sudah lama sekali tidak berjumpa, setalah saat itu kamu meminta izin." Daddy mulai membuka percakapan. Aku sengaja tidak tidak membuat minuman dulu karena rasa penasaran kepada dia pria kalau sedang berbincang.
"Maaf baru mengunjungi anda." Kata Dominic.
'Wah.. Dia juga bisa bersikap sopan.' gumamku melihat kedekatan daddy dengannya.
"Haha!! Tidak apa-apa, saya tahu kamu sangat sibuk. Saya berterimakasih kepadamu karena sudah menjaga Jean dengan baik. Meskipun awalnya aku terkejut karena kau datang tiba-tiba meminta izin padahal aku tahu betul jika anakku tidak pernah bergaul dengan pria manapun selain sahabatnya, Chanyeol. " Daddy mulai bercerita panjang. Bibirku reflek terangkat. Aku awal mengetahui Dominic pergi kerumah Dad untuk meminta izin sungguh terkejut. Seorang Dominic Archer dengan gentle meminta izin untuk menikahi anak orang.
"Itu sudah menjadi tugasku. Menikah adalah hal yang sakral dari kedua belah pihak." Jawab Dominic.
Aku mendengus mendengarnya, kalau saja itu bukan aku, aku pastikan siapapun yang mendengarnya akan meleleh dengan ucapannya. Dia benar-benar pandai membohongi orang.
Oh shit!! Kenapa air mataku menetes dengan sendirinya. Tidak, aku tidak terbawa suasana. Aku tidak tahu kenapa hatiku terasa seperti ada menusuk-nusuk. Terasa sakit tapi aku tidak tahu kenapa. Entah kenapa ada rasa jengkel karena Dominic dengan mudahnya mengatakan itu.
Aku tahu aku tidak boleh terbawa suasana, tapi aku sudah ingin mencintai suamimu, Dominic selama. Pernikahan ini masih berlanjut. Tapi, apakah aku sanggup melepas cinta untuknya setelah kami berpisah?
"Jean beruntung mendapatkanmu." Dapat dilihat jelas olehku jika mata daddy berkaca-kaca setelah mengucapkan itu.
Air mataku sudah tidak di bisa aku bendung. Aku menutup rapat mulutku agar tidak ada yang mendengar isakanku. Aku tahu jika pernikahan bukanlah dilandasi oleh cinta atau karena ingin. Pernikahanku dengan Dominic adalah pernikahan diatas kertas. Jika kami berpisah, apakah daddy akan kecewa? Melihatnya sangat senang dengan pernikahan kami aku menjadi takut jika pada saat dimana kita harus berpisah daddy merasa kecewa karena telah dibohongi. Aku memilih pergi kedapur dan berhenti menguping obrolan mereka.
***
"Tolong jaga Jean baik-baik. Dia harta yang paling berharga yang aku punya." Ayah Jean meminta bersungguh-sungguh kepada Dominic agar mau menjaga Jean.
Dominic tidak menjawab.
"Aku terlalu banyak berharap padamu ya? Maafkan aku, aku hanya tidak mau Jean ku terus menderita. Aku tahu dia selama ini menderita dan menutup-nutupi dengan sikap ceria nya. Dia hidup sulit dari bayi, tanpa ada tangan seorang ibu." Ayah Jean bercerita tentang Jean.
"Aku takut jika dia akan tumbuh menjadi anak yang brutal, aku bersyukur sekaligus merasa sedih. Aku hanya berharap kamu akan menerima semua yang Jean punya, menjaga seperti janjimu dihadapan Tuhan." Ayah Jean mengambil tangan Dominic.
Dominic dengan membiarkan semua yang dilakukan Ayah Jean. "Hanya kamu yang bisa aku minta tolong. Aku tidak tahu sampai kapan usiaku akan bertahan." Ayah Jean mengatakan itu dengan air mata berurai.
Dominic menggenggam balik tangan ayah mertuanya seraya berucap, "aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan berusaha melakukan apa yang telah anda ucapkan." Entah itu janji atau hanya ucapan belaka. Tidak pernah ada yang tahu dengan semua yang diucapkan Dominic.
"Terimakasih." Ayah Jean tersenyum bahagia.
Dominic lagi-lagi tidak menjawab.
"Aku juga sangat berterimakasih kepada ayahmu yang mau menyempatkan diri berkunjung kesini." Ayah Jean memberitahu jika Adam, Ayah Dominic datang mengunjungi ayah Jean.
"Daddy Adam datang kesini dad?" Jean datang dengan membawa nampan berisi minuman untuk ayahnya dan juga Dominic.
"Iya, bahkan kita mengobrol santai sambil bermain catur bersama. Dia benar-benar orang yang baik. Kalian pasti sangat akrab." Ucapnya.
Jean pun langsung panik karena ayah nuansa mengucapkan itu tiba-tiba . Ayah Jean memang tidak tahu tentang pertikaian antara anak dan ayahnya itu.
"Haha.. Dad, kopinya segera diminum nanti keburu tidak enak." Jean segera mengalihkan topik. Dia melirik Dominic rasa tidak enak karena ayahnya sudah menyebut nama Adam.
Tidak lama datang wanita yang membawa dua tentengan tas besar di tangan kiri dan kanannya. Jean mentap wanita itu sebentar lalu mengacuhkannya.
'Tidak pernah berubah, kau sudah menghancurkan ku, sekarang memasang wajah seperti ular betina.' batin Jean kesal karena ibu tirinya seolah merasa tidak bersalah setalah apa yang sudah dia lakukan kepada Jean.
"Oh.. Ada tamu." Ibu tiri Jean menyapa Dominic dengan tatapan takjub.
"Kau darimana?" Tanya ayah Jean kepada istrinya.
"Tadi sedang ada diskon besar-besaran, jadi aku pergi untuk membeli. Sayang jika sedang sale tidak di ambil." Ucapnya tanpa dosa.
"Aku sudah katakan padamu untuk berhemat, kenapa kau masih saja seperti itu." Suara ayah Jean meninggi, lalu dia tersadar jika saat ini ada Dominic.
"Maaf, kalian mengobrol saja. Daddy akan pergi sebentar." Ayah Jean pamit pergi meninggalkan Dominic dan Jean.
"Maaf." Ucapnya lirih.
Dominic tahu kenapa Jean minta maaf, Dominic juga sangat tahu jika istrinya sering mengucapkan maaf, padahal dia sudah sering melarangnya.
Dominic menarik tangan Jean sedikit keras sampai Jean terjatuh di pangkuan Dominic.
"Na..nti Dad lihat." Jean tersipu karena Dominic menatapnya lekat.
"Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak sering mengucapkan kata maaf." Dominic menyentil dahi Jean.
"Aw.. Sakit." Jean tidak berbohong sentilan Dominic membuat dahinya memerah.
"Itu hukuman karena kau tidak menurut." Dominic memang menyentil, tapi setelah itu dia mengusap dahi Jean dengan lembut.
"Apa kau menikmati waktumu dengan sahabat lamamu?" Ucap Dominic tiba-tiba.
Jean menatap ngeri Dominic yang sudah mengeluarkan smirk mematakannya.
______________________
Maaf aku dua hari ngilang hehehe
Besok aku janji up. Terimakasih sudah menunggu <3

Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C33
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen