Happy Reading 💛
Nafas Jean tersenggal-senggal karena pelepasannya yang luar biasa. Wajahnya memerah padam karena menahan malu teramat sangat. Tadi ia dengan sangat keras menolak dan memaki Dominic. Tapi sekarang dengan tidak tahu dirinya mencapai klimaks karena Dominic. Dan yang paling membuatnya kesal adalah wajah menang dari Dominic yang masih menatap tanganya yang penuh dengan cairan milik Jean.
Jean memilih mengalihkan pandangannya daripada harus melihat wajah congkak milik Dominic. Yang kini tengah menyeringai.
"Kau tampak luar biasa." Ucapnya sambil menjilat habis cairan itu ditangannya.
"Aku menginginkannya lagi." Dominic merangkak dan menindih kaki Jean yang terbogol.
Jean teriak tercekat karena Dominic kini tengah menghisap dan memainkan payudara Jean dengan tangannya. Ia ingin menolak, tapi sekali lagi tubuhnya berkata lain. Ia juga menginginkan Dominic.
Dominic menggesekkan miliknya dibagian inti Jean yang masih mengenakan celana Calvin klean. Ingin sekali Jean memberontak dan mengatakan berhenti bermain-main. Namun tubuhnya sungguh sangat mendamba milik Dominic.
"Eugh..." Jean terlihat frustasi karena Dominic hanya memainkan payudaranya.
"Do..minic, stop.. It." Jean tidak kuat lagi. Anggap saja ia gila karena menginginkan Dominic.
Bukan menanggapi, Dominic menaruh kaki Jean pada bahunya. Ia menghirup aroma khas dari vagina Jean. Entah kenapa Dominic sangat suka dengan aromanya. Wajahnya ini dekatkan dan lidahnya menyusuri setiap inci. Saat mencapai klitoris, Jean memekik nikmat. Ini kali pertama untuknya. Ada rasa aneh menjalar dalam tubuhnya, seperti ada sengatan listrik yang membangkitkan dalam dirinya, lebih dari saat Dominic memainkan jari di vagina nya.
"Manis." Dominic menjilat penuh penekanan. Lidahnya mencoba masuk kedalam tubuh Jean. Namun karena terlalu sempit ia tidak bisa mencapai lebih dalam lagi.
"Ah.. Kumohon hentikan." Peluh keringat membasahi wajah Jean. Kabut hitam terlihat dari sorot matanya. Jean benar-benar bergairah.
"Kau menginginkannya?" Tanya Dominic melihat betapa frustasinya Jean.
Jean mengangguk. Perduli setan dengan harga dirinya. Dominic lagi-lagi tersenyum menang.
"Memohonlah."
"Kumohon, lakukan." Tanpa memperdulikan ego dan harga dirinya, Jean meminta Dominic melakukan lebih dari sekedar permainan tangan dan lidahnya.
Tentu saja dengan senang hari Dominic meladeni. Ia pun beranjak dari tempat tidur untuk membuka celana dan mengambil sesuatu dari dalam nakas.
Nampak jelas kejantanan Dominic yang besar dan mengeras siap untuk berperang dengan milik Jean. Ia buka pengaman dan memakaikannya pada kejantanannya. Dominic memakai pengaman karena tidak mau terulang kembali masalalunya tentang wanita yang memanfaatkan kehamilannya untuk menguras habis hartanya.
Dan apa yang Dominic lakukan pada wanita itu? Ia memaksa wanita itu untuk menggugurkan janin dengan cara meminum obat. Bukan hanya janinnya yang hilang namun perempuan itu tidak bisa memiliki anak kembali.
Kejam? Jahat? Itulah Dominic Archer. Ia tidak akan segan untuk menghancurkan siapapun yang sudah mengusiknya. Bukan tanpa alasan dia berlaku seperti itu. Semua bermula dari ayahnya, Adam Archer. Dia adalah seorang ayah yang memperlakukan ibu Dominic, istrinya begitu kejam. Adam sering bergonta-ganti pasangan dan melakukan itu di depan istrinya. Bahkan Dominic pernah memergoki ayahnya sedang berbuat hal itu. Bulan hanya sekali tapi beberapa kali. Hingga istrinya muak dan meninggalkan Adam dan juga Dominic. Sampai saat ini ibu Dominic tidak tahu dimana. Dan Dominic berjanji akan mengambil alih apa yang di sudah di raih ayahnya. Melengserkan ayahnya dari kursi kebesarannya di perusahaan. Dan tentunya menemukan dimana ibunya berada.
Dominic perlahan memasukan kejantanannya pada Jean. Sangat sulit bahkan beberapa kali pun Dominic masih tidak sepenuhnya masuk.
"Oh shit!! Kau sangat sempit." Ramai Dominic. Ia tidak mengetahui bahwa Jean masih virgin. Dengan hentakan keras Dominic menembus selaput dara Jean.
Jean memekik menahan sakit, perih dibagian pangkalan pahanya.
"
Oh... Fuck,, fuck. You are still a virgin, Flo." Dominic segera mencabut kejantanannya dari Jean. Ia melihat Jean yang tengah meringis memejamkan mata.
Dominic melepas ikatan di tangan Jean dan membuka borgol di kakinya. "Kemana saja kau selama ini, Ms Flo." Kata Dominic. Mungkin ia terheran masih ada gadis virgin di Amerika.
"Oh, shit.. Shit... Aku benar-benar menginginkanmu." Dominic kembali menaiki Jean dan meraup bibir mungil itu. Tangannya meraih kejantanannya untuk melepas pengaman yang menempel di kejantanannya.
"Aku tidak akan bisa berhenti, Ms Flo." Dominic kembali mengarahkan kejantanannya di lubang milik Jean. Dan kembali memasukinya. Sangat pelan, agar Jean tidak merasa begitu sakit.
"Ah!!" Lenguhan Jean terdengar saat Dominic memompa tubuhnya perlahan. Rasa sakit yang Jean rasakan terganti oleh rasa nikmat yang selama ini tidak ia rasakan.
Tangannya meraih rambut Dominic dan menikmati ritme permainan Dominic.
"Oh.. Kau benar-benar sangat nikmat." Racau Dominic. Ini kali pertamanya juga bermain dengan wanita yang masih tersegel. Ini pun kali pertamanya Dominic benar-benar menikmati permainan yang ia buat. Biasa wanitanya lah yang mencoba untuk membangkitkan gairahnya tapi Jean, tidak melakukan apapun Dominic sudah merasakan kepuasan.
"I want to come." Dominic menaikkan ritme nya. Jean menarik rambut Dominic karena ia juga benar-benar sudah tidak tahan untuk memuntahkan cairannya. Jean dibuat terbang oleh permainan Dominic yang luar biasa.
"Ah.." Dominic mencapai klimaks nya dan menumpahkan nya di dalam rahim Jean. Dominic melupakan akan kecemasannya yang terjadi di masa lalu.
Dominic menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Jean yang sedang mengatur nafasnya akibat perbuatannya dan perlahan mencabut miliknya yang bercampur cairan miliknya, Jean, dan juga darah keperawanan Jean.
Jean menutup matanya. Terlalu lelah walau hanya membuka mata. Mereka pun tertidur dengan saling memeluk.
******
Sinar matahari sudah bertengger dengan congaknya mengganggu tidur nyenyak sang tuan putri. Ia mengerjapkan matanya menyesuaikan sinar yang masuk kedalam retina matanya.
Jean duduk dan merenggangkan badannya yang terasa sedikit pegal. Ada sedikit rasa perih di pangkal paha nya saat ia menggerakkan sedikit tubuhnya.
Jean mengingat pergulatan panasnya dengan Dominic. Wajahnya memanas mengingat betapa mendamba nya ia pada setiap sentuhan Dominic. Jean juga melihat ada bercak darah di selimut yang ia pakai.
Ia pun bergegas untuk membersihkan diri. Ada rasa ngilu saat hendak melangkahkan kakinya. Jean tetep melanjutkan langkahnya meski agak sulit. Tubuhnya terasa lengket karena pergulatan mereka.
***
Jean menuju ruang makan dengan langkah sedikit terseok. Ada Eliot, Delia dan Dominic disatu meja sedang menikmati makanan mereka. Jean melirik Dominic, namun Dominic acuh dengan kedatangan Jean. Ada sedikit rasa kecewa karena Dominic mengacuhkannya setelah apa yang terjadi tadi malam.
Jean memilih kedapur untuk mengambil minum. Eliot yang melihat cara Jean yang aneh langsung bertanya.
"Ada apa dengan cara jalanmu." Eliot menatap aneh Jean.
"I-itu, aku terpeleset di kamar mandi." Kata Jean sekenanya. Tidak mungkin dia memberitahu pergulatan panasnya dengan Dominic. Namun ada pasang mata yang sedang menatapnya lekat.
"Sudah jelek, tukang tidur, bodoh pula." Eliot mencibir Jean. Ingin sekali Jean menyumpal mulut pedas Eliot dengan kaos kaki bekasnya yang selalu mengatainya dengan pedas.
Daripada kupingnya panas mendengar ocehan Eliot yang membuatnya naik darah, Jean memilih meninggalkan ruang tengah dan memilih untuk duduk di taman belakang mansion Dominic.
Suara langkah kaki mendekati Jean. Delia, datang dengan membawa semangkuk bubur dan juga susu untuk Jean.
Jean yang tidak enak hati karena dibawakan makanan oleh Delia langsung mengambil nampan yang di pegang Delia. "Tuan Dominic menyuruh saya untuk membawakan ini untuk anda." Ucapnya.
Jean terkejut dengan sikap baik Dominic padanya. Apa karena semalam Dominic menjadi baik? Jean buru-buru menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran kotor didalam otaknya.
"Dan tuan meminta saya untuk memberikan obat ini untuk anda." Delia memberikan obat yang diperintahkan oleh Dominic untuk Jean minum.
Tanpa ada rasa curiga, Jean mengambil dan langsung meminum obat itu.
_______________________
Obat apaan dari Dominic??????