Semalaman Ernest menemani Revan di rumahnya. Di sana juga masih ada Alvin, Arka, Abizar, Toni, dan Tito. Mereka semua ikut terjaga saat melihat Revan sepertinya masih terpukul dengan kepergian istrinya. Alvin ikut prihatin dengan kepergian Safina. Dia tiba-tiba memposisikan dirinya kalau nantinya seperti Revan.
'Nanti siapa dulu yang akan pulang ya, Bund. Ayah atau Bunda dulu? Atau kita sama-sama bund?' Bisik Alvin dalam hati dan tiba-tiba saja dia teringat belahan jiwanya.
"Revan.." Alvin menepuk pundak Revan pelan. Hingga membuat pria yang sama-sama tua dengannya itu menoleh ke arahnya.
"Iya, Vin."
"Semoga kamu bisa ikhlas menerima ujian ini."
"Aamiin.. kita sudah sama-sama tua. Apalagi yang kita harapkan lagi? Biarlah Safina yang lebih dulu pergi. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kita tinggal menunggu giliran saja, Vin."
Oh ya bagi yang belum tahu, saya punya novel baru judulnya JANGAN PERGI CINTA. ini sekuelnya KANIA ya. tapi saya bikinkan.novel.sendiri. yang belum mampir,.silahkan mampir. ^_^