Ia hanya melihat Pangeran di hadapannya.
Cakarnya mengembang. Roh Hijau Gunung Biru dimainkan dengan gerakan gesit, tak terduga, dengan cakar api dan es, serta badai tendangan. Gerakannya seolah binatang buas yang memburu untuk mencabik mangsanya. Efisien, keji, dingin, namun tepat daya.
Damian bergerak ke kanan, berupaya menyilaukan matanya yang sehat. Pangeran merangsek maju! Wander dengan tenang menutup matanya, merentangkan cakarnya ke depan! Matanya yang terkena kutukan mengikuti gerak jutaan benang hitam dan putih yang merambah udara di hadapannya, terus menjulur, hingga mereka membentur sebuah bayangan yang bergerak…
Ia mengatupkan cakarnya! Sebuah erangan tertahan, sebuah figur yang terlilit kuat. Ia tertawa keji! Kali ini, selama dua atau tiga detik, ia memiliki kekuasaan atas nasibnya!