App herunterladen
92.01% Kannoya Academy / Chapter 414: Besties

Kapitel 414: Besties

Sudah 3 tahun Lian Mei-Yin berlatih, sekarang ia menginjak kelas 9. Ia tidak memiliki seorang teman pun, tetapi ia tak masalah dengan hal itu.

.

.

Suatu saat, saat penerimaan murid baru, semuanya takut pada Lian Mei-Yin. Teman-teman lama Lian Mei-Yin, termasuk Annchi, menceritakan semuanya tentang kengerian Lian Mei-Yin dan berkata bahwa sebaiknya jangan dekat-dekat.

Lian Mei-Yin sudah tidak peduli, yang ia pedulikan hanya berlatih, itu saja.

.

.

Jam makan siang sudah datang. Lian Mei-Yin duduk pada sebuah bangku yang awalnya penuh dengan orang. Lalu saat ia duduk, semuanya langsung pergi menjauh. Lian Mei-Yin tersenyum,

"Seperti biasanya, aku mendapatkan satu meja untuk 12 orang. Enaknya..." pikir Lian Mei-Yin.

Lian Mei-Yin menikmati makanannya sendirian.

Saat Lian Mei-Yin masih makan, tiba-tiba seorang gadis berambut merah muda datang pada mejanya sambil berkata,

"Apakah meja ini kosong?"

Lian Mei-Yin menjawab dalam kebingungan,

"Yah, ada aku sih."

"Oh begitu, hanya kamu ya?" tanya gadis itu.

"Ya." jawab Lian Mei-Yin santai.

"Baiklah, bolehkan aku duduk di sini?" tanya gadis itu.

Lian Mei-Yin diam sebentar, lalu menjawab,

"Boleh."

Gadis itu terlihat senang,

"Yah, syukurlah, akhirnya bisa mendapatkan sebuah tempat untuk makan. Kantin ini sangatlah ramai."

"Ya, begitulah." jawab Lian Mei-Yin cuek.

.

Suasana di antara mereka menjadi sedikit aneh.

"Anu...kamu.." kata gadis itu gugup.

"Lian Mei-Yin, salam kenal." kata Lian Mei-Yin dengan cueknya.

"Oh, ya! aku adalah Li Wei Niu. Salam kenal!" kata gadis itu gugup.

"Yo." jawab Lian Mei-Yin cuek.

Lian Mei-Yin masih menikmati makanannya. Li Wei Niu mengamati Lian Mei-Yin dengan seksama.

"Kenapa? Mata kiriku? Ya, itu terbakar oleh karena sihirku sendiri. Jika tidak mau terbakar, jangan dekat-dekat. Itulah yang dikatakan oleh Annchi dan teman-teman kan? Lebih baik kamu berbuat apa yang mereka katakan." kata Lian Mei-Yin tidak peduli lagi.

"Begitu....Aku juga masih harus berlatih dengan sihirku lho." kata Li Wei Niu dengan ceria.

"Oh, begitu?" Kata Lian Mei-Yin tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Li Wei Niu.

"Benar!" Kata Li Wei Niu dengan senang.

Tak lama bel berbunyi.

"Oh! Bell sudah berbunyi. Ayo kita masuk." Kata Li Wei Niu.

"Ya." Jawab Lian Mei-Yin.

.

.

Rupanya mereka berdua sekelas, bangku di samping Lian Mei-Yin kosong, tidak ada yang mau untuk duduk di sampingnya.

"Lian Mei-Yin, kita bertemu lagi." Kata Li Wei Niu dengan senang hati duduk di sampingnya.

"Hm? Siapa ya?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Duuuh, ini aku, Li Wei Niu." Kata Li Wei Niu.

"Oh." Jawab Lian Mei-Yin tidak peduli.

.

.

Sepulangnya,

"Li Wei Niu, kamu tidak takut dengan Lian Mei-Yin?"

"Bukankah dia mengerikan?"

"Dia telah membakar teman-teman sahabatnya sendiri."

"Kamu yakin ingin berteman dengannya?"

Li Wei Niu hanya diam saja.

"Sebenarnya..." kata Li Wei Niu.

Li Wei Niu terdiam sebentar. Angin berhembus dengan lembut, mentari sudah mulai menyembunyikan dirinya.

"Aku ingin mengenalnya lebih lagi. Dia terlihat berbeda dari kalian semua." Kata Li Wei Niu.

Lalu teman-temannya menganggap dia aneh.

.

.

.

Keesokan harinya, Li Wei Niu datang lagi pada Lian Mei-Yin. Begitu juga dengan seterusnya.

Tetapi Li Wei Niu mulai menyadari sesuatu. Ia melihat bahwa Lian Mei-Yin selalu pulang terburu-buru. Ia tidak pernah menyediakan waktu untuk bermain dengan teman-temannya.

"Kenapa ya?" Tanya Li Wei Niu penasaran.

.

.

Li Wei Niu memiliki sebuah rencana pada hari libur. Ia berencana untuk mengajak Lian Mei-Yin ke berbagai tempat untuk menghabiskan waktu bersama.

.

.

Keesokan harinya, pada hari libur,

"Lian Mei-Yin, yuk pergi!" Kata Li Wei Niu yang tiba-tiba datang pada rumahnya.

"Bagaimana kamh bisa di sini?" Kejut Lian Mei-Yin.

"Aku.... mencari tahunya. Ayo kita bermain sebentar." Kata Li Wei Niu.

"Bermain? Yang benar saja. Aku ada latihan." Kata Lian Mei-Yin.

"Sampai kapan?" Tanya Li Wei Niu.

"Sampai nanti malam pukul 11.00, kira-kira." Kata Lian Mei-Yin.

"Astaga, ayolah, ini adalah hari libur, bersenang-senanglah sedikit." Kata Li Wei Niu.

Lian Mei-Yin sudah menolaknya, tetapi Li Wei Niu terus meminta, dan akhirnya Lian Mei-Yin menerima undangan Li Wei Niu.

.

Mereka bersenang-senang di dalam berbagai macam taman bermain. Mereka makan di kafe yang enak. Mereka berbelanja di mall yang keren. Baru kali ini Lian Mei-Yin merasakan hal yang menyenangkan karena selama ini ia hanya merasakan kewajiban, itu saja.

Akhirnya, mereka pulang pukul 6 malam.

Saat pulang, seorang wanita tua sudah menunggu di depan pintu.

Lian Mei-Yin ingat, jika ia harus melakukan latihan.

"Lian Mei-Yin!" Kata wanita itu kesal.

"Ya?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Berani-beraninya kamu membolos pelatihan! Oleh karena itu, karena kamu sudah beristirahat lebih dari 8 jam, kamu akan berlatih hingga pukul 5 subuh." Kata wanita itu.

Li Wei Niu dan Lian Mei-Yin terkejut mendengar itu.

"Tapi, bukankah Lian Mei-Yin memerlukan istirahat? Libur? Dan juga, ini adalah salahku, aku memaksanya agar bermain denganku!" Tanya Li Wei Niu berusaha agar Lian Mei-Yin tidak dihukum.

"Tidak! Ini salah Lian Mei-Yin! Kenapa ia ingin ikut denganmu untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna? Lian Mei-Yin perlu diasah lagi pikirannya. Begitu juga dengan kemampuan sihirnya." Kata wanita itu.

Li Wei Niu tahu jika ia sudah tidak bisa apa-apa. Wanita itu cukup keras kepala untuk dibantah.

"Baiklah! Lian Mei-Yin! Masuk ke tempat pelatihan!" Kata wanita itu.

"Tapi--" kata Li Wei Niu yang masih ingin memberikan istirahat pada Lian Mei-Yin.

"Baik." Jawab Lian Mei-Yin dingin.

Li Wei Niu merasa bersalah sekarang.

"Jika begini terus.... Lian Mei-Yin tidak akan mengetahui apapun tentang dunia luar.." pikir Li Wei Niu.

.

.

Keesokan harinya, Lian Mei-Yin menjadi lebih dingin pada Li Wei Niu. Lian Mei-Yin tidak merespon pada setiap perkataan Li Wei Niu.

Li Wei Niu berpikir bahwa Lian Mei-Yin marah padanya, jadi ia berusaha untuk mencari cara agar Lian Mei-Yin tidak marah lagi.

.

.

Ia mendapatkan sebuah ide.

.

.

Saat malam datang, rembulan bersinar terang, cahaya rembulan menari-nari di antara awan-awan, bintang-bintang memainkan cahayanya. Li Wei Niu datang lagi pada rumah Lian Mei-Yin.

"Hm? Kamu lagi?" Kata Lian Mei-Yin yang menbukakan pintu pada saat Lian Mei-Yin sudah selesai latihan.

"Ya... anu.. begini.. apakah kamu ingin menonton sebuah film bagus? Mungkin ini bisa membuatmu menjadi lebih baik... maksudku--" kata Li Wei Niu. Belum saja ia selesai bicara, Lian Mei-Yin memotongnya,

"Maaf, aku tidak memiliki waktu untuk hal-hal seperti itu."

"Bagaimana saat kamu tidur?" Tanya Li Wei Niu.

"Maksudmu, kamu menyuruhku agar tidak tidur?" Tanya Lian Mei-Yin kebingungan.

"Bukan. Aku akan mengirimkannya lewat mimpi. Semua yang pernah aku rasakan, semua yang pernah aku lihat... aku bisa kirimkan pada mimpimu." Kata Li Wei Niu.

"Hm? Apakah ini sebuah ritual atau bagaimana?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Bukan, ini adalah sihirku. Karena sihirku tidak sesuai sebagai pahlawan, aku berpikir untuk menjadi penulis saja. Karena jika menjadi pahlawan, aku tidak akan bisa menyerang sama sekali." Kata Li Wei Niu.

"Begitu..." kata Lian Mei-Yin.

"Boleh kan? Boleh? Boleh? Boleh?" Kata Li Wei Niu memohon dengan sangat.

"..... baiklah." Jawab Lian Mei-Yin.

"Hore!"

.

.

"Baiklah, Lian Mei-Yin, pejamkan kedua matamu. Biarkanlah dirimu bermimpi." Kata Li Wei Niu.

"Sebenarnya, selama ini.. aku tidak pernah bisa tertidur." Kata Lian Mei-Yin dengan tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Li Wei Niu.

"Karena.... setiap kali aku tertidur... mimpi itu terulang lagi... terus menerus..." kata Lian Mei-Yin.

"... begitu... tenanglah. Aku bisa mengubahnya dengan sihir imajinasiku." Kata Li Wei Niu.

"..."

"Baiklah, tidurlah." Kata Li Wei Niu.

Lian Mei-Yin berusaha untuk tidur, akhirnya ia tertidur. Dan benar, ia memimpikan mimpi itu lagi,

"Menjauhlah dariku!"

"JANGAN DEKAT-DEKAT!"

"Dasar tidak tahu diri!"

"Hey, lihat, itu adalah bajak laut tanpa penutup mata! Hahaha!"

"Ia tidak pantas memiliki teman!"

"Bisa-bisanya menyakiti teman sahabatnya sendiri hanya karena keegoisannya?"

"Tidak layak!"

.

"Lagi! Gerakanmu masih jauh dari para pemula!"

"Arahnya bukan kebawah! Jika kebawah itu akan membakar kakimu!"

"Bahkan menfokuskan api tidak bisa, kamu ini sepayah apa?"

"Tidak ada istirahat untukmu hari ini!"

"Kalau begini terus kamu tidak akan bisa jadi pahlawan!"

.

.

Lian Mei-Yin mulai ingin bangun dari mimpinya, tetapi sesuatu menghentikannya untuk terbangun.

Sebuah cahaya muncul, mengusir semua mimpi buruk itu.

"Eh?" Kejut Lian Mei-Yin.

"Kita bertemu lagi." Kata Li Wei Niu yang tiba-tiba muncul.

"Di mana ini?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Tenanglah, aku bisa mengubahnya sesuka hatiku." Kata Li Wei Niu.

Li Wei Niu tersenyum riang, ia menarik tangan Lian Mei-Yin dan berlari bersama.

"Eh?" Kejut Lian Mei-Yin.

"Lian Mei-Yin, lihat!" Kata Li Wei Niu sambil mengayunkan tangan satunya yang tidak memegang tangan Lian Mei-Yin. Ia menganyunkannya sambil berlari. Dari gerakan tangannya, muncul cahaya yang mengekor. Cahaya itu berwarna keunguan, seperti ungunya bunga violet.

Lian Mei-Yin terkagum melihat itu, lalu ia berlaku sama. Cahaya merah muda mengekor pada tangannya. Lian Mei-Yin merasa senang, seperti kembali pada masa kanak-kanak.

.

"Di sini, mau menonton?" Tanya Li Wei Niu

"Menonton apa?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Hehehe, bagus kok pokoknya. Ada seorang karakter yang sepertimu, memiliki luka bakar pada mata kirinya." Kata Li Wei Niu.

"Benarkah?" Kejut Lian Mei-Yin.

"Ya, hehe, tonton saja!" Kata Li Wei Niu.

.

.

.

"Seru kan? Tak terasa kita sudah menyelesaikan 1 season 12 episode. Hehe, menyenangkan ya~" kata Li Wei Niu.

Lian Mei-Yin tersenyum,

"Benar.. aku ingin menonton lagi. Aku sudah tidak takut tidur lagi." Kata Lian Mei-Yin.

"Tidur menyenangkan lho. Ahaha!" Kata Li Wei Niu sambil tertawa riang.

.

.

Pagi pun datang, waktunya Lian Mei-Yin bangun.

"Segarnya." Kata Lian Mei-Yin.

"Benar kan? Makanya tidur!" Kata Li Wei Niu sambil menusuk pipi Lian Mei-Yin dengan jari telunjuknya.

"W-Woi, Hewtikan!" Kata Lian Mei-Yin.

Li Wei Niu tertawa.

.

.

Mereka melakukan hal itu terus menerus. Tidur dalam imajinasi Li Wei Niu yang indah, membuat Lian Mei-Yin tidak takut tidur lagi.

.

.

.

Akhirnya Lian Mei-Yin dan Li Wei Niu bisa lulus kelas 9. Saat kelulusannya pun, Lian Mei-Yin sudah bisa lepas dari latihannya,

"Kamu sudah mahir. Ini semua berkat kerja kerasmu." Kata wanita itu.

Lalu wanita itu pergi meninggalkannya dan tak pernah kembali lagi.

Lian Mei-Yin sekarang merasa senang, tetapi rupanya kesenangannya tak lama. Tugas-tugas kelas 10 terasa sangat banyak dan selalu menumpuk. Akhirnya ia hanya bisa bersenang-senang lewat mimpi imajinasi Li Wei Niu lagi.

.

.

Tak lama, mereka lulus kelas 12. Lian Mei-Yin diterima pada sebuah universitas terkenal oleh karena kemampuan sihirnya. Sementara itu, Li Wei Niu masuk ke sebuah universitas sastra.

Meskipun terpisah, Li Wei Niu selalu datang ke rumah Lian Mei-Yin tiap malam untuk menidurkannya.

"Lian Mei-Yin." Kata Li Wei Niu.

"Hm?" Jawab Lian Mei-Yin.

"... suatu saat, kamu harus lepas dariku. Kamu tidak bisa tidur begini terus. Maksudnya bukannya tidak bisa tidur dengan senang terus, tapi kamu tidak bisa tidur dengan imajinasiku terus... kamu seolah-olah bergantung padaku jika begitu.... dan jika kamu mempunyai keluarga nantinya, aku tentu saja tidak bisa terus begini." Kata Li Wei Niu.

"... begitu..." jawab Lian Mei-Yin.

Lian Mei-Yin terdiam sebentar.

"Tapi... aku ingin selalu begini, bisa bermain bersamamu." Kata Lian Mei-Yin.

"Benar... aku juga ingin begitu.." kata Li Wei Niu.

.

"Baiklah, saat liburan kemarin, kedua orangtuaku membawaku ke pulau Bali, pulau yang indah! Lihat!" Kata Li Wei Niu.

Latar di sekitar mereka berubah menjadi sebuah bandara.

"Eh?" Kejut Lian Mei-Yin.

Li Wei Niu menggandeng tangannya.

"Ayo! Kita bisa terlambat!" Kata Li Wei Niu.

"Eh? Terlambat apa?" Kejut Lian Mei-Yin.

Mereka berdua memasuki sebuah pesawat.

"Jadi begini rasanya naik pesawat..." kata Lian Mei-Yin.

.

"Lihat! Sudah terlihat lho!" Kata Li Wei Niu.

Lian Mei-Yin mengintip keluar jendela.

"Benar..." jawab Lian Mei-Yin.

.

Mereka bermain-main di pantai. Ya, hanya mereka berdua, karena ini adalah imajinasi Li Wei Niu.

.

"Lian Mei-Yin, lihat kalung ini! Bagus tidak?" Tanya Li Wei Niu.

"Cocok untukmu." Kata Lian Mei-Yin.

"Benarkah? Tahu begitu aku membelinya saat kemarin liburan.." keluh Li Wei Niu.

"Eh? Bukankah kamu bisa membelinya saja tanpa pendapatku?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Tentu tidak bisa! Kalau kamu tidak suka bagaimana?" Keluh Li Wei Niu.

Lian Mei-Yin tertawa.

"Kamu terdengar seolah-olah bergantung padaku." Kata Lian Mei-Yin sambil tertawa.

"Duuuhh..." keluh Li Wei Niu.

.

.

Akhirnya mereka bermain-main lagi.

"Asiknya melihat matahari terbenam di pantai..." kata Li Wei Niu senang.

"Ya.. benar... menenangkan sekali." Kata Lian Mei-Yin.

"Kamu tahu? Matahari adalah api, kalau matahari seindah ini, berarti api seharusnya tidak semengerikan yang teman-teman katakan... seperti di dalam film itu." Kata Li Wei Niu.

"Benar.. aku mulai berpikir jika api tidak menyeramkan, dan oleh karena itu, sepertinya aku bisa lulus dari latihan wanita itu." Kata Lian Mei-Yin.

"Sebenarnya, kamu takut pada api? Habis, kamu adalah penyihir api, jadi seharusnya kamu tidak takut api... " Tanya Li Wei Niu.

"Dulu... aku takut... sekarang, jika api itu di bawah kendaliku, aku justru merasa tenang." Kata Lian Mei-Yin sambil mengepalkan tangan kirinya. Tangan kirinya segera diselubungi oleh api membara, tetapi api itu tidak membakar siapapun.

"Keren!" Kata Li Wei Niu saat melihat api itu.

.

"Oh? Suara apa ini?" Kejut Li Wei Niu.

"Suara alarmku.." kata Lian Mei-Yin.

"Oh, kalau begitu, artinya bangun!" Kata Li Wei Niu.

"Ya." Jawab Lian Mei-Yin.

.

Mereka berdua terbangun.

"Benar-benar baru tahu jika suara alarm bisa masuk ke dalam mimpi.." keluh Li Wei Niu.

.

.

.

.

Beberapa tahun kemudian, Lian Mei-Yin akhirnya lulus dari universitas dan sudah menjadi assisten salah satu pahlawan yang hebat.

.

Tak lama juga, ia sudah berada di peringkat 120 di negaranya, China.

"Lian Mei-Yin, kamu memang hebat!" Kata Li Wei Niu.

"Kamu juga hebat, dapat membuat cerita seindah ini." Kata Lian Mei-Yin yang menjadi pelanggan setia buku-buku milik Li Wei Niu.

.

.

"Lian Mei-Yin, bagaimana jika kita ketemuan?" Tanya Li Wei Niu.

"Baiklah." Jawab Lian Mei-Yin.

.

.

Akhirnya, mereka bertemu di suatu tempat dan berbincang sebentar, hingga..

.

Suara ledakan terdengar sangat kencang.

Lian Mei-Yin segera mengendalikan api-api yang menyebar pada gedung itu.

"Siapa itu?" Tanya Lian Mei-Yin.

"Fire Core.." kata seorang wanita dengan jubah hitam.

Semua orang mulai berlindung, mereka semua ketakutan.

Wanita itu menggerakkan kedua tangannya dari bawah ke atas depan secara bergantian. Tiba-tiba, pada lantai halus gedung itu muncul duri-duri yang sangat banyak, hendak melukai banyak orang.

Dengan cepat Fire Core menghancurkan duri-duri besar itu dengan sihirnya.

.

"Bukankah itu akan membakar semuanya?" Tanya wanita berjubah hitam itu.

Fire Core tersenyum. Ia menyatukan kedua tangannya, sebuah api besar mengumpul. Fire Core melemparkan api itu pada wanita itu.

"Bodoh, kamu bisa melukai orang-orang DI BELAKANGKU!" Kata wanita itu yang tiba-tiba melompat dan menghindari api Fire Core.

Melihat itu Fire Core tetap tenang dan dengan kepalan tangan yang tadinya membuka, ia tutup.

Api itu segera padam sebelum mengenai tubuh orang-orang itu.

"Sebagai pahlawan, kamu masih terlalu lamban." Kata wanita itu.

Wanita itu membuat duri dari segala permukaan.

Fire Core menyilangkan kedua tangannya, api mulai membara pada kedua tangannya. Lalu Fire Core merentangkan kedua tangannya. Api yang besar mulai membara pada seluruh ruangan itu.

"Bodoh... semuanya akan terbakar." Kata wanita itu.

Duri-duri mulai hangus terbakar oleh api Fire Core.

Tapi,

"Apa? Kenapa mereka semua baik-baik saja?" Kejut wanita itu.

"Karena pelatihan wanita tua itu, terimakasih." Pikir Fire Core.

Fire Core menerjang ke arah wanita itu. Fire Core berhasil menendangnya dan memukulnya.

Saat Fire Core melompat ke belakang dan berusaha untuk menerjang lagi, wanita itu mulai berpikiran kejam.

Wanita itu tersenyum, hal itu membuat Fire Core sadar jika ada sesuatu yang telah ia rencanakan.

.

Wanita itu membuat duri yang mengarah pada tubuh Li Wei Niu. Tentu Fire Core, atau Lian Mei-Yin, sangat terkejut.

"Sihir apiku tidak akan sempat, menarik tubuhnya juga tidak akan sempat, satu-satunya cara.." pikir Fire Core.

.

Fire Core berlari ke arah Li Wei Niu dan berusaha untuk berdiri di depan Li Wei Niu.

.

Tapi

.

.

Lian Mei-Yin, atau Fire Core merasa bahwa ia telah didorong menjauh dari tubuh Li Wei Niu. Fire Core kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke samping. Saat mulai terjatuh, ia melihat tangan kiri Li Wei Niu yang mengarah pada tubuh Lian Mei-Yin, seolah-olah ia telah mendorong tubuh Lian Mei-Yin tadi.

Duri-duri mulai menusuk pada tubuh Li Wei Niu.

"Jangan..... selamatkan... aku." Kata Li Wei Niu.

"Kenapa?" Kejut Lian Mei-Yin, atau Fire Core.

Lian Mei-Yin merasa gagal menjadi seorang pahlawan.

Akhirnya, pahlawan dengan peringkat yang lebih tinggi datang dan menahan wanita itu.

.

Li Wei Niu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

"Li Wei Niu! Kenapa? Kenapa aku tidak boleh menyelamatkanmu? Padahal selama ini kamu sudah menyelamatkanku..." tangis Fire Core.

Keadaan Li Wei Niu yang kritis oleh karena duri-duri besar yang menusuk pada perutnya dan kedua tangan kakinya membuat Fire Core semakin tertekan.

"Lian Mei-Yin..." kata Li Wei Niu dalam keadaannya yang kritis.

"Kamu... tidak boleh menyia-nyiakan nyawamu hanya untukku... semuanya memerlukanmu." Kata Li Wei Niu.

"Tapi... kalau begini namanya aku bukanlah seorang pahlawan!" Tangis Fire Core.

"Lian Mei-Yin.... kamu sudah menjadi pahlawan kok." Kata Li Wei Niu berusaha menenangkan Lian Mei-Yin.

"Tidak! Aku tidak ingin menjadi pahlawan dalam nama saja!" Tangis Fire Core.

Li Wei Niu menggeleng,

"Tidak kok.. kamu sudah menjadi pahlawanku. Kamu selalu menyediakan waktu bersamaku untuk bermain dan bersenang-senang." Kata Li Wei Niu.

".. seharusnya aku yang berkata begitu.." tangis Fire Core.

"Tidak.... dari dulu.... semuanya menganggap bahwa sihirku tidak berguna. Dengan bersenang-senang bersamamu, aku dapat melatih sihirku dan aku mulai berpikir bahwa sihirku berguna..." kata Li Wei Niu.

"Karena itu, kamu tidak boleh meninggal..." tangis Fire Core.

"Meninggal? Oh, dokter tidak berkata begitu padaku, berani-beraninya, hahaha... *uhuk" kata Li Wei Niu yang tetap saja masih ceria.

"Li Wei Niu..." kata Lian Mei-Yin sedih.

.

Li Wei Niu berhenti tertawa,

"Lian Mei-Yin...." kata Li Wei Niu.

"Ya?" Tanya Lian Mei-Yin dengan kesedihan yang besar.

".... aku mempunyai sebuah misi untuk hidupmu sebagai seorang pahlawan." Kata Li Wei Niu.

"A-Apa itu?" Tanya Lian Mei-Yin.

".... sebentar lagi, seperti yang kaukatakan, kamu akan kehilangan seorang sahabat. Jadi... sebagai pahlawan, kamu tahu rasa sakit kehilangan seseorang. Jadi, misimu adalah.. mencegah siapapun untuk mengalami sakit yang kau rasakan ini. Dengan begitu, kamu akan tahu arti dari seorang pahlawan sejati." Kata Li Wei Niu.

"... baiklah.... aku akan melakukannya.... tapi.... aku masih ingin kita untuk bersama...." tangis Fire Core, alias Lian Mei-Yin.

"Lian Mei-Yin... tidak semua orang akan selalu hidup.... ada saatnya seseorang meninggalkan dunia ini. Masalahnya kita tidak tahu kapan itu. Oleh karena itu, kamu harus siap setiap saat, baik kehilangan dirimu ataupun kehilangan orang lain..." kata Li Wei Niu.

"Dan juga, berjanjilah.... meskipun tanpaku, janganlah terus bersedih. Jika kamu terus bersedih, kamu tidak akan bisa maju dan menyelamatkan semua orang dari rasa sakit yang kamu alami, itu membuatmu tidak sebagai pahlawan. Tetaplah bersenang-senang pada saatnya, carilah teman baru, perluas wawasan dan hubungan sosialmu. Dan juga, jadilah harapan untuk dunia ini, di manapun itu." Kata Li Wei Niu.

Lian Mei-Yin memegang tangan kanan Li Wei Niu dengan erat sambil menangis pada tangannya.

Li Wei Niu tersenyum hangat pada Lian Mei-Yin.

"Rasa kehilangan, sedih, sakit, putusnya harapan, mulai sekarang kamu akan tahu rasanya.... dan tolong cegahlah agar semuanya tidak mengalami hal ini." Kata Li Wei Niu.

"Ya... aku akan melakukannya..." tangis Lian Mei-Yin.

"Baiklah, anak baik, jangan menangis.." kata Li Wei Niu sambil mengelus-elus kepala Lian Mei-Yin.

"Bagaimana mungkin aku tidak menangis.. kehilangan satu-satunya sahabat..." tangis Lian Mei-Yin.

"Inilah perasaan semua orang yang kehilangan satu-satunya yang mereka sayangi... jadi, lindungilah semua orang, kalau bisa jangan bunuh penjahat, karena pasti akan ada yang merasa kehilangan... mereka pasti memiliki hubungan." Kata Li Wei Niu.

"Baik..." jawab Lian Mei-Yin.

"Baiklah... baguslah jika kamu mengerti..." kata Li Wei Niu.

.

.

Tak lama, Li Wei Niu sudah tiada.

Fire Core memakamkannya.

"Aku berjanji... Li Wei Niu." Kata Fire Core.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"AKU BERJANJI! LI WEI NIU!" teriak Fire Core dalam hati.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C414
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen