App herunterladen
80.67% Perjuangan cinta yang suci / Chapter 96: Sakit di hatiku saja bisa aku tahan

Kapitel 96: Sakit di hatiku saja bisa aku tahan

Reyhan terus menggendong kiran sampai di rumahnya.Reyhan memang sengaja membawa kiran untuk singga di rumahnya dulu.

Reyhan mendudukan Kiran di sofa ruang tamu yani pun ikut duduk di sofa samping kiran.

"Antarin aku ke rumah yani saja ka Rey,,,!!" ucap Kiran dengan perasaan tak enak hati.

"Udah kamu duduk saja dulu,,,!! aku mau ngobatin luka di tangan kamu itu."Kata Reyhan menunjuk ke arah tangan kiran yang terluka.

Kiran menarik napasnya pelan tak tahu mau berkata apa lagi.Sedangkan yani sudah duduk santai sambil memperhatikan Kiran dan Reyhan dengan tersenyum mesem-mesem.

Setelahnya Reyhan masuk ke dalam rumah mencari bundanya.

"Bunda,,,,,bunda...."Teriak Reyhan.

"Kamu apaan sih Rey,,,,Selalu saja gangguin bunda.Bunda lagi masak tau.Setiap sampai rumah pasti teriak-teriak.Punya anak satu udah gede tapi sifatnya masih kayak anak kecil.Hhhmmmm kamu kapan dewasanya sih Rey,,,?" kata bu Rina mengomeli anaknya itu sambil terus memotong-motong sayur yang akan di masak.

"Bunda marahnya nanti saja ya,,,!! aku mau minta kotak P3knya.Bunda naruhnya di mana..?" tanya Reyhan dengan buru-buru.

Wajah bu Rina begitu terkejut mendengar Reyhan meminta kotak obat.Dia sangat takut anaknya itu kalau sampai terluka.

"Kamu terluka nak,,,,? di mana? biar bunda obatin."Kata bu Rina yang sudah melepaskan pisau di tangannya dan langsung mendekati Reyhan kemudian memeriksa tubuh Reyhan dengan seksama.

Reyhan menarik napasnya."Bukan Rey yang terluka bun,,,,teman Reyhan yang terluka.Bunda simpan di mana kotak obatnya..?"

"Oh,,,,bunda kirain kamu....Di sana kotaknya di dalam kulkas."Tunjuk bu Rina ke arah kulkas yang terdiri dari dua pintu itu.

Dengan segera Reyhan mengambil kotak obatnya dan segera kembali ke ruang tamu.

Bu Rinapun mengikuti Reyhan ingin mengetahui teman putranya yang terluka itu.

"Sini tanganmu,,,!!" Reyhan menarik tangan Kiran begitu dia sudah duduk di samping Kiran.

Belum juga kiran menolak Reyhan malah main tarik-tarik tangannya.

"Eh,,,ini toh temannya Reyhan."Ucap Bu Rina tersenyum Ramah.

Kiran dan yani hanya tersenyum.

"Astaga,,,,kenapa tangan kamu sampai terluka neng cantik,,,?" kata Bu Rina lagi yang terlihat sedikit khawatir.

Kiran tersenyum canggung."Ga pa pa bu,,,tadi saat aku dan yani olahraga tiba-tiba saja aku terjatuh dan AAWWW,,,,"Perkataan kiran terpotong saat Reyhan mengobati tangannya.Obat yang di taru di lukanya begitu perih.

"Sudah ga pa pa,,,itu hanya efek obatnya saja.Luka kamu akan cepat sembuh."Kata Reyhan kemudian meniup-niup tangan kiran.

Bu Rina dan yani hanya memperhatikan mereka sambil senyum-senyum.Dalam hati bu Rina berharap bahwa kiran dan Reyhan akan bersama.Bu Rina sangat ingin melihat putra semata wayangnya itu segera menikah.

Kini kiran yang malah salah tingkah di perlakukan Reyhan dengan sangat lembut.Tadi dia harus di gendong dan sekarang malah di obati.Apalagi sekarang ada bu Rina yang menatapnya dengan tatapan aneh sambil tersenyum.

"Sekarang kaki kamu,sini,,,,taruh di atas pahaku..!!aku akan mengobatinya."Kata Reyhan.

Kiran menggaruk belakang lehernya dan menelan ludanya dalam-dalam.Apa pria ini bercanda,,?

"Ga,,,,ga usah ka Rey,Biar aku suruh tukang urut saja."Tolak kiran tersenyum canggung sambil melihat bu Rina,yani dan Reyhan secara bergantian

"Kaki kamu terluka juga neng cantik...?" tanya bu Rina memastikan.

Kiran mengangguk dengan malu-malu.

"Sudah sini,,,,kalau tak cepat di obatin nanti kaki kamu akan semakin membengkak."Kata Reyhan kemudian mengangkat kaki kiran dengan hati-hati.

Kiran mencoba terus menolak."Ga usah ka,,,aku udah sedikit mendingan.Ayo yan,,,,kita pulang saja.Ee,,,,eeh ka Rey ga usah."Kiran berusaha melepaskan kakinya yang sudah berada di atas paha Reyhan.

"Obatin dulu kaki kamu ki,,,,benar kata ka Rey kalau di obatin sebentar pasti kaki kamu akan semakin membengkak.Dan itu rasanya akan semakin sakit."Kata yani sambil melihat kiran.

Kiran hanya pasra saja sambil terus tersenyum malu ke arah bu Rina yang terus memperhatikannya.

"Kamu tahan ya,,,,!! ini rasanya akan sangat sakit tapi setelah itu kamu akan bisa berjalan lagi."Jelas Reyhan sambil menggosokan minyak urut di kaki kiran yang sudah terlihat membiru dan sedikit bengkak dengan perlahan.

"Iya aku pasti akan tahan.Sakit di hatiku saja bisa aku tahan,apalagi cuman sakit di kakiku."Jawab kiran asal-asalan yang sebenarnya dia sangat takut.

Mendengar perkataan Kiran,Reyhan mengerutkan keningnya sedangkan bu Rina dan yani sudah tertawa cekikikan dengan perkataan kiran.

Kiran menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sambil cengengesan.

"Aww,,,aww,,,,adu,,,adu,,sakit,,sakit.Ka Rey sakit."Kiran merintih sambil mencengkram kuat pergelangan tangan Reyhan.

Yani bergidik ngeri melihat wajah kesakitan kiran sambil memeluk bantal sofa dengan kuat.

"kamu bilang kamu akan tahan,,,jadi kamu tahan dulu sebentar."ucap Reyhan yang sebenarnya merasa tak tega melihat wajah kesakitan kiran.

Kiran menggelengkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

"Tidak ka,,,ini sangat sakit,,,,, "

Kreeek,,,,,

"Aaaaaaaaa,,,,,"kiran berteriak saat tiba-tiba saja Reyhan menarik kakinya.Air matanya semakin deras mengalir.

"Sudah,,,,! rasanya sakit hiks,,,,hiks."Kiran menangis seperti anak kecil.

Bu Rina merasa kasihan melihat kiran dan yani semakin bergidik.

"Hei hei kiran,,,,ini sudah.Jangan menangis,,!"Kata Reyhan menggenggam tangan Kiran.

"Aku ga mau di urut sama kamu lagi." kata kiran masih sesegukan.

Reyhan tertawa sambil geleng-geleng kepala.

"Kaki kamu pasti sudah bisa jalan.Coba kamu tes berdiri..!! ucap Reyhan menurunkan kaki kiran perlahan.

Dengan perlahan kiran berdiri dan menggerakan kakinya dan benar saja,kakinya sudah bisah di gerakan dan sudah tak terlalu sakit lagi.

"Aku udah bisa jalan,,," ucap Kiran dengan senang.

Reyhan memang tahu cara untuk mengobati kaki yang terkilir karna dia perna mengikuti latihan perguruan ilmu bela diri dan di situlah dia di ajarkan cara mengatasi kaki yang terkilir.

"Sukurlah,,,,Kalau gitu kita segera pulang."Kata yani merasa lega.

"Eh eh neng-neng cantik udah mau pulang.Jangan dulu ya,,,kita sarapan sama-sama dulu."Kata bu Rina yang tak rela kalau kiran pergi.

Yani tersenyum."Bukan kami menolak tante,,,tapi ibu dan bapak yani pasti uda nungguin kita.Nanti kapan-kapan kita akan makan bersama tante."Kata yani merasa tak enak hati.

"Hhhmmm,,,ya uda,tapi janji ya kapan-kapan kalian harus makan bersama tante dan Rey."Ucap bu Rina.

Kiran dan yani mengangguk bersama.

"Makasih ya ka Rey udah tolongin kiran."Kata kiran dengan tulus.

Reyhan hanya mengangguk sambil tersenyum.Setelahnya Kiran dan yani segera meninggalkan rumah Reyhan.

Kiran berjalan masih sedikit terseok.Kakinya masih terasa sedikit sakit walau tak sesakit sebelum di urut oleh Reyhan.

😊😊😊😊😊


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C96
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen