Kapitel 91: Rumah Makan Khas Tiongkok

Setelah kerumunan orang dalam ruang pertemuan bubar, suasannanya menjadi suram.

Layar pada TV LCD 98 inci dihentikan sementara, berbagai kabel di bawah TV ditarik keluar dan ditumpuk secara asal-asalan.

Meja konferensi di depan layar TV terlihat berantakan, ada kotak rokok, asbak dengan puntung-puntung rokok, minuman, serta kotak bungkusan, buku dan majalah berserakan, bahkan ada beberapa lembaran koran yang terpisah dari tempat serinya.

Hashimoto Shiro melemparkan jasnya ke sudut. Dia kemudian membuka tiga kancing bajunya. Terlihat samar-samar dada yang kekar dan berbulu tipis dari bajunya.

Pan Hua agak bersandar di meja sebelum dia menggoyangkannya sedikit, lalu berkata, "Ayo lanjut menonton."

"Tidak usah." Hashimoto Shiro menggelengkan kepalanya dan tidak mau menyentuh remote control.

Pan Hua menggapai sendiri remote control tersebut dan menekan tombolnya.