App herunterladen
50% Flattery(COMPLETE+END) / Chapter 17: Menjadi Penguntit

Kapitel 17: Menjadi Penguntit

Seorang yang terkenal nakal dan tak beraturan hanya bisa tertidur di dalam asramanya. Tanpa memikirkan makan ataupun mandi. Yang dia ingin kan hanya tertidur seharian. Dia lelah menghadapi sekolah yang tak ada habisnya. Namun di tengah tidur nya dia pun tiba-tiba terbangun, memikirkan sesuatu yang hanya ada di otak kepalanya. Dia pun bergegas keluar asrama dan bersiap untuk mandi.

"Lah dan udah bangun lo? Sini nge-teh bareng kita." Ujar alif yang sedang bersantai ria di balkon asrama bersama beberapa teman lainnya. Sementara dani hanya tersenyum tipis lalu berkata "Gue buru-buru. Lain kali aja."

Dia pun segera bergegas memasuki kamar mandi dan merapihkan penampilannya. Setelah menurutnya penampilannya sudah perfect, diapun keluar meninggalkan asrama. Tak lupa ia meminjam motor asrama, membawa dompet kulit serta handphone canggihnya.

"Alamatnya dimana ya? Gue lupa nomor rumah nya lagi. Tanya aja kali ya." Gumamnya pada diri sendiri. Dia pun tetap menjalankan motornya, kalau Tanya ke bu lili kayaknya ketahuan banget keponya. Gengsi lah gue pikirnya.

Dia pun mengambil handphonenya lalu menelpon bu mina si sahabat karib nya bu lili sekaligu smenajdi guru piket di sekolahnya.

"Hallo?"

"Iya ini siapa ya?"

"Dani bu."

"Oh dani. kenapa dan?"

"Gini bu, saya mau Tanya alamat bu lili. Ibu tau ga?"

"Buat apa emang?"

"Saya mau belajar buat UJIKOM bu, biar ga keteter, kebetulan saya juga lagi diluar."

"Alamatnya di Jl.perumans jaya no 5, jakarta."

"Oh yaudah makasih ya bu." Dani pun langsung menekan tombol merah pada handphonenya.

Setelah beberapa lamanya perjalanan yang di tempuh dani, dia pun menemukan letak rumah bu lili. terlihat sederhana namun membuat siapa saja yang melihat akan merasakan kedamaian. Dia menunggu di dekat warung yang berada dekat pada rumah bu lili, dia duduk lalu menimang apa yang akan dilakukan.

"Emm, gue masuk aja kali ya? Panggil aja siapa tau bu lili keluar. Kalau bu lili Tanya gue ngapain bilang aja mampir sebentar mau belajar."

"Eh tapi sekarang jam berapa ya? Gue takut kepagian." Dani pun langsung melihat kearah jam tangan nya lalu bergumam kembali.

"Jam 10. Udah siang ko."

Dani pun melangkahkan kakinya hendak berjalan ke rumah itu, namun dia kembali mengurungkan niatnya dan duduk seperti semula.

"Eh tapi ntar bu lili pikir gue suka lagi sama dia. Yaudah deh gue pulang aja yang penting udah tau rumahnya." Saat dia hendak menaiki motornya, sosok yang membuatnya penasaran pun keluar.

Memakai pakaian rapi, berdandan cantik, menunjukan bahwa ia akan pergi. Entah bersama siapa yang pasti bukan sama dani. Tak berapa lama mobil mewah hitam pun berhenti didepannya. Yang membuat dani heran bu lili langsung memasang wajah kesal dan Nampak tidak mau memasuki mobil itu namun beberapa menit kemudian kahirnya bu lili memasuki mobil itu juga. tanpa basa basi bu lili langsung menaikinya. Dani yang penasaran pun mengikuti dari belakang.

**********

Flashback

Seorang gadis cantik tengah tertidur diatas kasurnya, suara nada dering yang sangat nyaring pun membangunkan tidur cantiknya. Dia pun mmebuka mata dan melihat siapa yang menelfon nya di jam pagi seperti ini. Saat melihat nama yang tertera di layar handphonenya dia pun menekan tombol merah dan merubah raut wajahnya menjadi sangat kesal.

Merasa tak mendapat jawaban apapun sang penelfon pun mengirim pesan kepada nya.

Nanti aku jemput ya, kita ngomong di café the moon.

Gausah, nanti aku kesana sendiri.

Tapi nanti kamu dateng kan? Bener?

Hm..

Yaudah, mau jam berapa?

10.

Dia pun mematikan handphonenya dan bergegas untuk segera bersiap-siap.

Setelah semua siap, dia pun keluar kamar dan menghampiri kedua orang tuanya dan kakanya yang sedang bersantai ria di sofa, berniat untuk berpamitan.

"Mah , Pah, lili mau ke café the moon sebentar ya. Ada urusan."

"Mau ngapain tuh? Pasti mau ketemuan sama pacarnya deh mah."

"Apaan si bang kepo banget."

"Kemaren kan berantem tuh ma. Si lili kaya anak kecil."

"Apaansi bang. Berisik ih!"

"Udah abang jangan godain adek nya mulu ah. Kamu kaya ga pernah aja. yaudah sana li, jangan lama-lama katanya kamu banyak tugas kan." Ucap mamahnya memperingati.

"Tau nih abang udah gede juga." Ujar papah nya kemudian.

"Sukur wleee."

"Yaudah Iya mah. Ntar kalau urusannya udah selesai lili langsung pulang ko. Bye mamah cantik, papah ganteng, abang jelekk."

"Iya sayang hati-hati." Gadis itu menyalimi tangan kedua orang tuanya lalu mengacir langsung keluar rumah.

Flashback On

***

Baru hendak memesan taxi, tiba-tiba sebuah mobil mewah hitam menghampirinya. Berhenti di depannya lalu membuka jendelanya menyuruh untuk gadis itu masuk kedalam mobil itu, gadis itu menolak, tetapi dipaksa oleh seseorang yang berada dalam mobil. tanpa berlama-lama gadis itu langsung memasuki mobil itu dengan wajah yang masih kesal entah apa penyebabnya.

Saat didalam mobil, sang gadis langsung berbicara terlebih dahulu.

"Kamu ngapain si jemput aku? Kan udah aku bilang aku berangkat sendiri!"

"Iya tadinya juga aku ga ada niatan mau jemput kamu sayang. Aku ga sengaja lewat depan rumah kamu. Eh liat kamu mau berangkat yaudah aku ajak aja biar sekalian nyampenya bareng."

Gadis itu hanya memalingkan wajahnya ke arah jendela luar , melihat kendaraan yang berlalu lalang tanpa mendengarkan apa yang diucapkan lelaki itu, sedangkan sang lelaki hanya tersenyum miris lalu kembali menghela nafas pasrah kemudian diam. Ya, mereka adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar, entah karena apa.

Sedangkan seorang pria manis sedang mengikuti kemana arah tujuan mobil mewah itu. Dia memakai helm fullface sehingga muka nya tidak terlalu menjadi pusat perhatian kedua orang yang sedang berada di dalam mobil itu.

Sesampainya di sebuah café sepasang kekasih itu mendudukan meja dan memesan makanan yang berada di menu itu, tak lupa dengan sosok dani yang telah dududk dibangku agak berjauhan dari kedua sepasang kekasih itu.

"Aku kan udah jelasin ke kamu kemarin sayang. Udah dong kamu jangan marah kaya gini terus."

"Aku sama tata gaada apa-apa." Lanjutnya kemudian.

"Namanya renata, bukan tata!"

"Iya renata, anak-anak pada manggil dia tata jadi aku ikutan aja. Aku bahkan lupa kalau nama panjang dia renata."

"Ayo dong yang. Maafin aku yaa.."

"Kamu tuh egois tau ga?! Aku aja kamu larang buat deket sama cowo lain. Bahkan temen cowo aku aja kamu batesin. Kemaren kamu apa? Satu mobil sama dia! Bahkan aku gatau kalian ngapain aja didalem mobil itu. Apalagi kaca mobil kamu kan filter black nya 80%." Akhirnya kekesalan yang dialami sang gadis berhasil diluapkannya.

"Yaampun yang. Sumpah demi apapun, aku sama dia ga ngapa-ngapain di mobil. Aku kemaren nganter dia juga terpaksa gara-gara anak-anak maksa aku buat anter dia. Aku udah nolak berkali-kali yang, Cuma tetep dipaksa sama anak-anak. Lagian anak-anak juga mikirnya kamu kan ga cemburuan, makanya mereka biasa aja pas nyuruh aku anter dia. Ini aku ngomong udah paling jujur banget yang. Kalau kamu ga percaya kamu Tanya aja sama anak-anak. Please, percaya sama aku yang. Maafin aku. Aku gamau kita berantem lama-lama kaya gini." Jelas si pria panjang lebar.

Dani yang melihat interaksi anatara dua orang berlawan jenis itu pun berfikir sebenarnya ada hubungan apa mereka berdua? Dia ingin mendengar lebih jelas apa yang dikatakan, namun jika dia lebih dekat dengan mereka maka akan ketahuan jika sedari tadi dani mengikuti mereka. Maka dia akan teteap duduk pada posisinya. Sebenarnya posisi dani saat ini tidak bisa mendengar apa yang mereka ucapkan. Dani hanya bisa menebak-nebak dan hanya bisa mengamati lewat ekspresi wajah yang diberikan dari gadis itu maupun sang pria, yang dani sendiri tidak tahu dia siapa.

"Yaudah iya aku percaya."

"Jadi kita baikan kan yang?" Tanya pria itu senang.

Saat dani hendak menajamkan pendengarannya, tiba-tiba suara nada dering handhonenya mengagetkannya. Dia pun dengan kesal mengangkat telfonnya. Dan melihat ternyata yang menelfon zaki sahabatnya.

"Apaan sih lo zak! Ganggu anjing!"

"Santai bro, gausah nge-gas gitu."

"Udah apaan gausah banyak bacot. Lo ngapain nelfon gue?"

"Lo kesini anjir cepetan. Mau ada pengecekan anggota asrama yang ga lengkap di skors seminggu. Gaboleh ada yang keluar asrama hari ini."

"Ah bodo amat! Cuma di skors doang. Gapenting."

"Yudah kalau lo gamau pulang. Terserah!" zaki pun langsung memutus sepihak sambungan.

Dani tetap melihat interaksi kedua orang itu, namun dia berfikir kalau dia di skros bagaimana dia bisa dekat dengan orang yang di pantaunya sedari tadi? Akhirnya dengan berat hati dani menaiki motornya lalu menjalankan kearaha asrama dimana dia tempati saat ini.

***

Sesampainya dia di asrma tentu dia langsung mendapat ocehan pedas dari agus. Selain agus sepupunya agus berperan sebagai ketua kamar disini, jadi dia berhak untuk itu.

"Dari mana aja lo?! Dari pagi udah gaada di kamar. Gara-gara lo hari ini semua anak harus dikamar! Gaboleh ada yang keluar asrama kecuali mau makan sama sholat!"

Dani pun hanya melirik dengan tatapan tidak minat dan segera pergi dari hadapan agus, namun dengan cepat agus menahan lengennya dan membuat dani berhenti seketika.

"DENGERIN APA YANG GUE BILANG! GUE SEPUPU LO. LEBIH TUA DARI LO! HARUS NYA LO BISA LEBIH HORMAT DARI GUE." Teriaknya marah.

"Kepo banget jadi orang."

"GUE KETUA KAMAR DISINI! GUE BERHAK BUAT TANYA LO DARI MANA APALAGI GUE RASA URUSAN LO PASTI GA PENTING." Dani yang sedari tadi mencoba bersikap santai akhirnya terpancing emosi juga. Dia lalu menatap mata agus dan berkata.

"Lo gausah teriak bego, gue denger! Gue kemana itu urusan gue sendiri. Dan lebih baik urusan gue dari pada urusan lo yang Cuma ada pacaran doang. Gapenting banget hidup lo!"

"Gue tau ya lo abis nguntit bu lili kan? Lo ga mikir apa?! Dia guru. Dia berfikir untuk suka ama lo aja engga! Ngaca makanya!!!" dani mengepalkan kan tangannya berniat untuk melayangkan tinjunya namun dangan zaki menahannya. Zaki sahabatnya langsung membawa dani ke kamar dan membantu dani meredamkan amarahnya.

"Anjing banget si! Tau apa dia tentang hidup gue!"

"Udah sabar dan. Gausah dengerin omongan itu bocah."

"Liat aja nanti! Gue bakal buat perhitungan sama dia!"

Sementara zaki yang memang sudah tau sifat sahabatnya itu hanya bisa menghela nafas pasrah, tidak tahu apa yang harus ia lakukan

***


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C17
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen