romo yulio sedang membaca kitab terlihat tekun hingga tidak menyadari mara yang datang tiba tiba dengan wajah yang begitu pucat.
"romo yulio" ucap mara terbata.
yulio mendongak menatap mara dengan dahi mengernyit.
"apakah ada hal penting yang terjadi?" ucap yulio.
"pablo ditemukan tewas tertembak dalam perjalanan kembali kesini" ucap mara dengan wajah pucat.
yulio terhenyak mendengar ucapan mara.
" raja gotha ingin menghilangkan jejak" bathin yulio.lalu berdiri dari kursi.
"skarang kita ke lokasi kejadian" ajak yulio pada mara.
**
perjalanan verto dan maria bersama pengawalnya dalam dua mobil terpisah terhenti dengan adanya insiden yang menyebabkan kemacetan .salah satu pengawal keluar menemui petugas yang sedang sibuk mengamankan jalan.sejenak terlihat terjadi percakapan lalu pengawal kembali ke mobil verto.
"insiden pembunuhan" ucap pengawal pada pangeran.terlihat petugas mengatur jalan untuk memberi jalan pada rombongan pangeran.
"korban ?" tanya verto.
"laki laki,pekerja dari gereja tua" jelas pengawal.
maria dan verto terkejut lalu maria mengambil ponsel menghubungi romo yulio,verto mengerti kecemasan maria namun hanya terdengar nada sibuk.
saat rombongan berhasil keluar dari titik pusat insiden,maria melihat romo yulio dan mara keluar dari mobil berjalan menuju titik insiden.
"berhenti!!" teriak maria.mobil berhenti tiba tiba.
"kamu tidak perlu keluar"ucap maria pada verto,agar tidak terjadi kericuhan bila verto terlihat didepan umum.
verto mengacuhkan ucapan maria lalu keluar dari mobil bersama para pengawalnya.maria geram dengan sikap acuh verto lalu keluar dari mobil berjalan mendahului verto.
"romo yulio" panggil maria.yulio terkejut menyaksikan maria dihadapannya.
"yang mulia putri maria,bagaimana anda tahu?" tanya yulio.
"kebetulan kami akan menuju gereja tua"jawab maria.
"siapa?"tanya maria pada yulio.
"berdasarkan laporan mara,pablo terbunuh karena penembakan" jelas yulio.
"saya ingin memastikan kebenarannya" lanjut yulio.
verto terlihat berbincang serius dengan beberapa petugas sembari melihat jenazah pablo,maria ,yulio dan mara ikut mendekat menyaksikan jenazah pablo.tangan maria bergetar menahan geram menyaksikan banyaknya luka tembak yang diterima pablo.verto menggenggam tangan maria.maria terhuyung gemetar,verto meraih bahu maria lalu merengkuh memeluk maria membawa maria kedalam mobil.
beberapa petugas berbincang dengan yulio dan mara,lalu terlihat menghampiri maria.
"yang mulia,saya telah menghubungi gereja tua untuk mempersiapkan kedatangan anda,saya dan mara akan ke kantor polisi untuk melengkapi berkas berkas kepulangan jenazah pablo" ucap yulio.
"saya telah perintahkan untuk menyelidiki pembunuhan pablo,romo tidak perlu khawatir" ucap verto pada yulio.yulio mengangguk.
"kita akan bertemu nanti romo" lanjut verto,yulio mengangguk kembali lalu menjauh agar mobil verto dan rombongannya dapat berjalan..
**
tiga iringan mobil sampai di depan gereja tua,para pengawal verto mengeluarkan beberapa koper dan kotak buku dari dalam bagasi mobil.
maria dan verto berjalan memasuki gereja tua diikuti empat pengawalnya dan berhenti di depan pintu batu dari ruang rahasia.
"biarkan koper koper ini disini dan tetaplah berjaga dan siaga di depan dan area gereja" titah verto.pengawal mengangguk dengan sikap hormat lalu pergi berlalu dari hadapan maria dan verto.maria menggeser lukisan lalu menempatkan tatapan bola matanya pada lensa kunci.tidak lama pintu batu terbuka.verto dan maria memasuki lorong dengan dua koper besar dan satu kotak buku lalu terdengar suara pintu batu tertutup secara otomatis.
***
usai menyusun semua buku bukunya pada kotak nakas,maria berjalan keluar dari ruang pembaringan menuju ruang pemandian.meninggalkan verto duduk diatas sofa sibuk dengan ponselnya.
maria menyusun pakaian pakaian pada rak rak kaca.
usai menyusun pakaian mari berjalan kembali ke ruang pembaringan.
"apakah kamu tidak merasa lapar" tanya maria sembari memeluk leher verto dari balik sandaran sofa.
verto menengadahkan kepalanya menatap maria.
"kamu lapar"tanya verto lembut.
maria menggeleng lalu melepas pelukannya dan berjalan lalu duduk disisi verto.
"ada yang ganjil dari insiden pembunuhan pablo" ucap verto menatap maria dengan serius.
"pablo adalah mata mata raja gotha" ucap maria.
"untuk menghindari kecurigaan maka pablo dibunuh,dugaan sementara" lanjut maria.
"kamu harus lebih waspada" ucap verto tergambar kecemasan pada wajahnya.
maria mengangguk.
"aku akan menempatkan lebih banyak pengawal untuk melindungimu"ucap verto sembari menggenggam tangan maria.
"tidak perlu,terimakasih untuk penawaranmu,prajurit prajurit ayahanda adalah prajurit terbaik" jawab maria.
"kalau begitu biarkan aku disampingmu dua puluh empat jam" ucap verto dengan mimik konyol.
"apakah kamu sudah gila mengabaikan pekerjaanmu,rakyat membutuhkanmu selama ayahanda belum pulih" ucap maria dengan nada tajam.
verto terlihat menekan jarinya pada keningnya dengan mata terpejam.
hatinya dipenuhi kecemasan,dirinya belum siap bila harus melepas maria menghadapi pertarungan dengan raja gotha tampa perlindungannya.
maria memahami kecemasan verto.
"belum sepenuhnya kamu mengetahui siapa aku" ucap maria menatap verto yang terpejam.mendengar ucapan maria verto membuka matanya lalu menatap maria.
"maksudmu?" ucap verto.
"sedari kecil nenek mendidikku dengan
sangat keras membekaliku dengan banyak ilmu bela diri,akademis dan pendidikan militer secara private,berpindah dari satu negara ke negara lainnya"cerita maria.
"menyembunyikan indentitasku dan juga wajahku,awalnya aku tidak menerima karena aku merasa kehilangan masa kecilku hingga aku dewasa,aku tidak seperti gadis gadis lainnya menikmati masa masa indah mereka bersama teman teman"lanjut maria bercerita,verto merasakan kesedihan maria lalu memeluknya lembut.
"tapi sekarang aku menyadari nenek mendidikku dengan keras atas permintaan ayahanda agar aku siap menghadapi pertarungan demi masa depan kerajaan defard" bisik maria dalam pelukan verto.
dada verto sesak merasakan kesedihan maria.
"apapun yang terjadi kita hadapi bersama"ucap verto menguatkan hati maria.menatapnya lembut lalu mencium kening maria.