App herunterladen
78.64% Pulau yang Hilang / Chapter 81: Akting Matt

Kapitel 81: Akting Matt

Setelah kembali terdiam dalam beberapa momen hingga membuat Matt kesal pada kedua orang dihadapannya.

"Kenapa kalian?!" Kesal Matt dengan intonasi yang cukup tinggi.

Orang berseragam itu menggeleng pelan ke arah Pria yang dapat dipastikan seorang Dokter oleh Matt. Kemudian orang itu melangkah menuju pintu lalu menutupnya rapat bahkan menguncinya dari dalam. Lepas itu, ia kembali berjalan dengan tergesa namun gagah ke dekat Matt.

"Oke! Biar aku jelaskan sedikit padamu apa yang telah terjadi padamu dan yang lainnya juga," Ucap orang berseragam serba hitam lengkap dengan penutup wajah hingga Matt sama sekali belum melihat wajahnya.

"Tapi jangan sampai ada yang tahu kalau kau sudah kembali normal, kecuali aku dan Dokter Ace," Lanjutnya.

"Kenapa?" Timpal Matt.

"Sebenarnya jika kau kembali normal, itu tandanya kau sedang dalam bahaya, aku tak tahu apa yang akan mereka lakukan kini jika mendapati para abnormal yang kembali normal," Jelas Orang itu.

"Tunggu! Apa maksudnya normal dan abnormal?" Interupsi Matt.

Orang itu nampak menghela napas panjang sebelum akhirnya menjelaskan pemaparannya," Oke, mungkin kau tak akan ingat apa yang sebenarnya terjadi selama kau tinggal disini, hanya sebuah keberuntungan yang akan memberimu ingatan itu mungkin. Aku tak tahu apa yang sebenarnya mereka rencanakan, tapi yang pasti aku rasa itu hal yang benar-benar kejam, aku dan Dokter Ace merasa ada yang tak beres disini, jadi..."

"Cukup! Aku tak memintamu untuk menceritakan kekesalanmu, aku hanya minta jelaskan apa itu normal dan abnormal dan juga jelaskan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Jangan berbelit kesana kemari menjelaskannya!" Interupsi Matt dengan tegas sudah tak sabar ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya selama ini.

'Dasar pria tak tahu diri!' Gerutu Orang itu dalam hati yang mulai kesal pada ketidaksabaran Matt.

Namun dari bibirnya, Orang itu malah berkata, "Iya sabar! Aku hanya mencoba menjelaskannya agar kau bisa pa.."

Penjelasannya terhenti, karena gema langkah terdengar dari ujung lorong menuju kamar Matt. Meski seluruh tubuhnya tertutup kain yang cukup tebal, Orang itu mampu menyadarinya dengan indra pendengar yang cukup tajam.

"Shhhttt!!!" Isyaratnya seraya meletakkan jari telunjuk di depan bagian bibir yang tertutup penutup wajah.

Ia mendekat ke arah Matt dan membisikan sesuatu di telinganya.

"Kau bisa berakting kan? Aku memintamu untuk berpura-pura menjadi abnormal,"

"Bagaimana?! Kau saja belum selesai menjelaskannya!!" Sewot Matt cukup keras sehingga membuat kedua orang dihadapannya lagi-lagi memberi isyarat untuk diam.

Orang berseragam itu kembali mendekat ke telinga Matt dan melanjutkan ucapannya di depan telinga Matt,"Kau hanya perlu berpandangan kosong, tak boleh bicara, hanya mematuhi perintah saja, kalau tidak nyawamu bisa jadi taruhan kali ini!"

Matt hendak menyela ucapan penjaga itu, "Tapi...". Namun tiba-tiba..

Cklek..

Pintu Besi itu terbuka akibat kunci ganda yang dimiliki Orang berseragam lain. Matt yang terkejut dengan belalak matanya, tanpa basa-basi berusaha segera memulai aksinya, ia benar-benar jago berakting kali ini. Pandangannya benar-benar mirip abnormal sesungguhnya.

"Apa yang terjadi?! Kenapa pintunya terkunci dari dalam?!" Tanya Orang yang baru datang itu dengan serius. Orang yang tadi meminta Matt berakting segera mendekat ke arahnya, dan memberi hormat padanya.

"M.. Maaf Ketua! Tadi Pria ini mengamuk, jadi saya kunci pintunya dari dalam, takutnya dia melarikan diri selagi diperiksa Dokter Ace," Jelas Orang berseragam yang dari tadi bersama Matt dan Dokter Ace. Selepas berbicara barulah ia kembali menurunkan tangan kanannya.

'Kenapa dia bilang begitu? Apa ucapannya itu untuk melindungiku?' Gumam Matt dalam hati. Sesekali ia melirikkan matanya untuk mengetahui apa yang mereka lakukan dan bicarakan 2 meter dari tempatnya.

"Kenapa dia Dokter?" Tanya Orang yang dipanggil Ketua itu seraya melirik Dokter yang berdiri di samping ranjang Matt. Matt segera mengosongkan pandangannya kembali kala itu.

Dokter Ace sedikit gugup ketika ditanya seperti itu dengan nada serius, otaknya benar-benar berantakan jika disuruh mencari alasan untuk berbohong.

"M..mm.. D.. Dia hanya merasa lelah, Ya.. Dia hanya kelelahan, makanya dia mengamuk," Timpal Dokter Ace dengan wajah yang berusaha meyakinkan, meski malah lebih banyak keraguanlah yang nampak di wajahnya.

Ketua itu menatap tajam Dokter Ace atas jawaban yang kurang meyakinkannya itu. "Benarkah?!" Tanyanya yang kurang yakin.

Hampir saja Dokter Ace menggeleng untuk memberikan jawaban jujur pada Ketua, namun untungnya Matt segera menunjukkan kelihaiannya berakting.

"Aaaaa!!!!!" Teriak Matt yang kemudian memecah ketajaman tatapan Ketua pada Dokter Ace sebelumnya, Dokter Ace pun tak jadi menggeleng menjawab pertanyaan serius Ketua. Dan kini mereka terfokus pada Matt seorang, ia tampak memengangi bagian kepalanya seperti orang yang sedang kesakitan di bagian tersebut.

"Cepat tangani dia!" Suruh Ketua yang kemudian memegang erat tubuh Matt hingga ia tak bisa berkutik.

Dokter Ace terpaksa memberi sebuah suntikan penenang bagi Matt agar kebohongan diantara mereka tak terbongkar sehingga suntikannya kini membuat Matt tak sadarkan diri.

'Aku minta maaf,' Bisik hati Dokter Ace saat cairan penenang itu melintasi kulit Matt lewat sebuah suntikan.

Belalak heran yang tak terlihat dibalik penutup wajah seorang wanita yang sejak tadi berusaha melindungi Matt dengan kebohongan tercipta. Ia benar-benar tak menyangka Dokter Ace akan menyuntik pria yang baru saja kembali normal itu. Ia hanya khawatir kalau pria itu malah kembali menjadi abnormal.

Lemah tak berdaya, dibaringkan kembali tubuh Matt diatas tempatnya biasa tertidur. Ketua itu sudah kembali berdiri tegak dengan tubuh kekarnya.

"Penjaga! Kau jaga dia sampai pulih!" Suruh Ketua pada Orang yang dipanggilnya penjaga itu.

Orang berseragam yang kerap dipanggil Ketua itupun melangkah menuju pintu dan keluar dari Kamar Matt.

"Kenapa kau melakukannya?! Kau tidak tahu? Kalau dia bisa membantu kita nanti," Heran Penjaga itu pada Dokter Ace.

"S.. Saya minta maaf, saya hanya melakukan perintah, saya permisi dulu," Ucap Dokter Ace yang kemudian mengikuti jejak Ketua yang sudah lebih dulu keluar dari ruangan seluas 9 m² itu.

Sesaat setelah Dokter Ace dan Ketua penjaga itu pergi, penjaga itu kembali menutup pintu dan kembali mendekat ke arah Matt.

Tiba-tiba, tubuh Matt bergerak sembari sedikit mengerang. Penjaga itu tampak riang. Entah kenapa ia bisa begitu senang.

"Syukurlah dia masih normal sepertinya," Ucapnya pelan seraya berjongkok di samping tempat Matt terbaring.

Matanya secara perlahan terbuka. Kelopak matanya menggercap beberapa kali. Hingga akhirnya terbangun dan duduk tegak dengan pandangan kosong.

"Matt!! Hai!! Sadar!" Seru penjaga itu. Tubuh Matt digoncangkan olehnya, tangan penjaga itu dilambaikan tepat dihadapan wajahnya, namun sepertinya Matt kembali abnormal.

"Matt?? Sadar!!" Guncang penjaga itu sekali lagi. Namun apa daya, Matt hanya mematung dengan pandangan kosong.

"Matt!! Aku mohon!" Ucapnya lagi lebih memelas.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C81
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen