App herunterladen
16.43% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 12: Isi Kontrak Pernikahan 13

Kapitel 12: Isi Kontrak Pernikahan 13

Sesuai yang telah direncanakan hari ini Lina akan pindah meninggalkan rumah mewahnya,rumah yang sudah setahun ini ia tinggali dengan kesendiriannya.

"Aku gak tau,dengan pindah dan hidup bersamanya setiap hari akan membuatku bahagia atau sebaliknya."ucap Dia ketika dia menutup pintu rumah itu untuk ia kunci.

"Lina ayo sayang,kita jalan sekarang."ajak mertua Lina dari dalam mobilnya yang sudah siap untuk berangkat.

"Iya bu." ucap Lina mencoba melangkahkan kaki menuju sang mertua yang khusus datang pagi pagi sekali dengan pembantu dan orang orangnya yang membantunya merapikan rumah.

"Kamu tenang aja,rumah ini gak bakal ibu jual ko sayang jadi kamu bisa kesini kapanpun kamu mau."ucap bu Ratih seakan tau akan apa yang sedang dipikirkan sang menantu kesayangannya itu.

"Makasih ya bu,tapi kalo ibu mau jual juga gakpapa ko.Lagian aku kesini ngapain gak ada siapa siapa juga disini."ucap Lina yang terlihat menahan air matanya.

"Ya mungkin aja kan kamu kangen sama rumah ini,pokoknya ibu gak akan jual kalo kamu masih ingin kesini."Ibu Ratih mencoba menenangkan menantunya dengan menggenggam tangannya lembut.

Sepangjang perjalanan yang macet itu,Lina tak banyak bicara dia lebih senang memandang keluar jendela mobil.Mertuanya pun cukup mengerti dengan tidak banyak bertanya,dia membiarkan menantunya bergulat dengan pikirannya sendiri.

"Lina,kamu gakpapa tinggal diapartemen kecil dulu...?" ibu Ratih mencoba mengajak Lina bicara yang tak senang melihat Lina tak seperti biasanya.Jadi dia berpikir mungkin Lina keberatan karna dia pindah ke apartement.

"Gakpapa ko bu,dimana saja aku pasti akan betah.Ibu gak usah khawatir aku orang yang cepat beradaptasi ko."ucap Lina dengan sekilas senyuman diwajahnya.

Mau tak mau diharus setuju.Emang kalau.pun dia menolak itu akan mengubah keputusan Reno yang arogant itu.Sebenarnya Lina sedikit terkejut ketika Reno memberitahunya jika mereka hanya pindah keapartement.Bukan Lina meminta rumah mewah tapi membayangkannya saja dia sudah sangat engap dengan menjalani kehidupannya disebuah gedung yang membuatnya tak bisa apa apa.Karna Reno sudah melarangnya berjualan kue mengingat apartemen yang akan mereka tempati kecil.

Satu hal lagi yang membuat Lina dongkol yaitu Reno tak memberitahunya secara langsung,melainkan hanya dengan sebuah pesan singkat yang ia terima ditengah malam beriringan dengan alamat yang akan ia tuju untuk pindah besok.Keterlaluan bukan,entah Reno menganggapnya sebagai apa.Tapi Lina cukup sakit hati akan itu.

"Yuk sayang masuk,biar barang barang mereka yang bawa."ajak bu Ratih begitu mereka sampai ditempat yang mereka tuju.

Ya sesuai yang Reno bilang apatemen yang mereka tempati bukan apartemen mewah,terlihat dengan jelas bagaimana suasana didalam menggambarkan semuanya.

Apartemen yang akan mereka tempati hanya memiliki dua kamar tidur yang tak terlalu besar,dapur yang sederhana dengan meja makan kecil dan ruang nonton tv yang tak cukup luas.Disini mereka akan tidur sekamar karna kamar yang satunya dipakai untuk ruang kerja Reno.

"Gimana Lina kamu sukakan,ibu janji ini hanya sementara kok begitu Reno nemu rumah yang tepat kalian akan segera pindah ketempat yang lebih luas."

"Aku suka ko bu,Sepertinya aku akan betah disini karna ya disini tak terlalu luas jadi aku bisa beresin semua ini sendiri."Ucap Lina dengan senyum yang ia buat buat.

"Tapi kamu gak bisa bikin kue disini gimana."

" Kata siapa aku gak bisa bikin kue disini,bisa ko bu kalo ibu mau pasti akan aku buatkan."

"Ya sudah kalo gitu,sabar ya ibu janji secepatnya kamu bakal bisa buat kue seperti biasa.Tapi maaf sayang ibu hari ini gak bisa nemenin kamu sampai Reno pulang karna ibu harus nemenin bapak untuk chek up." pamit bu Ratih untuk mengantar sang suami chekup rutinnya kerumah sakit.

"Iya bu,dengan ibu nemenin aku kesini aja aku seneng banget.Titip salam buat bapak ya bu." Lina memeluk mertuanya erat sebelum dia ditinggalkan seorang diri ditempat tinggal barunya.

" Tahan Lina,hanya untuk satu tahun lagi.Semangat."ucap Lina pada dirinya sendiri.

"Baik aku mulai dari mana dulu sebaiknya."Lina memperhatikan beberapa kotak dua besar dihadapannya yang berisi semua barang barang pindahan mereka.

* * * *

Cklekkk....

Suara pintu terbuka tepat pukul dua belas malam.Reno melangkahkan kedalam rumahnya yang terasa sangat rapih tak seperti biasanya.

Tapi ada yang berbeda dari biasanya,kepulangannya tak disambut oleh sang istri Lina.Hal biasa yang sering Reno rasakan ketika dia pulanh seminggu sekali pulang kekediaman istri kontraknya itu.

"Lina,Lin...."panggil Reno seraya menelusuri rumahnya.

"Lina.."panggil Reno lagi ketika dia dalam kamar tidur yang seharusnya mereka tempati bersama.

"Lina .."panggil Reno sekali lagi ketika tak mendapati sang istri dikamarnya.Dia kembali berjalan meninggalkan kamar menuju ruangan yang lain.

"Li..." panggilan Reno terhenti ketika mendapati seseorang yang tertidur ruang tv.

"Apa apaan bajunya ini..."gerutu Reno begitu mendapati Lina yang tertidur hanya menggunakan tanktop yang berwarna hitam dan celana yang sangat pendek berwarna senada yang sangat jauh diatas lututnya.

Reno menatap tubuh Lina didepannya dengan rasa yang sedikit terganggu dengan cara berpakaiannya itu.Baru kali ini ia melihat Lina tampik seseksi itu dimata Reno,karna biasanya didepan Reno Lina tak pernah memakai baju yang macam macam bahkan terkesan tertutup.

Reno tak langsung membangunkan Lina,beberapakali dia menelan salivanya.Pandangannya tak lepas dari sosok perempuan cantik yang tertidur pulas dengan buku novel yang berada diperutnya.Rambut panjangnya dia jepit dan mukanya polos tanpa polesan makeup apapun,kulitnya yang putih begitu kontras dengan warna baju yang ia kenakan.

"Shitt,gila ini gila.Kenapa juga dia berpakaian begini.Mentang mentang gw gak bilang bakal pulang,dia seenaknya sendiri dengan memakai pakaian yang akhhh." gerutu Reno begitu menyadari jika dirinya terpesona akan pemandangan yang tersaji didepannya.

"Lina bangun Lina ..." Reno mengguncang tubuh Lina pelan,karna dia sedikit ragu untuk menyentuhnya apa lagi dalam keadaan seperti sekarang ini.

"Shit bodolah,yang nyenyak ya tidurnya."akhirnya Reno memutuskan untuk tak membangunkan Lina dia lebih memilih pergi kekamar dan meninggalkan Lina yang terlelap diruang tv.

*Maaf sikonnya gak memungkinkan untuk update setiap hari*


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C12
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen