Untungnya sebelum Rey terlalu jauh, Dia berhenti kesadarannya pulih. Lalin sudah tidak berdaya dahinya terluka akibat benturan, bibirnya berdarah bekas gigitan, lehernya merah bekas cekikan. Napasnya masih tersenggal tak beraturan, Dia sudah setengah telanjang untungnya di bangku penumpang hanya ada Rey dan Lalin
"maaf"
"Kenapa Kamu tidak membunuhku saja?" Dengan Isak tangis kebencian
Perjalanan itu membatu sampai helikopternya mendarat di sebuah rumah sakit.
Rey memakaikan jubah handuk yang ada di kabin helikopter lalu memborgol lengan lalin yang sebenarnya sudah tak berdaya barang lari satu meter saja.
begitu keluar beberapa orang berpakaian hitam sudah menunggu dengan kursi roda
"Kenapa pergi kerumah sakit?"
"Ayahku punya kenalan seorang dokter hebat yang akan membantu aborsimu" Rey tak keberatan menjawab
"kamu gila! jangan jangan lakukan, Aku lebih memilih mati"
" Sayangnya kamu tidak memiliki pilihan apapun"
"Rey ...."
"Maaf Lin, Kamu jelas tau tubuhmu, tubuhku sudah memiliki pengaturnya sendiri"
kursi roda bergerak cepat, orang-orang berpakaian hitam terus mengawal memperhatikan lingkungan sekitar tapi tidak ada yang mempedulikan tahanan yang terus meronta apa lagi perasaannya tidak ada yang peduli. Lalin di bawa ke sebuah bagian khusus di rumah sakit, tidak ada pasien, tidak ada perawat atau dokter itu ruangan khusus mungkin pemilik pimpinan rumah sakit.
Lalin di tempatkan di sebuah kamar, ya tempat itu lebih cocok disebut kamar tidur biasa dari pada kamar perawatan bahkan di samping tempat tidur terdapat lemari pakaian yang cukup besar samar-samar di balik ruangan Lalin mendengar suara Rey yang sedang berbicara dengan seseorang, ya itu adalah dokter
"Saya ingin calon istri saya baik-baik saja, proses aborsi ini lakukan dengan benar saya tidak ingin terjadi sesuatu dengannya"
"Saya mengerti, tapi saya akan melihat kondisi pasien terlebih dahulu yang akan menjadi tolak ukur kapan Dia bisa diaborsi"
"Saya tidak menyangka dokter yang ayah saya sarankan ternyata masih sangat muda, mungkin Kita seumuran"
"Tidak usah khawatir saya profesional kok, senang sekali bisa membantu keluarga anda"
"Saya akan mengecek pasien, anda bisa menunggu di ruangan saya sebentar, di ujung ruangan sebelah kiri"
"oke silakan dok"