App herunterladen
20% Mr.Park Jimin / Chapter 2: Glass Of Milk

Kapitel 2: Glass Of Milk

.

.

.

.

.

" Istirahatlah ".

Yuura melambaikan tangan nya pada Jimin melalui jendela mobil .

Jimin tersenyum dan ia mulai mengendarai mobilnya dan menuju perjalanan pulang.

Seperti biasa Yuura akan di jemput oleh kakak laki laki nya saat ia pulang .

Dan kakak nya sudah menunggu tak lebih dari sepuluh menit yang lalu.

Yuura menghampiri kakak nya itu dan mereka pulang menaiki mobil.

Kakak Yuura bekerja sebagai chef di restoran bintang lima, dia adalah seorang chef yang sudah terkenal dan mempunyai banyak cabang restoran di korea.

" Bagaimana pekerjaan mu hari ini ? ".

" Huft... Sepertinya hari ini aku sangat kerepotan ".

" Maksudmu ?"

" Ceritanya sangat panjang, aku akan memberitau mu saat di rumah nanti ".

" Dan ohh iya, omong omong aku ingin di buatkan sup daging boleh tidak? ".

Yuura sedikit merengek seperti anak kecil.

Kakak nya hanya menanggapi nya dengan tawa .

" Nee, aku buatkan untukmu nanti ".

.

.

.

.

.

" Berarti dia menyusahkanmu barusan? ".

" Aniyo! Dia sama sekali tidak menyusahkanku, menurutku dia hanya sedikit tidak perduli pada dirinya. Alasan yang klasik yaitu adalah terlalu memaksakan diri ".

Celoteh nya sambil menyantap makan malam nya .

" Tapi menurutku kau bisa di andalkan oleh Manager mu , kupikir dia akan memberi nilai lebih soal apa yang kau lakukan untuknya ".

" Kau tau? Beberapa Asisten biasa adalah Asisten yang hanya memperhatikan urusan kantor , tapi kau  memperhatikan apa yang Manager mu butuhkan ".

" Benarkah seperti itu ? ".

Kakanya megangguk mencoba meyakinkan.

" Tambah lah jika kau mau ".

Yuura terlihat sangat girang dan kembali makan dengan lahapnya.

.

.

.

.

.

Jimin sampai di rumahnya.

Dia belum mengganti bajunya, melainkan hanya membiarkan dasi dan kerahnya melonggar.

Jimin teringat dengan apa yang di lakukan Yuura padanya. Mulai dari segelas susu,obat penurun asam lambung, sampai makan siang di kantin.

Ya, Jimin sempat terkena asam lambung karena dia meminum kopi saat perutnya sedang kosong.

Dia juga teringat saat Yuura mengganti kopi nya menjadi segelas susu vanilla.

" Susu lebih baik jika kau minum saat pagi hari ".

Itulah memo yang di buat oleh Yuura.

Keadaan rumahnya saat ini sangat sepi, Jimin hanya bertiga dengan dua pembantunya.

Ibu Jimin kembali berangkat ke Busan karena ada urusan mendadak.

Ponsel di sakunya berdering , dengan cepat Jimin mengambil nya dan ada satu pesan yang membuatnya tertarik.

Yuura :

" Kau sudah sampai rumah? Jika sudah, jangan lupa untuk makan malam dan istirahat ".

Senyum itu kembali merekah, Jimin mengganti baju nya dengan kaus polos lalu segera turun untuk menuju dapur.

Di meja makan nya kini terdapat makanan yang masih hangat.

Sepertinya Ibu Jimin menyiapkan nya dengan tepat waktu sebelum ia berangkat.

.

.

.

.

.

Yuura menatap layar ponselnya, pesan yang ia kirim untuk Jimin sudah di baca.

Yuura hanya berharap bahwa Jimin benar benar makan dan beristirahat.

Tak sengaja Yuura melihat kalender yang ada di mejanya.

Libur akhir pekan akan segera tiba, berarti tidak lama lagi Yuura akan mengambil cuti untuk mengunjungi orang tuanya.

" Jika aku cuti, apa dia akan baik baik saja? ".

" Ahh aku malah mengkhawatirkan pria berusia 25 tahun , :(( ".

" Aku harap dia mulai terbiasa, .... Tapi bagaimana jika tidak ? ".

" Ahhh jinjja !? ".

Yuura mengeluh pada diri nya sendiri sambil memikirkan apa yang harus di lakukannya di saat saat seperti ini.

.

.

.

.

.

Jimin membuka kulkas dan terpaku pada sebotol susu coklat.

Dia mengambil susu itu lalu menuangkan nya pada gelas, meminum nya sampai habis.

Salah satu pembantu Jimin merasa heran dengan apa yang di lihatnya.

Berpikir bahwa Jimin jarang sekali dan bahkan tidak pernah meminum susu.

Setelah habis Jimin mulai menuju kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur.

Jarang sekali jika Jimin mulai merasakan nikmatnya beristirahat sehabis pulang kerja.

Matanya mulai merasa kantuk yang luar biasa, Jimin tertidur di kasurnya begitu saja.

.

.

.

.

.

🍼🍼

Paginya,

Seperti biasa Yuura akan berangkat lebih pagi.

Yuura berniat akan datang ke kantor sebelum Jimin sampai lebih dulu.

" Apa mau ku antarkan? " .

Kakak nya memberikan penawaran.

" Aniyo, aku bisa naik umum jangan khawatirkan aku ".

Sambil terlihat sibuk untuk memasukan beberapa berkas ke dalam tas nya.

" Ummm.. Baiklah ".

" Aku berangkat, sampai nanti ".

" Hati hati !! ".

Di perjalanan Yuura masih harus teliti dengan apa yang di bawanya.

" Berkas untuk saham sudah,persiapan untuk presentasi sudah, bekal untuk sarapan sudah, dan susu juga sudah kubawa ! ".

Begitu puas dengan yang dia lakukan Yuura tampak bersemangat untuk bekerja hari ini.

.

.

.

Sesampainya Yuura langsung menuju ruangan Jimin untuk menaruh segelas susu di meja kerjanya.

Kali ini susu yang ia bawa adalah rasa strawberry dan warna nya sangat cocok dengan memo warna pink di bawahnya.

Setelah tugas utama nya selesai Yuura segera keluar dan menuju meja kerjanya sendiri untuk menyantap sarapan.

Tak lama Jimin datang setelah itu, Yuura yang sedang sibuk sarapan tidak menyadari bahwa Jimin sudah datang.

Jimin berjalan menuju meja kerjanya dan menyadari ada segelas susu di dekat laptop nya.

Senyum yang penuh makna itu muncul saat membaca memo .

Tanpa menunggu lama Jimin segera meminum nya sampai habis tanpa tersisa sedikit pun.

Jimin meraih ponsel di sakunya dan berniat untuk mengirim pesan pada Yuura.

Park Jimin :

" Susu strawberry sepertinya rasa baru favoritku ".

Dering ponsel milik Yuura berbunyi, dan dia langsung membuka pesan nya.

Yuura mengulum senyum saat tau bahwa Jimin menghabiskan susu itu .

Ada perasaan senang di dalam hatinya, entah karena hanya segelas susu, atau hanya karena sesuatu yang lain.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen