"Iya, sebentar," Thomas memutar handle pintu, dan seketika dia melebarkan matanya. Ajudan yang erat dengan tuan muda Djoyodiningrat detik ini tengah berdiri di depan kamarnya. "Ada apa?"
"Tuan menunggu anda di huniannya,"
"Oh' baiklah," Thomas sudah menduganya ketika dia menemukan Herry. Lelaki tersebut bergegas masuk ke dalam untuk meraih blazer dan buru-buru mengenakannya, tak ketinggalan pula menenteng tab yang dulu selalu menemaninya bekerja. "Bagaimana suasana hati tuan?," ketika memasuki lift, dia mendapati sebuah kaca dan spontan dimanfaatkan untuk menata rambutnya. Rambut yang dibiarkan tergerai kini ditata dengan sedikit gel sehingga terlihat lebih rapi, kecuali beberapa bagian yang mengharuskannya menyelipkan di balik telinga.