App herunterladen
59.85% Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 85: Pengakuan Evan

Kapitel 85: Pengakuan Evan

Setelah makan siang Raihan, Kirana, Lidya, dan Deska kembali ke kantor. Tentu Raihan mengantar Kirana dan Lidya terlebih dahulu. Namun saat tiba di depan kantor mereka tiba bersamaan dengan datangnya Evan. Baik Kirana maupun Raihan yang masih berada didalam mobil sedikit terkejut. Evan tentu mengenali Mobil Bentley milik Raihan.

Kirana,Raihan, Lidya dan Deska pun turun dari mobil yang mana Evan sudah berada di samping mobil tersebut. Evan kaget melihat Kirana bersama Raihan. "kalian , kenapa bisa barengan begini?" tanya Evan sewot. "kami habis makan siang pak, sekaligus membahas mengenai kerja sama untuk konsep Promosi dengan Pak Raihan" jawab Kirana dengan ekspresi dingin dan datar nya. mendengar ucapan dan penjelasan Kirana yang meyakinkan di tambah memang Kirana bersama Lidya begitu juga Raihan bersama Deska ,maka Evan tak menaruh curiga sama sekali. "Kalau begitu saya masuk duluan pak, silahkan anda berbincang dengan Pak Raihan" ucap Kirana. "terima kasih makan siang nya Pak Raihan, saya masuk dulu" ucap Kirana profesional menghadap ke arah Raihan, "ayo Lidya" ucap Kirana, dan meninggalkan Evan , Raihan dan Deska dengan langkah nya yang anggun.

Evan tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari Kirana dengan tatapan yang hangat meski Kirana sudah jauh , dan Raihan menatap tajam ke arah Kirana dengan ekspresi tak terbaca, sebelum beralih melihat ke arah sahabat nya Evan yang dapat melihat betapa Evan menyukai Kirana. 'apa dia begitu mencintai Kirana-ku' batin Raihan.

"apa kau baru tiba dari Jakarta?" tanya Raihan ke Evan. "ohh , iyaa , baru saja, dari Bandara aku langsung kemari." sahut Evan penuh makna. "apa karena dia?" sahut Raihan. Evan mengerti maksud Raihan. "ayooo keruangan ku," sahut Evan dengan tersenyum lebar. Raihan terus memperhatikan ekspresi Evan hingga tiba di ruangan Evan.

"apa kau begitu mencintai nya?" tanya Raihan entah sadar atau tidak. Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut nya, begitu mereka sudah duduk santai di ruangan , "hehehe, aku sangat mencintai nya Rai, tapi,,,,?" Evan menggantung ucapanya. Sejujurnya Raihan merasa penasaran, tapi dia tak ingin sahabat nya curiga dengan apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Kirana , dan Cinta SMA yang dimaksud Raihan adalah Kirana. Raihan tak ingin masuk begitu saja dan kembali mematahkan perasaan Evan.

"tapii, dia bahkan sudah menolak ku sebelum aku mengatakan tentang perasaan ku" lanjut Evan dengan wajah putus asa. "aku kembali lebih cepat, karena merindukan nya, tapi ternyata dia tak merasakan hal yang sama, dia benar benar wanita berhati dingin," cerita Evan dengan nada sendu. "apa dia tahu kau mencintai nya?" tanya Raihan dengan nada sebiasa mungkin. "aku pernah mabuk, dan meracau aku mencintai nya, dan dia ada disana, dan saat itu dia tidak mengetahui aku sudah sadar , dengan jelas aku mendengar bahwa dia tak akan bisa membalas ku, dan tidak akan memberikan ku janji apapun" ucap Evan. "dan itu dia buktikan , dia bahkan tak memberi ku kesempatan sedikit pun, hingga detik ini" lanjut Evan panjang Lebar.

Raihan dapat melihat ketulusan di mata Evan, Raihan tahu bahwa Evan pernah sakit hati 2 tahun yang lalu, kini sahabat nya itu menemukan cintanya , tapi..... pergolakan didalam diri Raihan.

"nyatakan perasaan mu" ucap Raihan begitu saja.

"apa kau serius" sahut Evan. "tapii,, kau harus siap dengan konsekuensi apapun , dan apapun keputusan wanita yang kau cintai itu, kau harus terima" jelas Raihan namun penuh penekanan dan peringatan.

~~~~~`~~~~~

Siang itu juga Evan meminta Hana untuk membantu nya. Rencana nya Evan akan mengutarakan perasaannya diapartemen nya, alasannya adalah Evan mabuk dan sakit.

Hana masuk berniat menanyakan bunga apa yang harus disiapkan ,Evan meminta pendapat Raihan, 'Kirana sangat menyukai bunga Lili Putih' batin nya, namun Raihan memilih enggan ikut campuran urusan sahabat nya yang ini. Antara, marah, gelisah, kasihan kepada sahabat nya, dan ada ketakutan tapi dia tak menunjukkan nya. "belikan sebuket bunga Lili Putih" ucap Raihan disela sela obrolan Evan dan Hana. Evan dan Hana menatap bingung ke arah Raihan "yaa, maksud ku, biasa nya selain bunga mawar wanita menyukai bunga Lily apalagi kamu bilang dia wanita yang angkuh kan" sahut Raihan berdalih ke Evan. "setuju" jawab Evan tanpa curiga. akhirnya persiapan semua selesai. menunggu nanti malam.

"baik lah aku akan kembali kekantor ku" ucap Raihan. "Rai, boleh aku minta tolong?" balas Evan cepat. "hmm apa" sahut Raihan Seperti biasa. "datang lah ke apartemen ku malam ini, aku ingin kau menemani ku, aku sangat takut dan gugup" sahut Evan memelas. Raihan diam beberapa saat. menarik nafas dalam-dalam, "iya" jawab Raihan singkat, dan pergi meninggalkan ruangan Evan.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C85
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen