Berjalan kaki di koridor ternyata memang membuat rasa sakitku teralihkan. Entah apakah karena tubuhku yang bergerak bisa mengurangi rasa sakit atau karena Bunda terus mengajakku bicara tentang banyak hal. Kami bahkan beberapa kali turun ke restoran rumah sakit untuk membeli camilan.
Intensitas kontraksi sudah semakin intens seiring berjalannya waktu. Saat ini, pukul 20.37, kontraksi datang dengan rasa sakit yang lebih kuat hingga membuatku terdiam dengan posisi berdiri karena sedang berada di koridor. Aku ingin berteriak, tapi Bunda sudah mengingatkan beberapa kali bahwa berteriak hanya akan membuang energi.
Keringat dingin mengalir di tengkukku saat aku mencoba berpegangan pada lengan Kyle. Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, lalu mengulanginya berkali-kali hingga kontraksi reda.
"Nona mau duduk dulu?" Kyle bertanya.