Aku melepas kacamata dan merapikan scarf yang kupakai agar terlihat lebih sopan saat bertemu dengan papa Kak Sendy. Aku tak mungkin menutupi wajahku saat bertemu dengannya. Aku juga merapikan rambut dengan mengepangnya agar terlihat lebih rapi.
Sialnya, saat menemukan ruangan dengan patung rajawali di depannya, ada Gerard sedang berbincang dengan seorang pria paruh baya tepat di samping patung. Dia mengenaliku dan tersenyum manis yang memamerkan giginya yang tersusun rapi.
Aku tersenyum singkat padanya, hanya untuk sopan santun. Namun Zen menghalangi pandanganku dengan maju beberapa langkah dan mengetuk pintu. Pintu terbuka sesaat setelahnya. Kak Sendy tersenyum saat melihat kami dan memberi isyarat pada kami untuk masuk.