"Maaf... aku tak bisa" Kata Reka.
"Kenapa? " Tanya Anjas sedikit kecewa.
"Aku masih kuliah mas... belum liburan semester" Jawab Reka.
"Ou.. baiklah... kita pergi pas kamu libur semester aja ya sayang.. " Kata Anjas lembut sambil membelai rambut Reka. Reka terdiam, wajahnya merona, dia tak menyangka Anjas akan akan berperilaku seperti itu di hadapan keluarganya.
Mami, Papi, dan Bagas sempat terpana sesaat lalu melanjutkan aktifitas mereka lagi seolah-olah tak melihat apa-apa.
"Kamu masuk pukul berapa hari ini? Aku akan mengantarmu ke kampus! " Kata Anjas.
"Gak usah Mas.. aku bisa berangkat sendirian.. lagian Mas kan harus ke kantor" Jawab Reka.
"Mas Kan cuti sayang.. jadi bisa nganterin kamu. gak ngerepotin kok" jawabnya lagi. Reka tak menjawab tapi hanya tersenyum.
"oke kalau gitu, aku bakal nganterin kamu! " Jawab Anjas tampa kompromi.
.......
Akhirnya Anjas mengantar Reka sampai ke kampusnya.
"Terima kasih " Kata Reka sambil membuka pintu mobil itu.
Anjas menarik tangan Reka dengan lembut, sehingga membuat nya sedikit kaget dan menoleh ke Arah Anjas.
"Ada apa apa Mas? " tanya Reka heran.
"Kamu gak mau memberiku sebuah ciuman? " Tanya nya tersenyum nakal.
"Gak.. " Jawab Reka cemberut.
" Dosa lho, nolak suami. " kata Anjas dengan nada usil, sehingga membuat Reka terdiam tak tau meski menjawab apa. Anjas mendekatkan wajahnya ke arah Reka, dengan gugup Reka menutup matanya. hatinya berdebar tak karuan. tak lama kemudian sebuah ciuman mendarat di keningnya. Reka kaget dan membuka matanya. Anjas tersenyum lembut menatap nya dan berkata..
"Aku akan menjemput mu nanti " Reka hanya mengangguk dan tersenyum.
"Pukul berapa? " Tanya Anjas.
"Pukul tiga sore " jawabnya.
Anjas tersenyum.. berarti Reka mengizinkannya untuk menjemputnya sore itu.
..........
Sebelum pukul tiga sore, Anjas telah berada kembali di kampus Reka, kali ini dia membawa Anjela bersamanya.
Mereka sedang bermain di taman kampus dekat parkiran, kedua orang itu menyita perhatian para gadis yang melihat keakraban mereka. Para gadis itu tau bahwa kedua orang ini adalah pasangan Ayah dan anak karena mereka sangat mirip , yang membuat mereka penasaran adalah siapa ibu mereka.
"Ibu nya mana sih? Kalau gak ada aku bersedia! " Celoteh salah seorang mahasiswi yang melihat mereka.
"Aku juga gak nolak" Jawab yang lainnya.
mereka sibuk berkomentar meskipun tak terdengar oleh Anjas.
Reka yang berdiri di belakang mereka entah kenapa merasa sedikit kesal.
Dengan wajah kesal dia mendekati Anjas dan Anjela. Anjela langsung mengejar Reka sambil minta di peluk.. seraya berkata..
" Bun... da.. " Reka langsung memeluk dan menggendong Anjela, lalu memberikan ciuman di pipi putrinya itu.
Para gadis yang dari tadi sibuk memperhatikan Anjas dan Anjela tampak kaget.. tak hanya itu, para cowok pun akhirnya tertarik melihat itu, mereka tak menyangka kalau Reka telah menikah.
"Bukankah itu gadis yang kau incar? " Tanya salah seorang pemuda pada temannya.
"Ya... pantas saja dia mengabaikanku" Jawab orang yang di tanya.
"Apa itu suami dan anaknya? " Tanya temannya tadi.
"Aku harap bukan, besok aku akan menanyakan kepastiannya pada Reka". Kata pemuda itu dengan nada kecewa.
Pemuda itu bernama Yudistira. Anak seorang pemilik perusahaan konstruksi yang cukup besar di salah satu kota terkenal di Indonesia.. Dia sudah menyukai Reka dari awal Reka masuk kuliah dulu. Yudistira adalah senior Reka di jurusannya.
Mata Yudistira melotot saat melihat Anjas mencium kening Reka. Sepertinya Anjas sengaja memberikan bukti bahwa Reka adalah miliknya, dia dengan sengaja melakukan hal itu di depan umum. Reka kaget dan memukul Anjas sambil cemberut, tapi Anjas malah tertawa renyah melihat wajah istrinya yang syok.
"Apa yang kau lakukan? " Kata Reka kesal.
"Hanya membuat tanda kalau kau adalah milikku" Jawabnya santai.
"Terlalu norak" Kata Reka kesal.
"Biarin" Jawab Anjas kekanak-kanakan.
Reka kemudian terdiam, dia tak ingin berdebat di taman kampus itu hanya karena hal ini.
"Kita pulang !" Kata Reka sambil menggendong Anjela.
"Baiklah" jawab Anjas
......
" Kemana ini? " Tanya Reka heran.
"Pulang" jawab Anjas singkat
"Pulang? " Tanya Reka tak paham, karena ini bukan jalan menuju rumah Anjas.
"Kita pulang ke rumah kita " Jawab Anjas sambil tersenyum.
"Rumah kita? " Tanya Reka tak percaya.
"Ya rumah kita.. jika di rumah besar, kamu tak akan membutuhkanku karena ada orang tua ku yang sangat menyayangi mu. Jika hanya tinggal denganku.. otomatis kamu akan membutuhkanku" Kata Anjas sambil memandang Reka lembut.
Reka menjadi berdebar, Jadi mereka akan mempunyai waktu bersama semakin banyak.
"Aku tau apa yang kamu pikirkan.. tapi perasaanmu padaku yang seperti itu harus dihilangkan secepatnya jangan berlarut-larut. Hal itu tak baik jika dibiarkan terlalu lama. karena walau bagaimana pun aku adalah suamimu! " Terang Anjas.