***
Alta menutup pintu ruang UKS dengan kasar lalu mengunci pintunya dari dalam. Beruntung tidak ada anggota PMR yang bertugas sekarang sehingga ia bisa leluasa disini. Alta melepas cekalan tangannya pada Lamanda. Tubuhnya bergetar, ia menyandarkan tubuhnya pada pintu lantas memejamkan mata, mengontrol emosinya. Ia mendudukkan dirinya di lantai. Napasnya yang semula memburu perlahan teratur bersamaan dengan redanya emosi yang mengukung dirinya sejak tadi.
Setelahnya ia membuka mata kembali. Memandang Lamanda yang berdiri di hadapannya. Cukup lama hingga hatinya siap dan ia sanggup untuk bicara.
"Lucu ya, Lam. Dulu gue nggak pernah percaya sama yang namanya karma. Tapi sekarang gue percaya karena gue ngerasaain itu." Alta membuka suara. Entah mengapa ia ingin membicarakan soal ini. Perihal perasaan yang mengganjal di hatinya.
Lamanda diam. Mendengarkan. Posisinya masih berdiri di hadapan Alta.