Luna menatap adiknya dengan wajah sedih. Laras pasti mengingat anaknya lagi. Dia kembali terisak-isak. Dia mengusap-usap kepala Laras.
"Aku mau pulang kak," pinta Laras lagi. Tatapannya memohon.
"Jangan dulu Ras, kata dokter kamu masih perlu tranfusi darah satu kantong lagi," bujuk Luna. Ayah juga mengatakan hal yang sama.
"Aku enggak butuh obat apa-apa, anakku udah enggak ada kak, buat apa lagi aku diobatin," ucap Laras dengan sedih.
"Jangan begitu Ras, bersyukur karena kamu masih diberi kesempatan untuk tetap hidup" balas Luna lagi, memeluk adiknya. Laras tidak mau mendengar perkataan Luna. Dia hanya bisa menangis dan menangis. Menyesali keputusannya untuk pergi dari rumah sakit tanpa pikir panjang siang ini. Menyesali mengapa dia tidak melihat mobil yang menabraknya.
"Kak, kemana orang yang nabrak aku?" tanya Laras. Luna baru tersadar, sedari tadi dia tidak menemukan supir mobil yang menabrak Laras.
Morning kakak2 sayang
up nya sedikit dulu ya
author nya mau refreshing dulu buat cari Ilham cerita yang bikin kalian baper lagi.
terimakasih untuk semua komentar, bintang dan ss nya.
Sangat..sangat membantu aku untuk tetap semangat dalam menulis.
love u kakak2 sayang