App herunterladen
14.23% My strange marriage / Chapter 39: Rindu bermesraan

Kapitel 39: Rindu bermesraan

"Aku beneran enggak ada masalah Ras," ucap Todi. Masih berusaha meyakinkan Laras.

"Iya, iya..aku percaya kak," jawab Laras, mengangguk-angguk. Dia tidak mau lagi memaksa Todi. Setelah itu, Laras memegang wajah Todi, menatap Todi sebentar lalu mengecup bibir suaminya dengan lembut. Setelah selesai, dia tersenyum manis kepada suaminya.

"Sekarang ayo tidur," ucap Laras setelah menyelesaikan ciumannya. Dia menutup kedua matanya, mencoba untuk tidur.

Todi menatap istrinya dengan lekat, menyadari kalau sudah lama dia tidak bermesraan dengan istrinya, sungguh bodoh, pikirnya. Ada istri yang baik menunggu di rumah dengan setia, dia malah tidak menunjukan rasa sayangnya, Todi mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya hari ini. Pertemuan dengan Erlina pagi ini memang membuat Todi kehilangan mood baiknya, tapi tidak seharusnya Laras yang terkena getahnya, Laras bahkan tidak tahu kalau dia selalu tidak jujur. Pria itu mendongakkan wajahnya ke atas, menatap wajah cantik Laras yang saat ini sudah mulai memicingkan matanya, sepertinya dia masih mencoba untuk tidur. Todi memegang wajah istrinya, lalu membalas kecupan Laras.

Laras cukup terkejut, tidak menyangka Todi akan menciumnya, dia pikir suaminya sudah akan tidur. Belum sempat Laras membuka mulut untuk bertanya, Todi sudah larut dalam ciumannya. Dalam sebentar ciumannya sudah berpindah ke bagian tubuh Laras yang lain. Laras mendorong tubuh Todi, melepaskan ciuman Todi sebentar.

"Apa tidak apa? Kakak bilang hari ini capek sekali" ucap Laras sambil terengah-engah, belum bisa mengikuti ritme Todi.

"Oh, aku lupa, maaf, apa kamu tidak mau?" tanya Todi, dia lupa kalau tidak meminta izin istrinya sebelumnya. Sedikit merasa bersalah.

Laras tertawa mendengar pertanyaan suaminya.

"Dasar bodoh, sudah begini baru minta izin," cibir Laras, pura-pura kesal. Tapi dia langsung membalas ciuman suaminya, kemudian melepaskannya lagi.

"Tentu saja boleh, tidak perlu meminta izin, kakak kan suami aku," ucap Laras, mencubit pinggang Todi dengan gemas.

"Aku cuman khawatir kamu tidak mau," balas Todi.

"Sudah jangan banyak bicara," balas Laras, gemas.

Setelah selesai, Todi mengecup kening istrinya sambil memeluk erat. Laras menenggelamkan kepalanya kedalam pelukan Todi. Hari ini sepertinya kedua sejoli itu merasakan kembali seperti waktu dulu lagi saat mereka baru berbaikan.

___________

Pagi harinya Laras dan Todi bangun bersamaan.

"Pagi sayang," sapa Todi sambil mencium puncak rambut Laras.

"Hmmm..pagi suami," balas Laras, tersenyum, membalas ciuman suaminya.

"Terimakasih buat semalam," ucap Todi.

"Kembali kasih, sayang," goda Laras.

"Maaf kemarin enggak pamit ya," ucap Todi, masih menyesal dengan kelakuannya semalam.

"Udah, lain kali jangan begitu ya, aku sedih," balas Laras.

"Iya, maaf ya," ucap Todi.

Laras mengangguk.

"Hari ini kamu mau kemana?" tanya Todi.

"Kemana ya..", Laras berpikir sambil menaruh kepalanya di lengan Todi.

"Hari ini aku janji temani kamu seharian, kita pergi kemanapun kamu mau," janji Todi.

"Enggak ada operasi Cito?" tanya Laras, sedikit ada rasa ragu di hatinya, mengingat sebelumnya Todi harus meninggalkannya di hari Minggu karena ada operasi Cito.

"Sepertinya sih enggak, soalnya dr. Miko sedang liburan sama keluarga, semoga aja ya enggak ada yang mesti cito" ujar Todi.

"Bener?" tanya Laras, sangat bersemangat mendengar kalau hari ini dia bisa berkencan dengan suaminya.

"Memang kamu mau kemana sih sayang?" tanya Todi bingung. Dia merasa gemas melihat istrinya yang bertingkah manja pagi ini.

"Aku mau ke taman bermain," pinta Laras.

"Taman bermain?" tanya Todi. Laras mengangguk dengan semangat.

"Dimana?" tanya lanjut Todi lagi.

"Yang indoor aja, biar enggak panas, kita ke mall yang ada taman bermainnya, ya kak?" rayu Laras.

"Ya udah boleh, kita mau berangkat jam berapa?" tanya Todi.

"Hmmm..aku masih capek karena kamu semalam, aku tidur lagi ya," pinta Laras manja. Todi melihat jam di dinding kamarnya, masih pukul 7 pagi.

"Ya udah, kita tidur lagi aja ya," balas Todi, mengambil tubuh Laras kedalam pelukannya. Mereka berdua kembali terlelap.

Laras bangun sekitar pukul 10 pagi, dia pergi mandi, lalu segera membangunkan suaminya setelah mandi.

"Kakak, ayo bangun, kita jalan-jalan!" seru Laras, sambil menggoyangkan bahu Todi. Todi membuka mata, lalu mendapati istrinya masih memakai handuk dengan rambut yang masih basah, dengan segera pria itu menarik istrinya ke dalam pelukannya. Todi mencium leher Laras. Dia paling senang aroma istrinya setelah mandi. Laras sendiri merasa kegelian dengan ulah suaminya.

"Kak, iih..geli," ucap Laras sambil mendorong tubuh Todi. Todi tidak perduli dan terus menciumi Laras.

"Kak, mandi ah," sambung Laras lagi.

"Iya, aku mandi," balas Todi. Segera beranjak dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi, menurut perintah istrinya.

Sekitar 30 menit kemudian, mereka berdua sudah selesai bersiap-siap. Laras menunggu suaminya di meja makan. Bu Inah sudah memasakkan sarapan untuk mereka berdua.

"Sarapan dulu yuk sayang," ajak Laras ketika Todi turun dan berada di ruang makan.

"Kamu yang masak?" tanya Todi. Dia selalu senang kalau istrinya memasak.

Laras menggeleng.

"Bu Inah kak, aku turun udah ada tadi," jelas Laras.

"Ooh.." sahut Todi.

"Kenapa..kakak pengen aku yang masak?" tanya Laras, menggoda Todi. Dia tahu benar suaminya itu sedikit kecewa.

"Iya," jawab Todi dengan jujur.

"Besok ya aku masak," janji Laras.

"Makan sama kamu masakan siapa aja aku udah senang kok," sambung Todi cepat-cepat.

"Gombal," balas Laras sambil mencubit perut Todi. Mereka tertawa lepas. Mood bagi ini sangat baik untuk mereka berdua.

"Ehem..mbak..mas..nanti siang mau makan di rumah?" tanya Bu Inah. Laras dan Todi sama sekali tidak menyadari kalau Bu Inah sedari tadi ada disana. Berdiri memandangi sepasang pengantin baru di pagi hari ini.

"Eh, Bu, kita mau keluar Bu, enggak usah masak Bu," sahut Laras sedikit tersipu malu, menyadari pasti Bu Inah melihat kejadian sebelumnya.

"Baik mbak," sambung Bu Inah dan wanita itu segera pergi ke belakang rumah.

"Kakak nih, kan malu dilihat Bu Inah gitu," ucap Laras sambil mencubit perut Todi lagi.

Todi tertawa senang.

"Kenapa harus malu? Suami istri kan wajar, sayang," balas Todi, sengaja menekankan kata "sayang" . Todi mendekatkan wajahnya ke arah Laras, sambil melirik Laras dengan sedikit menggoda.

Laras hanya tertawa saja melihat tingkah suaminya. Cukup jarang Todi menggombal di pagi hari. Apalagi seminggu ini memang mereka berdua jarang untuk memiliki waktu senggang untuk berduaan. Todi selalu sibuk, Laras juga. Jujur saja baik Laras dan Todi, keduanya merasa sama-sama rindu untuk bermesraan. Semoga hari ini bisa berlangsung selamanya, harap Laras dan Todi dalam hati.

"Yuk, suami," ajak Laras, setelah mereka berdua selesai sarapan.

"Ayuk sayang," sambut Todi. Mereka berdua berangkat menuju taman bermain seperti yang Laras minta pagi ini.


AUTORENGEDANKEN
rizka_hami rizka_hami

selamat hari libur kakak2 tersayang ( ˘ ³˘)♥

ada up baru ya

buat yang kesel2 sama babang Todi

ini aku kasih yang agak2 romantis yaa

tenang up selanjutnya masih romantis2 ko

selalu mohon dukungannya ya kaka2 sekalian

jgn bosen2 buat komen dan kasih semangat ke aku melalui bintang dan spirit stone nya

(◍•ᴗ•◍)❤

Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C39
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen