App herunterladen
100% Fugitives[SOMNIEL] / Chapter 4: Ep. 02

Kapitel 4: Ep. 02

10 tahun kemudian

Di malam yang sangat dingin di kota Seoul. Di jalan yang sepi dan gelap. Ada seorang remaja laki laki memakai jaket hitam sedang berjalan menelusuri jalanan itu dengan membawa tas keresek putih yang berisikan beberapa bungkus jelly.

Di sisi lain

Ada seorang laki-laki paruh baya sedang berjalan gontai gantai sambil memegangi perut bagian kanan di jalan sempit di daerah perkiosan. Dia berjalan sambil meraba di dinding kios yang dia lewati. Sambil menahan rasa sakit di perut bagian kanannya yang mengeluarkan banyak darah dia tetap terus berjalan perlahan lahan. Perlahan tapi pasti.

Sampai di kios berdinding biru pria itu berhenti sejenak karena tidak kuat lagi untuk berjalan. Detik berikutnya dia melanjutkan langkah tapi baru beberapa langkah pria itu terjatuh. Pria itu coba untuk bangkit tapi tubuhnya terlalu lemah untuk melakukannya. Akhirnya dia memutuskan untuk memosisikan dirinya duduk dan bersandar di dinding kios itu.

Dia mengatur napasnya yang terengah engah sambil menahan sakit yang teramat di perutnya. Pria itu membuka tangan yang menutupi bagian perutnya yang terluka untuk melihat lukanya. Dia melihat lukanya semakin parah dan darah yang keluar semakin banyak.

"Dengan keadaanku yang seperti ini sepertinya aku tak bisa melanjukan perjalananku aku harus mencari bantuan "

Pria paruh baya itu menutup luka itu lagi dengan tangannya.

"Tapi tempat ini terlalu sepi dan sekarang sudah terlalu larut mana mungkin ada orang di sekitar sini "

"Tidak bagaimana pun caranya aku harus mencari bantuan aku tak mau mati disini "

Pria itu melihat ke kanan dan kiri untuk memeriksa apakah ada orang yang kebetulan lewat di daerah situ. Jika ada orang yang kebetulan lewat bisa ia mintai bantuan. Tapi tidak ada satupun yang orang yang lewat situ. Sekarang jalan jalan satunya adalah berteriak minta tolong sekeras mungkin dan berharap ada orang yang mendengar teriakannya.

"Tolong"

"Tolong"

"Tolong! "

Kembali ke remaja laki-laki yang mekai jaket hitam

Di waktu yang bersamaan tepat di bawah lampu penerangan jalan yang mati remaja laki-laki itu berhenti karena dia mendengar suara minta tolong.

"Tolong"

"Tolong"

"Tolong! "

Tanpa perintah laki laki itu langsung mencari dimana sumber suara berasal.

Di daerah perkiosan

Sekarang remaja laki laki itu berada di daerah perkiosan.

"Suaranya semakin keras sepertinya sumber suara berasal dari sana " remaja laki laki itu langsung menuju kearah yang menurutnya asal dari suara itu.

Sampai dia di tempat asal suara itu berasal. Ternyata suara itu berasal dari pria paruh baya yang tengah kesakitan dan tengah bersandar di dinding kios berwarna biru.

Remaja laki laki itu langsung menghampiri pria paruh baya itu.

"Paman kenapa? Apa paman baik baik baik saja? " Remaja laki laki itu melihat ekspresi dari pria paruh baya itu seperti tidak dalam kondisi yang baik baik saja.

"Kenapa tangan paman ini memegangi perutnya bagian kanan? " ucap remaja laki laki itu didalam hati sambil memperhatikan terus tangan pria paruh baya itu yang terus memegangi perutnya bagian kanan.

Remaja laki laki itu mendekatkan tangan kanannya mendekati tangan pria paruh baya itu yang dari tadi tangannya memegangi perutnya bagian kanan.

Laki laki itu membuka perlahan tangan pria paruh baya itu. Dan betapa terkejutnya remaja laki laki itu melihat darah segar terus keluar dari perut bagian kanan pria paruh baya itu.

"Paman kau terluka "

Remaja laki laki itu menyetuh perut bagaian kanan pria paruh baya itu yang terluka dan memejamkan mata. Didalam penglihatannya ia melihat pria paruh baya itu sedang berjalan di sebuah jalan yang sepi dengan membawa koper berwarna hitam. Tiba-tiba di tengah perjalan pria paruh baya itu di hadang 2 orang pria bertubuh besar kekar dengan penampilan seperti pereman.

"Siapa 2 orang pria itu? Kenapa dia menghadang paman ini? batin remaja laki laki itu.

Tanpa basa basi salah satu orang pria bertubuh besar kekar itu memegangi pria paruh baya itu dan satu orang pria bertubuh kekar yang lain merogoh sakunya. Dari saku itu dia mengeluarkan pisau kecil. Dan pria itu langsung menusukan pisau itu ke perut bagain kanan pria paruh baya itu.

Remaja laki-laki itu terkejut dan membuka matanya.

"Jadi paman ink terluka karena di tusuk oleh seseorang " batin remaja laki laki itu.

"Paman apa kau masih kuat untuk berjalankan? " tanya remaja laki laki itu.

"Ya" jawab pria paruh baya itu dengan nada pelan dan lemah.

"Baiklah kalau begitu paman ikut saya kerumah saya. Rumah saya tak jauh dari sini. Nanti luka paman akan saya obati di rumah. Saya akan membantu paman berjalan jika paman masih kuat berjalan. Paman benar masih kuat berjalan? " tanya laki laki itu memastikan lagi.

"Ya saya masih kuat " jawab pria paruh baya dengan nada lemah.

"Ya sudah saya bantu untuk berdiri " ucap remaja laki laki itu.

Remaja laki laki itu membantu pria paruh baya itu untuk berdiri. Dia melingkarkan lengan pria paruh baya itu di leher dan memapah pria paruh baya itu membawanya ke rumahnya.

Di rumah

Sampailah remaja laki laki itu dan pria paruh baya itu di rumah remaja laki laki itu. Di depan pintu rumah remaja laki laki itu yang berwarna coklat. Remaja laki laki itu mengetuk pintu itu.

"Hyung aku pulang kau di dalam buka pintunya" ucap remaja laki laki itu.

"Ya bentar " ucap seseorang dari dalam rumah.

Ceklek

Pintu itu terbuka dan menampakan lelaki tampan berkaian putih bercelana jens biru. Lelaki itu adalah hyung remaja laki-laki itu. Dia bernama Ong Seongwoo.

"Daniel–" ucapan Seongwoo terhenti ketika ia melihat adiknya yang bernama Daniel membawa seorang paruh baya itu ke rumah.

Ya remaja laki laki itu adalah Daniel. Kang Daniel. Daniel kecil yang dulunya anak kecil polos yang menginginkan anak kucing. Sekarang dia tumbuh menjadi remaja yang tampan.

Daniel langsung selonong masuk membawa pria paruh baya itu kedalam rumah tanpa mengatakan merespon Seongwoo.

Di dalam rumah

Daniel membawa pria paruh baya itu ke kamarnya. Di kamarnya Daniel membaringkan pria paruh baya itu di tempat tidurnya.

"Paman berbaringlah di sini " Daniel membaringkan pria paru baya itu di kasurnya. Pria paruh baya itu berbaring di kasur Daniel.

Seongwoo masuk ke dalam kamar Daniel. Di dalam kamar Seongwoo bisa melihat pria paruh baya yang di bawa Daniel tadi sudah terbaring di ranjang Daniel. Dan Daniel berada di samping ranjang dengan posisi berdiri melihat kearah pria paruh baya itu.

"Siapa paman itu? " tanya Seongwoo melihat kearah pria paruh baya itu yang tengah terbaring.

"Aku saja tak tau siapa paman ini. Aku menemukan di jalan daerah perkiosan " jawab Daniel.

"Aku menemukannya dalam kondisi seperti yang bisa kau lihat sekarang Hyung" lanjut Daniel.

"Kenapa perut bagian kanannya terluka? " tanya Seongwoo.

"Perut bagian kanan terluka karena dia habis di tusuk pria berbadan besar kekar" jawab Daniel.

"Aku akan mengambil beberapa perlatan medis untuk mengobati lukanya " tambah Daniel.

Daniel berjalan menuju pintu kamarnya melewati Seongwoo keluar dari kamarnya untuk mengambil beberapa alat medis yang di perlukan untuk mengobati pria paruh baya itu.

Seongwoo yang masih di dalam kamar Daniel masih melihat kearah pria paruh baya dengan ekspresi biasa yang sebenarnya menyembunyikan kebingungan dan banyak pertanyaan.

Ting

Suara sound hp Seongwoo yang menandakan dia mendapatkan sebuah pesan.

Seongwoo merogoh saku celana. Mengeluarkan benda berwarna hitam berbentuk persegi panjang tipis.

Dia menghidupkan benda itu dan setelah hp Seongwoo hidup. Di bagian layar kunci dia langsung di suguhi sebuah pesan dari nomor yang tak di kenal.

082***********

1 pesan

Seongwoo langsung membuka pesan itu dan membacanya.

Isi pesan

082***********

Temui aku di tempat biasa. Aku tunggu.

Setelah membaca pesan itu Seongwoo mematikan hpnya, memasukan benda itu ke saku celananya lagi dan keluar dari kamar Daniel.

Di luar kamar

Seongwoo keluar dari kamar Daniel langsung menuju ke pintu rumah.

Daniel tengah mencari alat alat medis di lemari kecil dekat tv. Di tengah pencarianya fokus teralihkan ke Seongwoo yang sudah di depan pintu.

"Mana ya di sini gak ada juga " ucap Daniel tengah mencari.

Daniel melihat kearah Seongwoo yang ada di depan pintu seperti mau pergi ke luar.

"Hyung kau mau kemana? " tanya Daniel kepada Seongwoo.

"Aku mau keluar sebentar ada urusan sebentar di luar " jawab Seongwoo.

"Oh... "

Seongwoo memegang knop pintu dan membuka pintu itu. Dia melangkah kakinya keluar pintu. Baru satu langkah tindakan terhenti karena Daniel.

"Hyung " panggil Daniel.

"Ya " balas Seongwoo. 

"Kau mau keluar seperti itu " ucap Daniel. 

"Apa maksud mu? " tanya Seongwoo yang kebingungan dengan perkataan Daniel.

"Kau mau keluar dengan berpakaian kaos dan celana jens " ucap Daniel.

"Ya apa salahnya aku berpakaian seperti ini lagian aku pergi sebentar dan tempat yang akan aku datangi tidak jauh dari sini " ucap Seongwoo.

"Ya gak salah sih kau mau berpakaian apapun untuk pergi keluar rumah. Tapi di luar udara sangat dingin jadi setidaknya kau pakai jaket atau apalah untuk melindungi tubuhmu dari udara dingin di luar " ucap Daniel.

Daniel melepaskan jaket hitamnya lali menghampiri Seongwoo "Ini pakai jaket ku biar kau tak kedinginan di luar " ucap Daniel menyodorkan jaket ke Seongwoo.

Seongwoo menerima jaket itu dengan senang hati "Makasih " ucap Seongwoo.

"Sama-sama " ucap Daniel sambil menunjukan senyum manisnya.

Seongwoo memakai jaket yang Daniel berikan. Sekarang jaket itu telah menempel di tubuh Seongwoo.

Daniel mengambil topi berwarna hitam yang ada di tongkat kayu tempat menggantukan topi atau jaket "Hyung pakai topi ini juga " Daniel menyodorkan topi berwarna hitam ke Seongwoo.

"Makasih " Seongwoo menerima topi itu dan memakai topi itu.

"Aku pergi dulu ya " tamit Seongwoo.

"Ya hyung hati hati di jalan " ucap Daniel.

Seongwoo pergi meninggalkan menuju tempat tujuannya. Daniel menutup pintu berwarna coklat itu.

Di luar

Di stasiun bawah tanah

Seseorang berpakaian serba hitam sedang berdiri tegak menghadap ke arah barat. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Di tempat yang sama ada seseorang berpakaian serba hitam juga berjalan menghampiri seseorang berpakaian serba hitam yang berdiri tegak sejak tadi. Sekarang 2 orang yang berpakaian serba hitam berdiri tegak dan saling menatap.

"Apa yang akan kau lakukan lagi?"

"Aku ada tugas untukmu "

"Apa? Kau membuat permainan baru? "

"Ya aku membuat permainan baru dan kau harus terlibat dalam permainanku kali ini "

"Baiklah apa tugasku? "

"Tugasmu, nanti aku beritahu saat permainan baru ku di mulai "

"Kapan? "

"Kau tunggu saja tanggal mainannya "

Di rumah Daniel

Di dalam kamar

Daniel baru saja selesai mengobati luka pria paruh baya itu.

"Akhirnya selesai " ucap Daniel.

Setelah itu Daniel membereskan alat medis yang dia gunakan tadi untuk mengobati luka pria paruh baya itu. Dia memasukan beberapa alat medis ke kotak p3k lalu menutup kotak itu.

Daniel ambil kotak p3k itu, bangkit dari duduk, melangkah kakinya menuju pintu kamar dengan membawa kotak p3k bersamanya. Baru beberapa langkah kaki Daniel melangkah tiba-tiba kepala Daniel terasa sakit.

"Arrrggghhh" rintihan Daniel yang kesakitan.

Daniel merintih kesakitan sambil tangannya memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Rasa sakit di kepala Daniel bertambah sakit membuat Daniel tak kuat menahannya lagi.

BRAK

Daniel jatuh tersungkur di lantai sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Argh...sakit " suara rintihan Daniel.

Parlahan tubuh Daniel mulai melemas. Pandangan sekitarnya mulai buram. Mata Daniel perlahan mulai terpejam. Dan detik berikutnya mata Daniel sudah terpejam sepenuhnya.

Di luar rumah

Ong Seongwoo sudah pulang. Dia berjalan menuju pintu dengan membawa sebuah tas plastik putih. Seongwoo membuka pintu lalu masuk kedalam. Di dalam dia menutup kembali pintu rumah.

"Aku pulang " ucap Seongwoo.

Seongwoo melepas jaket yang melekat di tubuhnya dan melepas juga topi yang ia pakai. Jaket dan topi itu di taruhnya di sebuah tongkat kayu yang di gunakan untuk menggantung jaket dan topi.

Seongwoo berjalan menuju dapur. Dia berhenti di depan meja makan yang ada di dapur menaruh tas plastik putih yang ia bawa di atas meja.

"Daniel kesini lah aku membawa sesuatu untukmu " ucap Seongwoo sambil membuka tas plastik dan mengeluarkan sesuatu dari tas plastik putih itu.

Isi dari tas plastik itu ternyata 5 kantong jelly besar, beberapa bahan pokok dan makanan ringan.

"Daniel "

Seongwoo merasa aneh karena dari tadi dia bersuara tidak ada jawaban dari Daniel.

Seongwoo keluar dari dapur menuju ke kamar Daniel.

Di depan pintu kamar berwarna coklat Seongwoo berhenti.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu

"Daniel kau sudah tidur " Seongwoo mengetuk pintu kamar Daniel. Tak ada jawaban dari dalam.

Seongwoo melihat kearah jam dinding. Dan jam dinding itu menujukan pukul 8 malam.

"Masih jam 8 malam tak mungkin Daniel sudah tidur biasanya diakan tidur jam 9 keatas. Ditambah lagi kalau Daniel sudah tidur sekarang dia mau tidur dimana tempat tidurnyakan di pakai pria paruh baya itu.  Ada yang aneh. Jangan jangan " batin Seongwoo.

"Daniel buka pintunya kakak mau masuk "

"Daniel " Seongwoo mengetuk lagi pintu kamar Daniel. Tetap sama tidak ada jawaban dari Daniel.

Seongwoo memegang knop pintu kamar Daniel. Dan mendorongnya. Tapi pintu itu tak terbuka.

"Sial di kunci " umpat Seongwoo.

"Daniel buka pintunya " Seongwoo mengetuk ketuk pintu kamar Daniel tapi masih tetap sama tidak jawaban yang meresponnya.

"Apa aku dobrak saja "

"Ah iya kunci cadangan "

Tanpa berpikir panjang Seongwoo langsung berlari ke kamar untuk mencari kunci cadangan kamar Daniel. Setelah dia menemukan kunci cadangan kamar Daniel dia kembali ke kamar Daniel.

Di masukannya kunci itu di lubang kunci lalu dia memutar kunci itu. Seongwoo memegang knop pintu itu dan mendorongnya.

Ceklek

Pintu kamar Daniel terbuka. Seongwoo masuk kedalam kamar. Melihat kesekeliling. Dia tidak mendapati Daniel di dalam. Dia hanya mendapati pria paruh baya itu yang terbaring di kasur. Dan setelah ia lihat lebih seksama. Dia menemukan alat medis yang berantakan di lantai di samping kanan ranjang.

Seongwoo melangkahkan kakinya mendekati samping kanan ranjang.

Deg

Muka Seongwoo langsung berubah ketakutan saat mendapati Daniel yang tergeletak tak berdaya di lantai.

"Daniel! "

"Daniel " Seongwoo mendekati tubuh Daniel dan menaruh kepala Daniel di pahanya.

"Daniel, Daniel bangun " Seongwoo menepuk nepuk pipi Daniel agar kesadaran Daniel kembali.

Dengan ekspresi ketakutan dan khawatir Seongwoo masih menepuk nepuk pipi Daniel.

"Daniel! bangun kau kenapa? Apa yang terjadi ? Daniel!! "

Fugitives

TBC

Hai jc up nih

Maaf ya jc udah gak lama up

Karena jc moodnya lagi gak enak jadi ya males apa apa

Mumpung ini masih suasana lebaran sekalian

Jc ucapkan minal aidzin wafaizin semua

Maaf lahir batin jika selama ini Jc punya salah sama kalian entah secara langsung atau tidak entak di sengaja atau tidak Jc minta maaf.

Maafkan Jc juga karena selama menjadi menjadi author jc selalu jarang up atau apalah. Maafkan kesalahan jc ya.

Jc janji untuk kedepannya jc akan lebih baik dan memperbaiki semuanya. Jc akan jadi author yang baik rajin up tak akan mengecewakan para pembaca dan akan membawa cerita yang terbaik buat para pembaca.

Sekali lagi kalau jc punya salah tolong di maafkan ya.

Maaf kalau banyak typo

Jangan lupa vote, komen dan shere ya

Hapus or next

Salam

Jc


Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C4
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen