Bagian Duapuluh Delapan.
Terbesit harapan dalam benak Rumi bahwa keinginan Halimun untuk bekerja ke luar negeri yang kali ketiganya segera terlaksana.Kemudian Rumi menceritakan kembali kata-kata Eyang kepada Halimun." Menurut Eyang dalam satu minggu kedepan kamu sudah diberangkatkan ke negara tujuan kerja ", ujar Rumi, kemudian ia mengambil botol minyak wangi pemberian Eyang dari dalam tasnya dan menyerahkan kepada Halimun." Dikasih minyak wangi ini oleh Eyang,tapi jangan dipakai setiap hari ".
" Maksudnya ? ", tanya Halimun.
" Kamu pakai kalau Tohari datang...", jawab Rumi.
Halimun menerima botol minyak wangi itu,meneliti bentuk botolnya beberapa menit karena dilihatnya sangat antik setelah itu kemudian mencium mengetes aromanya.Varfum yang luar biasa,pikir Halimun,menaruhnya tidak boleh sembarang tempat.Kemudian Halimun berjalan masuk ke kamarnya menaruh botol minyak wangi itu di bawah tumpukan baju di dalam almari.Tak lama terdengar suara Rumi mengingatkan supaya menyimpan botol minyak wangi di tempat yang sedikit tersembunyi.
Rumi melihat Halimun sedang duduk termenung di pinggir tempat tidur, merenungi keinginan untuk bisa dengan cepat bekerja di luar negeri lagi.Tapi Rumi salah mengira,ia kira Halimun masih memikirkan Herman,maka nyerocos lah bicaranya." Lelaki bukan hanya satu Herman di Subang ini,kamu masih muda untuk apa masih mengharapkan Herman yang berengsek ! ", kata Rumi, setelah itu ia membiarkan Halimun sambil berkata," Kalau kamu masih suka-terima sama Herman orang tua tidak akan melarang,terserah kamu ".
Rumi melihat ke luar rumah,dilihatnya sebuah mobil berhenti di depan rumah tak lama seorang pria keluar dari mobil itu berjalan menuju beranda rumah.Dari dalam rumah Rumi mengamati pria itu,kemudian ia membuka pintu seraya bertanya : " Mau bertemu dengan siapa ? ".
Pria itu tidak segera menjawab,namun memperlihatkan bahasa tubuhnya sangat santun.Setelah itu,dengan sedikit gugup ia bicara," Apakah betul ini rumahnya Halimun ?".
" Iya, betul ", sahut Rumi
" Halimun nya ada,Bu ? ", tanya pria itu,kelihatan sangat gembira.
" Ada----- bapak siapa dan darimana ? ", sahut Rumi.
" Saya Ade Ucup,Bu.....teman Halimun waktu kerja di Taiwan ".
Setelah tahu siapa pria itu,dengan ramahnya Rumi mempersilahkan duduk,dan kemudian bergegas menemui Halimun yang masih berada di dalam kamarnya untuk memberitahu kedatangan Ade Ucup.
Halimun terkejut diberitahu ada Ade Ucup oleh Rumi.Lalu dengan sedikit keraguan ia beranjak dari tempat tidur akan menemui Ade Ucup yang sedang duduk menunggu di beranda rumah.Yang pertama ia lihat sebelum berhadapan wajah dengan Ade Ucup adalah sebuah mobil mirip dengan mobil yang dipakai Herman dan Heri mengejar Tohari kemarin. Halimun masih berdiri di ruang tamu belum mau ke teras rumah, mengamati mobil Ade Ucup yang diparkir di depan rumah..Rumi mendekati Halimun dan berkata , " Kenapa masih berdiri saja, ayo cepat temui tamunya ".
" Tolong temani dulu------ saya mau mandi ", kata Halimun kepada Rumi, kemudian Halimun masuk kembali ke kamarnya, mengambil handuk dari dalam almari setelah itu berjalan menuju kamar mandi di belakang rumah.
Halimun mandi sambil sebentar-sebentar bersenandung,lagu yang menggambarkan keceriaan hati.Tapi suaranya serak terdengar,dan terdengar juga sebentar-sebentar Halimun meludah.
Ade Ucup di teras rumah duduk dengan setia menunggu ditemui oleh Halimun.Saat itu dalam benaknya muncul sa'at-sa'at menyenangkan bersama Halimun di Taiwan.Ketika teringat Halimun marah-marah hatinya menjadi was-was.Untuk mententramkan hati Ade Ucup mengucapkan beberapa kata,berulang-ulang seperti sedang mengucapkan mantra.Ia berharap pertemuan sekarang menjadi pertemuan dua orang kawan lama yang penuh gembira,mengenang masa-masa penuh suka-duka bekerja di negara orang.Ia tersenyum teringat bagaimana awal perkenalannya dengan Halimun.
" Sabar menunggu ya, Halimun nya sedang mandi ", kata Rumi membua Ade Ucup tersentak dari lamunan.Rumi meletakan satu cangkir air teh manis untuk Ade Ucup,setelah itu ia duduk dan bercakap-cakap sambil menunggu Halimun keluar.
Ade Ucup bertanya tentang suami Halimun kepada Rumi,dengan hati gembira dan penuh harapan ia sungguh-sungguh mendengar jawaban Rumi bercerita tentang keadaan hubungan Halimun dengan Herman.
" Kasihan Halimun ", ujar Rumi,ceritanya sejenak.Menyuruh Ade Ucup untuk minum,setelah itu Rumi bercerita lagi." Sejak Halimun masih di Taiwan suaminya pergi sampai sekarang tidak pulang ".
" Sudah resmi cerai apa belum,Bu ? ", tanya Ade Ucup dalam hatinya ada keinginan untuk melanjutkan hubungan lama,hubungan waktu sama-sama di Taiwan.
" Belum.... bagaimana bisa bercerai keberadaan suaminya tidak diketahui ada dimana...makanya sekarang ibu suruh Halimun untuk berangkat kerja lagi ke luar negeri...tapi kalau status jandanya jelas akan ibu suruh kawin saja daripada jadi TKW ".
Inti nya Halimun tidak punya suami,dia bicara punya suami waktu itu ternyata hanya mengelabui saja,pikir Ade Ucup setelah mendengar cerita dari Rumi ibu Halimun.Ade Ucup percaya diri,kedatangannya sekarang bisa menyatukan kembali hubungannya,harapan ingin mengawini Halimun seperti yang pernah ia utarakan di Taiwan dulu kini kemungkinan besar terwujud." Yang penting saya bisa bertatap wajah dengan Halimun sekarang ", ujar Ade Ucup dalam hati,mulutnya komat-kamit seperti tengah menghafalkan sebuah syair.
***
Tohari masih merasakan rasa sakit di wajahnya.Melihat wajahnya dari cermin ia bersyukur bengap-bengapnya sudah hilang.Diraba-raba pipinya,perasaannya senang karena dengan begitu ia bisa menjalankan aktifitasnya kembali sebagai agen TKW. Ia bisa sesuka hati menemui Halimun lagi.