Albert memasukan tangan ke saku celana dan mengeluar kan sesuatu di kantong, bewarna merah.... Apel. Mengelap nya dengan bersih dan mengigit nya, sambil terus melihat ke arah Jeclyn seolah sedang memikir kan sesuatu
" Ada mainan sebagus ini tidak mungkin aku akan melewatkan nya" Albert melihat sambil tersenyum tapi dengan mata tajam dan sedikit menyipit kan sebelah mata. Seperti lagi ingin memangsa, membuat Jeclyn yang melihat nya merasa takut. Entah ide apa yang ada di otak Albert? Dan entah apa yang ingin di lakukan Albert tidak ada yang bisa menerka nya, ya memang tidak dapat di terka, tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah spidol dari saku nya
"Kau mau apa? Jangan macam-macam" Seperti merasakan firasat buruk , aku langsung menurun kan tangan ku dan menunjuk ke arah spidol yang di keluarkan, mau apa dia dengan spidol itu
"Eit.., kenapa kau menurun kan tangan mu? Aku akan mengadu ke pak guru , agar hukuman mu di perberat lagi"
"Jangan!!!"
"Kalau begitu dian di tempat" Albert mulai berkreasi dengan spidol di tangan nya , dan tangan Jeclyn lah tempat pelampiasan kreasi-kreasi yang di miliki nya. Menggambar kan hati di tangan kanan Jeclyn dan mengambar kan smile di tangan kiri
"Ini baru yang di namakan seni" Mulai menjauh dari Jeclyn , memiring kan kepala sambil memengang dagu dan memperhatikan sambil mengamati gambar yang telah dia buat.
"Nah..., untuk mu" Meletakan apel di mulut Jeclyn dan pergi meninggal kan Jeclyn
"Apa-apaan ini ? kau menghina saya? Ini apa lagi? Siapa yang memberikan mu izin untuk makan " Kata pak guru yang terlihat kesal karena merasa terhina oleh tindakan Jeclyn, mengambil apel yang ada di mulut Jeclyn
"Maaf..., tapi bukan aku yang berbuat begitu"
"Kau mengejek ku? Masih tidak mau mengakui tidakan mu?" "Tetpi memang bukan saya melakukan nya pak"
"Ssaya tidak ingin mendengar penjelasan mu lagi. Sekarang turun ke lapangan , berdiri di sana sambil mengangkat tangan mu,berdiri sampai pulang dan jangan ikut istirahat"
Jeclyn berjalan menuju lapangan , dia berjemur di terik matahari yang panas sambil mengangkat kedua tangan nya ke atas , sesekali menurun kan tangan nya karena lelah. Terdengar suara lonceng sekolah tanda istirahat, dia masih berdiri sambil mengerakan- gerakan kaki nya yang lelah.
Beberapa jam telah berlalu dan aku masih di sini, tetap di sini dengan posisi seperti beberapa jam yang lalu juga. Hanya aku yang tidak berubah dalam beberapa jam tadi. Kaki ku pegal terutama tangan ku , aku menurun kan nya beberapa kali tapi pak guru mengawasi gerakan ku. Sesekali aku mengangkat kaki kiri dan kanan secara bergantian agar tidak terlalu pegal.
Aku merasa haus, sambil sesekali aku menelan ludah untuk membantu tenggorokan ku tidak terlalu kering, sambil melihat ke arah matahari aku memohon untuk meredup kan cahaya nya yang terik , keringat ku bercucuran, aku merasa seperti ada air di depan ku fatamorgana. Aku mengerti perasaan orang gurun
Perut ku juga lapar kruyuk..... kryuk... perut ku berdemo ria bahkan ku rasa mereka sudah bentrok di dalam perut ku, haus ini juga tidak tertahan kan , kepala ku pusing semua seperti bergerak-gerak di mata ku. Beberapa kali aku kehilangan keseimbagan , sambil memejam kan mata aku merasakan tubuh ku bergerak ke belakang kehilangan keseimbangan.
Aku merasakan seperti melayang sejenak,tapi aku merasakan ada sesuatu yang menahan ku dari belakang, seperti seseorang yang menahan ku dari belakang di ikuti oleh beberapa suara yang belum dapat aku cerna dalam otak ku dan aku masih memejam kan mata ku
"Kau tidak apa-apa?" Suara laki-laki
"ya.., aku tidak apa-apa" Membuka mata ku dan melihat kearah laki-laki itu "Maurer"
"Ini ambil lah.." Kata seoarang laki-laki yang berdiri di belakang Jeclyn , Jeclyn menoleh dan melihat sosok Albert berada dibelakang nya, ia memberikan sapu tangan , air dan apel kemudian melanjut kan kata-kata nya
"Tahan lah sebentar lagi juga pulang"
"Kau.... Kau....!!!!!! Ini gara-gara mu Albert"
"Kau tampak pucat , apa kau baik-baik saja?" Tanya Maurer yang diam-diam dari tadi memperhatikan Jeclyn
"Iya..., aku baik-baik saja"
"Bohong!!!!!! Selama barjam-jam berdiri di bawah terik matahari tanpa makan, minum dan istirahat. Apa masih perlu untuk di pertanyakan?"
"Aku benar tidak apa-apa" Apa-apaan itu? Kau sudah tau dan pintar sekali kau berkata begitu..., ini semua gara-gara kau tau
"Aku antar kau pulang saja. Aku akan bicara dengan pak guru..." Berjalan meniggal kan mereka
"Tunggu!!!!" Kata ku dan terlihat Albert juga memiliki pemikiran yang sama dengan ku , dia menarik tangan Maurer hingga Maurer pun menghentikan langkah nya. Albert menggeleng kan kepala ke Maurer, entah lah apa yang di isyarat kan Albert tapi tanpa perlawanan Maurer menghetikan langkah dan tidak mengatakan apapun
"Kalau begitu biar aku yang mengantar mu pulang"
Teng.... Teng... Teng.... Jam sekolah usai
"Akhir nya" Kata ku sambil menghela nafas panjang merasa sangat lega, menurun kan tangan ku yang pegal sambil sesekali memijat lengan ku yang sakit. Mungkin bisa di bilang mati rasa, kesemutan langsung menjalar di seluruh tangan ku
"Aku yang antar" Tegas Albert
"Tidak perlu" Balas ku lagi dengan tegas "Kalau aku bilang iya berarti iya" "Tunggu kenapa kau kasar sekali?"
"Bukan urusan mu" Menarik Jeclyn dengan kuat ke sisi nya "Kalau begitu aku juga ikut mengantar" Memengang tangan Jeclyn
"Tidak perlu" Kata ku dan Albert serempak, seperti nya itu membuat Maurer sedikit terkejut
"Kenapa kalian jadi kompak sekali" Bukan kah tadi Jeclyn menolak ajakan Albert dengan tegas, kenapa tiba-tiba jadi kompak
"Nah... , ayo kita pulang " Menarik tangan Jeclyn "Lepas kan aku bisajalan sendiri"
"Owh...,bagus lah kalau begitu. Itu berarti kau tidak akan pingsan di jalan kan? Aku tidak tau kalau si tua itu akan menghukum mu seperti ini. Keterlaluan juga si tua itu"
"Yang keterlaluan itu kamu!!!!! Kalau kau tidak sembarang mengambar di tangan ku ini tidak akan terjadi" Sudah salah tidak mau mengaku salah malah menyalakan orang lain. Tidak habis pikir , apa dia tidak tau apa salah nya? Ya.., memang cocok dengan temperamen nya.
"Si tua itu yang tidak tau karya seni"
"Ah...., menyebal kan" Sebelum marah ku memuncak lebih baik aku menghindari nya saja, aku percepat jalan ku
"Nah..., pergilah hush... hush...." Sambil mengerakan tangan ,gerakan mengusir "Harus nya aku yang mengusir mu !"
Jeclyn memasuki rumah dengan tampang pucat dan berkeringatan ,bahkan tidak mengatakan aku pulang seperti biasa karena sangat lelah. Mama yang duduk dan meneonton tv langsung menoleh ke Jeclyn dan berjalan mendekati Jeclyn
"Kau kenapa Jeclyn?" Mama memengang muka ku tapi aku tidak sanggup membuka mata yang terasa ingin menutup terus. Aku memejam kan mata tanpa melihat mama sama sekali
"Aku capek, aku tidur dulu" Kepala ku berdenyut-denyut , aku berjalan sambil memengang kepala ku sekali lagi mama menanyain ku
"Are you okay?"
Kali ini aku benar-benar lelah dan tidak dapat menjawab pertanyaan mama yang berdiri di belakang ku sambil memperhatikan ku, aku mengerakan tangan membentuk sebuah kode oke,dengan menekan jari telunjuk kiri dan menempel kan d jempol kiri. Aku merasa pusing sekali , aku harap setelah bangun aku tidak apa-apa