App herunterladen
75% Im Ex Emperor / Chapter 8: Mantan Kaisar Yang Pasrah

Kapitel 8: Mantan Kaisar Yang Pasrah

Setelah keluar dari perserikatan guild, Artan tidak segera pergi ke hutan Baburu, pertama dia ingin menanyakan beberapa informasi terlebih dahulu kepada wanita di sampingnya.

" Baiklah, pertama siapa namamu? " Tanya Artan santai.

" Namaku Liz. " Jawab Liz dengan nada rendah, dia masih memikirkan nasib teman-temannya.

" Ceritakan padaku dimana kalian bertemu dengan Poisonus Serpent, dan seperti apa ciri teman-temanmu. "

Liz dengan patuh menceritakan bagaimana awal mereka bertemu dengan Poisonus Serpent. Awalnya dia dan teman-temannya sedang mengerjakan misi untuk mencari bunga Purple Lotus di hutan Baburu, tapi salah satu teman mereka menemukan sebuah telur berwarna hitam pekat dan mengambilnya. Mereka tidak tahu bahwa telur itu ternyata milik Poisonus Serpent, orang yang mengambil telur itu segera kembali ke kelompoknya dan membagikan telur itu secara rata, tepat ketika mereka akan kembali ke kota, mereka di cegat oleh dua Poisonus Serpent, dan terjadilah pertempuran. Daniel pemimpin dari kelompok itu segera menyuruh Liz yang terlemah di antara mereka untuk melarikan diri menggunakan batu teleportasi dan melaporkannya ke perserikatan guild untuk meminta bantuan.

" Baiklah, itu semua yang aku butuhkan, kamu tunggu saja di pub itu. " kata Artan sambil menunjuk ke arah pub milik paman Joe.

" Ta... Tapi.. " kata Liz ragu.

" Percayakan temanmu padaku, aku akan menyelamatkan mereka, lagipula kamu hanya menghambat jika kamu ikut denganku. " Kata Artan santai.

Setelah mengatakan itu, Artan segera pergi ke hutan Barubu, dia terbang dengan kecepatan penuh.

Tidak lama kemudian, Artan telah sampai di hutan Baburu dan segera mencari teman-teman Liz.

Masuk kedalam hutan, Artan tidak menyembunyikan kekuatannya lagi, supaya para binatang buas menghindarinya dan mempercepat gerakan Artan.

Artan merasakan ada reaksi energi sihir dari arah utara, segera dia langsung menuju dimana arah reaksi energi sihir itu berasal.

Seperti yang di duga, reaksi energi sihir itu berasal dari teman-teman Liz yang sedang melawan dua Poisonus Serpent.

Ada empat orang disana yang sedang berhadapan dengan dua Poisonus Serpent, dua pria dan dua wanita. Namun, salah satu wanita diantara mereka sudah terbaring lemah di tanah, dan sedang di sembuhkan oleh teman wanita yang lain, sedangkan dua pria sisanya sedang melawan Poisonus Serpent satu lawan satu.

Keadaan mereka sudah sangat buruk saat ini, banyak luka yang dialami oleh kedua pria yang sedang bertarung dengan Poisonus Serpent.

Segera setelah Artan sampai di lokasi, dia langsung merapalkan mantra sihir, itu adalah sihir jenis es yang berbentuk pasak, ada total 10 pasak es yang muncul di sekitar tangan Artan.

Swoshh... Swosshh... Swoshh...

Artan segera melemparkan pasak itu ke arah kedua Poisonus Serpent, masing-masing lima pasak menyerang Poisonus Serpent.

Crackk... Crackk... Crackk

Setiap pasak es yang tertancap di tubuh Poisonus Serpent segera menyebar dan membekukan tubuh Poisonus Serpent tersebut.

Kedua pria itu segera terjatuh lemas di tanah setelah melihat bahwa Poisonus Serpent sudah sepenuhnya membeku.

Artan menghampiri mereka berdua dan segera merapalkan mantra penyembuhan untuk mereka. Baru setelah itu dia merapalkan mantra penyembuhan lagi untuk kedua wanita yang berada jauh dari pertempuran.

" Terima kasih, kami tidak tahu lagi apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang. " Kata salah satu pria kepada Artan dan membungkukkan badan.

Pria yang lain juga segera membungkukkan badan dan berterima kasih kepada Artan.

" Tidak masalah, jika kalian ingin berterima kasih, maka berterima kasihlah kepada teman kalian yang memintaku untuk datang kemari. Aku hanya membantu. " Kata Artan santai.

" Ah.. kami tahu, tapi tetap saja aku ingin berterima kasih padamu. Perkenalkan namaku Daniel. "

" Artan, kenapa kalian memilih bertarung dengan Poisonus Serpent daripada melarikan diri dengan batu teleportasi? " Tanya Artan bingung. Sebenarnya itu akan sangat mudah bagi mereka untuk melarikan diri menggunakan batu teleportasi dari pada bertarung dengan Poisonus Serpent dan akhirnya mengalami luka-luka.

" Ah... Kami tidak memiliki banyak uang untuk membeli batu teleportasi yang berharga mahal, kami hanya memiliki satu batu teleportasi dan sudah kami berikan kepada Liz untuk meminta bantuan. " Jawab Daniel dengan wajah memerah malu.

" Oh.. jadi begitu... " Artan akhirnya menyadari mengapa mereka tidak menggunakan batu teleportasi. Memang, harga untuk satu batu teleportasi sangat mahal yaitu 30 koin emas, hal itu sangat wajar jika di pikir betapa langkanya batu teleportasi.

" Baiklah, ambil ini dan segera kembali ke kota, temanmu sudah menunggu di pub. " Kata Artan sambil memberikan satu kantong batu teleportasi kepada mereka. "

" Eh... Maaf kami tidak bisa menerimanya, ini terlalu mahal, bahkan seharusnya kami yang membayarmu karena telah menyelamatkan kami. " Kata Daniel menolak pemberian Artan.

" Ambil saja, anggap saja hari ini hari keberuntungan kalian. " kata Artan sambil meletakan kantong itu di tangan Daniel, kemudian dia pergi dengan cepat meninggalkan rombongan itu.

Setelah menyelamatkan rombongan Daniel, Artan pergi menuju reruntuhan bekas istananya, masih ada beberapa harta berharga yang tertinggal disana dan akan sangat di sayangkan bila tidak di ambil.

Sampai di dalam reruntuhan, Artan segera menemui Sora dan Tigris. Sora terlihat sangat gembira melihat Artan sekali lagi.

" Artan.. Artan.. " teriak Sora penuh semangat.

" Ada apa Sora? "

" Ayo kita bermain "

" Jangan sekarang.. "

" Eh.. Artan jahat, Artan selalu meninggalkan Sora!!! " Teriak Sora dengan sedih.

" Ya tuhan... Oke..oke.. nanti kita bermain, tapi untuk saat ini aku ingin mengambil sisa barang yang aku tinggalkan disini. " Kata Artan mendesah pasrah.

" Aye.. Sora akan menemani Artan. " Kata Sora penuh semangat. Sikapnya yang selalu berubah-ubah terkadang membuat Artan pusing.

" Tigris, pertama kali aku bangun, aku melihat ada Tiger Lightning yang berada disini, apakah itu klon milikmu? " Artan mengalihkan perhatiannya dan menatap Tigris.

" Iya, itu benar master. " Jawab Tigris yang sudah berada dalam bentuk manusianya dengan sopan.

" Oh.. baiklah, aku tidak sengaja membunuhnya waktu itu. " Ucap Artan santai.

Tigris hanya menunduk tidak menjawab.

" Tigris, untuk saat ini kerajaanku sudah hancur dan aku tidak bisa membawamu pergi kemana-mana, jadi aku putuskan untuk mengirimmu bersama Sora ke Beast Domain dan lakukan semaumu. Bila waktunya tiba, aku akan memanggilmu kembali. " Kata Artan dengan serius.

" Baik Master. "

" Sora tidak mau pergi!! Sora ingin selalu bersama Artan!! " Sora yang sudah berada dalam bentuk manusianya segera memeluk Artan dengan erat setelah mendengar keputusan Artan.

" Tapi Sora... "

" Sora tidak mau pergi.. !! Jangan tinggalkan Sora..! " Sora memeluk Artan semakin erat dan matanya merah seperti mau menangis.

Artan tidak berdaya melihat sikap Sora yang seperti ini. Setelah beberapa saat, kemudian Artan memutuskan.

" Baiklah, Sora bisa ikut bersamaku, tapi dengan syarat kamu harus berada dalam bentuk manusia ketika berada di sampingku, aku tidak ingin terlihat aneh di mata orang lain. "

" Yey.!!! Artan yang terbaik...!!! " Teriak Sora penuh semangat.

" Em.. ma..master.. kalau boleh... Aku... " Tigris menghampiri Artan dan berkata dengan malu-malu.

" Apakah kamu juga ingin bersamaku? " Tanya Artan seakan mengetahui apa yang diinginkan oleh Tigris.

" I..iya Master, itupun jika anda mengizinkan. " Kata Tigris dengan tatapan penuh harap.

" Oke..oke. kalian bisa terus bersamaku, dan ingat untuk berada dalam bentuk manusia ketika kalian berada di sampingku. " Kata Artan yang pasrah dengan keadaan.

Setelah selesai dengan semua hal yang Artan butuhkan, dia pergi dari reruntuhan bekas istananya. Saat ini dia menuju pub milik paman Joe.

Sampai di pub, sudah ada rombongan petualang yang dipimpin oleh Daniel, dan ada juga Liz disana.

" Oh... Pahlawan kita akhirnya datang. " Kata paman Joe tersenyum ketika melihat Artan tiba.

Artan hanya tersenyum mendengar ucapan paman Joe, kemudian dia memperkenalkan Sora dan Tigris kepada paman Joe.

" Paman Joe, perkenalkan ini Sora, dan ini Tigris. " Kata Artan sambil memperkenalkan bawahannya.

" Hai... Namaku Joe, kalian bisa memanggilku paman Joe, sama seperti Artan memanggilku. "

Kata Paman Joe tersenyum ramah.

" Aye... Aye... Paman Joe. Paman bisa memanggilku Sora, Sora suka Artan. " Kata Sora dengan semangat.

Tiba-tiba paman Joe menarik kerah pakaian Artan dan membisikan suatu hal padanya.

" Anak siapa lagi yang kamu culik kali ini? " Bisik paman Joe.

" Cara bicara paman seperti aku sudah sering menculik anak-anak saja. " Balas Artan tersenyum kecut.

Tiba-tiba Liz yang sedari tadi memperhatikan Artan, mulai mendekatinya.

" Terima kasih karena telah menolong teman-temanku, aku tidak tahu lagi harus bagaimana jika tidak ada kamu yang menolong mereka. " Liz membungkuk dan mengucapkan terima kasih kepada Artan dengan serius.

" Santai saja, aku hanya membantu orang yang membutuhkan, tidak ada hal lain yang perlu berterima kasih padaku. " Balas Artan santai.

" Tapi tetap saja, kamu adalah penyelamat kita, aku.. aku tidak bisa memberikan apapun padamu, dan aku merasa malu dengan hal itu.. " ucap Liz yang masih membungkuk.

" Dengar, jika ada orang yang membutuhkan bantuan padamu, dan kamu bisa melakukannya, maka bantulah mereka. Tidak perlu mengharapkan imbalan atau apapun, itulah yang membedakan kita dengan iblis. Kita adalah makhluk cerdas yang bersosialisasi, bukan iblis kejam yang suka mengeksploitasi keberadaan yang lemah. " Kata Artan dengan bijak.

Paman Joe hanya tersenyum melihat perbincangan yang dilakukan Artan bersama Liz. Dia sepertinya lebih menyukai sikap Artan yang baik hati.

" Oh iya... Paman Joe, dimana Ferris, aku tidak melihatnya? " Tanya Artan.

" Ah.. dia ada di belakang, tunggu, aku akan memanggilnya. "

Tidak lama kemudian Ferris datang.

" Artan... Em.. terima kasih atas bukunya.. " ucap Ferris dengan nada rendah, seperti ya saat ini Ferris sudah mulai sedikit terbuka dengan Artan.

" Em.. bagaimana? Apakah kamu sudah mempelajarinya? " Tanya Artan lembut.

" Em.. " angguk Ferris.

" Baiklah, seperti yang aku pesan sebelumnya, hari ini adalah hari dimana aku akan menguji perkembangan dari kemampuan sihirmu, apa kamu sudah siap? "

" Em... "

" Apakah kalian ingin berlatih sihir? " Tanya Liz yang sedari tadi mendengarkan percakapan Artan dengan Ferris.

" Ya, Ferris ingin mendaftar ke akademi semester depan, jadi aku ingin melatihnya beberapa sihir untuknya. " Jawab Artan santai.

" Ah.. kebetulan sekali, kami adalah siswa di akademi sihir Barahm. Sepertinya kami akan menjadi seniornya. " Ucap Liz tersenyum.

" Oh... Maaf, aku belum memperkenalkan diri. Perkenalkan namaku Liz, sedangkan gadis di sampingku adalah Elisa, dan ini Ertes, kedua pria ini adalah Daniel dan Regie. " Liz memperkenalkan dirinya bersama teman-temannya kepada Ferris.

" Em.. Ferris. " Jawab Ferris ringan.

" Maaf Liz, Ferris adalah gadis yang pemalu dan pendiam, dan kebetulan sekali kalian adalah siswa akademi, jadi aku bisa tenang menitipkannya kepada kalian. " Kata Artan yang melihat Ferris hanya mengucapkan beberapa kata saja.

" Haha.. tidak apa, aku yakin setelah kita lama bersama dia akan berubah. " Jawab Liz tersenyum.

" Artan!! Sora ingin mendaftar ke akademi!! " Teriak Sora berada di samping Artan, dia selalu menempel dengan Artan.

" Hah...." Artan terkejut dengan ucapan Sora yang ingin mendaftar ke akademi.

" Tidak bisa.. itu terlalu sulit untukku menempatkanmu di akademi " Artan menolak dengan tegas.

" Sora ingin mendaftar!! Artan tolong!! " Sora merengek kepada Artan dengan ekspresi sedihnya.

" Ayolah Artan, daftarkan saja Sora, bukankah lebih baik jika seseorang dilatih sihir sejak kecil. " Kata Liz yang menatap Sora dengan simpati, lalu dia membantunya berbicara dengan Artan.

' kamu tidak tahu!! Meski penampilannya yang masih seperti anak kecil, tapi dia adalah binatang buas tingkat Emperor 3. ' gerutu Artan dalam hati.

" Artan... " Sora meminta sekali lagi kepada Artan dengan tatapan penuh harap, matanya juga sudah terlihat berkaca-kaca dan siap menangis kapan saja.

" Arghh.. baiklah, akan aku pikirkan nanti. " Kata Artan dengan kesal, dia benar-benar tidak bisa menolak permintaan Sora.

Tigris yang berada di belakang Artan maju ke depan mendekati Artan, dan dia mulai menarik-narik pakaian Artan.

" Jangan bilang kamu juga ingin mendaftar ke akademi! " Bentak Artan sambil menatap tajam pada Tigris.

Tigris yang patah hati karena permintaannya ditolak mundur kebelakang Artan lagi dengan sedih.

Melihat hal ini Artan merasa tidak enak dengan Tigris.

" Oke... Oke... Aku akan memikirkannya, tapi aku tidak berjanji akan memasukan kalian berdua ke akademi. " Kata Artan pasrah.

" Yey... Artan yang terbaik!!! " Teriak Sora sambil menari-nari penuh semangat.

" Baiklah, lebih baik kita menuju tempat latihan sekarang, aku tidak ingin menunda waktu lagi. "

" Oh iya, paman Joe, jangan tunggu Ferris pulang, aku berencana akan menginap di hutan Baburu dan melatih Ferris bertarung pada malam hari. " Kata Artan sambil melambaikan tangan dan mulai pergi meninggalkan pub.

" Oke.!!! " Teriak paman Joe.

Artan bersama yang lain pergi ke tempat latihan. Tempat latihan itu adalah hutan Baburu, hutan terdekat dengan kota Barahm.


AUTORENGEDANKEN
GearLe GearLe

Maaf, untuk hari ini hanya ada satu bab. Author mengalami kesibukan di hari weekend, next time di usahakan update 2 bab lagi.

enjoy this chapter....

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen