App herunterladen
60.37% My Doctor is My Husband / Chapter 32: BAB 30

Kapitel 32: BAB 30

tok..tok..

"Masuk!!"

"he, Ilyas tumben kesini?!" ucap Irwan.

Ilyas berjalan kecil dengan sedikit rasa malas kearah Irwan.

Irwan dokter tampan yang sebelas dua belas dengan Ilyas.

"iya! aku mau membicarakan tentang perempuan itu!" ucap Ilyas.

Irwan menatap intens kearah Ilyas."kenapa lagi sama dia?" Tanya Irwan.

"dia sakit! dirawat disini!" jawab Ilyas.

"kok bisa?" tanya ulang Irwan.

"kecelakaan kecil disekolah! kepalanya terbentur!" jawab Ilyas.

Irwan mengangguk kecil sembari memainkan jarinya di keyboard labtopnya.

Hening...

Beberapa detik hanya ada keheningan diantara mereka, sampai Ilyas...

"oh, iya! aku kan kesini mau membicarakan sesuatu!" ucap Ilyas.

"apa?" ucap Irwan singkat.

"itu Ayisa! dia itu lagi sakit! tapi penyakitnya itu aneh banget!" ucap Ilyas.

Mendengar kata penyakit aneh sontak membuat Irwan semakin penasaran.

"penyakit aneh? maksudnya?"

"aku juga nggak ngerti! dia itu kalau habis nagis pasti ketiduran! dan anehnya dia tidur kayak orang mati!" ucap Ilyas.

"wah! kayaknya nih sakitnya itu adalah tantangan buat gw!!" ucap Irwan.

"dia juga suka banget marah-marah kalau lagi sakit! sensi banget kalau lagi sakit!!" ucap Ilyas sembari menggelengkan kepalanya.

Irwan semakin penasaran dengan sakit yang diderita oleh Ayisa.

"yaudah sekarang kita cek! gw mau ketemu sama dia! ini tuh benar-benar menantang buat gw!!" ucap Irwan.

Dengan cepat Irwan menutup labtopnya dan berjalan keluar untuk menemui Ayisa.

Irwan sangat suka dengan hal-hal yang menantang, semakin dia merasa penasaran akan semakin keras pula dia berusaha untuk mencari tau.

Kedua pria itu memasuki kamar tempat Ayisa dirawat.

Dengan pelan dia membuka Knop Pintu kamar itu dan mendapati seorang wanita yang sedang bersandar di stretcher sambil melamun.

"Hy pasien!?" sapa Irwan.

Ayisa berbalik sedikit kaget melihat Irwan yang sok akrab dengannya.

Melihatnya beberapa detik kemudian membalikkan kembali pandangan.

"hey pasien! ada apa?" tanya Irwan.

Ayisa tak kunjung merespon perkataan Irwan.

Ayisa membuat Irwan penasaran dengannya. Dan yah saat Irwan merasa penasaran akan sesuatu dia tidak akan berhenti untuk mencari tau.

"ohh pasiennya ngambek?!"

Ilyas kini tertangkap oleh mata Ayisa.

"Bang Ilyas!"

"Ayisa!"

Suasana sangat menegangkan bagi Irwan.

"eh pasien, aku kesini mau memeriksa kesehatan kamu! bagaimana keadaan kamu sekarang? jauh lebih baik kah? atau bagaimana?" tanya Irwan mendesak.

Ayisa mengercit."saya baik-baik aja kok Dok!" jawab Ayisa lemas.

Ayisa menatap Ilyas sambil mengerucutkan bibirnya sedikit kesal pada Ilyas.

"Irwan! lebih baik kamu periksa dia sekarang!" titah Ilyas.

wajah Ayisa semakin kesal saat mendengar titah Ilyas.

Irwan memeriksa keadaan Ayisa.

Setelah beberapa menit memeriksa keadaan Ayisa. Irwan mengajak Ilyas untuk pergi. Mereka pun meninggalkan Ayisa sendiri.

Mereka berjalan sambil berbincang-bincang mengenai Ayisa.

"aku sudah memeriksa dia! tapi aku tidak menemukan apapun! maksud aku semuanya normal normal saja!" ucap Irwan.

"tapi bagaimana mungkin! apa yang terjadi padanya itu pasti ada sebabnya!" ucap Ilyas

"mungkin saja memang dia hanya kecapean saat menangis makanya dia tertidur!" ucap Irwan.

"kalau dia kecapean pasti dia bisa merasakan saya disentuh! tapi tidak! dia tidak merasakan apapun! semacam dia itu sudah meninggal!" ucap Ilyas.

Irwan semakin penasaran dengan penyakit aneh yang diderita oleh Ayisa.

"aku akan melakukan CT SCAN untuk mencoba melacak penyakit yang ada didalam tubuhnya!" ucap Irwan.

***

Jam 23.55 atau tepatnya jam 11.55 malam hampir mendekati jam 12 malam.

Ayisa belum juga tertidur dia terus menatap kosong yang ada di hadapannya.

Dipikirannya hanya ada dua yaitu Abi Farhan juga Suaminya Ilyas.

Kerinduannya pada Abinya dan rasa takutnya kehilangan Ilyas.

Sama halnya pada ilyas, dia juga takut kehilangan dia cinta pertama untuk pertemuan pertama kali Ilyas melihat Ayisa saat dia masih SMP dan Ayisa masih SD.

• FLASHBACK ON •

"Ayisa saya suka sama kamu!" ucap Ilyas.

"jangan suka sama Ayi! Ayi masih kecil!" ucap Ayisa.

"wakaupun kamu kecil tapi tetap saya suka karena kamu baik, kamu cantik, kamu lucu, kamu imut, dan kamu juga rajin sholat! saya suka kamu!!" ucap Ilyas.

"ihh! jangan! anak kecil nggak boleh pacaran!" ucap Ayisa.

"Memang siapa yang ngajakin pacaran! aku kan cuman bilang suka!" ucap Ilyas sembari mencoba menahan tawanya.

Ayisa mengerucutkan bibirnya kesal pada Ilyas kecil.

____________

"Ilyas!" teriak seorang anak kecil.

Ilyas berbalik ke arah sumber suara itu dan mendapati Ayisa yang tepat di belakangnya.

Ayisa tertawa kecil melihat Ilyas."pipi kamu kok kayak roti? boleh dimakan tuh" ucapnya mencoba menahan tawanya.

"memang karena aku lucu, aku imut, aku menggemaskan! nggak kayak kamu pipinya kayak ikan kering"Ilyas tertawa."tipis banget!!" ucap Ilyas.

"Biarin! yang penting aku cantik!" ucap Ayisa.

• FLASHBACK OFF •

Jika menginginkan hal itu Ilyas suka cengar-cengir sendiri. Kelucuan Ayisa saat pertama kali bertemu berhasil membuat Ilyas jatuh cinta walaupun hanya cinta monyet.

Tapi sampai saat ini Ilyas mampu menjaga hatinya untuk Ayisa walaupun sempat putus asa memiliki Ayisa saat dia harus pindah keluar negeri beberapa tahun lalu

Tapi takdir berkata lain putus asa nya itu hilang terhampas saat takdir memutuskan untuk menjadikan mereka pasangan syurga dunia akhirat.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C32
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen