App herunterladen
94.01% kecupan Kecil Dari Alam Mimpi / Chapter 110: Kemarahan Sang Iblis Bengis

Kapitel 110: Kemarahan Sang Iblis Bengis

Linggar takut namun merasa kesal juga, Rafael sungguh lebih memilih kekasih prianya itu di banding adik kandungnya sendiri?!

" Kakak kamu tidak boleh seperti ini! Dia tidak baik untukmu, pikirkan apa yang akan di alami kakek jika dia tau kamu bersama dia yang bahkan sangat lemah itu! " teriak Linggar dengan emosional sambil menunjuk ke arah Indah dengan tatapan marah.

" Diam..! " bentak Rafael tidak senang.

" Dia sungguh tidak pantas untuk mu kak, hanya tampangnya saja yang tidak jauh berbeda dari wanita. Lepaskanlah dia kak, kami masih bisa membantumu untuk sembuh! " sekali lagi Linggar mencoba menyingkirkan Indah dari hidup Rafael.

Perkataan Linggar semakin membuat Rafael marah, aurah dingin yang semula mencekam berubah menjadi aura hitam yang mematikan yang mengelilingi tubuh Rafael.

Indah dapat merasakan energi hitam menyelimuti tubuh Rafael, yang membuat dirinya berbalik melihat wajah Rafael dengan terpaku. Rafael sungguh terlihat seperti sosok iblis bengis, namun anehnya itu membuatnya terlihat semakin menawan meski di sekitarnya terasa mematikan. Membuat wanita manapun rela masuk ke dalam neraka terdalam hanya untuk di siksa oleh sang iblis bengis.

Linggar yang mendapati Rafael menatapnya dengan tatapan membunuh membuat nyalinya menciut seketika, baru kali ini dia melihat kakaknya semarah itu.

Rafael memeriksa keadaan Indah sebelum berbalik ke arah Linggar dengan ekspresi wajahnya yang menghitam.

Rafael lalu melepaskan Indah dan berjalan ke arah Linggar dengan murka.

" Gawat... Rafael, berhenti! " spontan Demian berteriak saat melihat Rafael yang kehilangan kesabarannya.

Hanya dia yang tau bencana apa yang akan terjadi jika Rafael lepas kendali. Perna sekali saat mereka masih berada di kamp pelatihan militer bertahun-tahun yang lalu, salah seorang yang merasa iri dengan prestasi Rafael yang mengagumkan saat itu, selalu mencoba membuat masalah dengan Rafael.

Orang tersebut semakin marah dan di penuhi dengki saat Rafael tak menggubrisnya sekalipun. Dia bahkan mempengaruhi beberapa orang untuk mengganggu Rafael setiap waktu. Hingga pada akhirnya orang tersebut telah melewati garis bawah kesabaran Rafael dan berakhir bencana bagi setiap orang yang terlibat.

Entah bagaimana kondisi orang-orang itu sekarang setelah kejadian itu berlalu cukup lama.

Secepat apa pun Demian bergerak, dia tidak akan mampu menghentikan Rafael tepat waktu.

Linggar merasa dunianya akan runtuh saat melihat kakaknya melangkah ke arahnya dengan ekspresi kejam dan menakutkan. Dia sangat ingin melarikan diri saat itu juga, namun tanpa di duga kedua kakinya terasa kebas dan tak bisa bergerak seincipun.

Linggar pada akhirnya hanya bisa memejamkan matanya dengan pasrah, menggunakan kedua tangannya untuk melindungi tubuhnya saat tinju Rafael bergerak cepat ke arahnya.

BUG.....

Dunia seakan berhenti berputar saat Linggar mendengar suara hantaman keras itu di samping telinganya, namun anehnya rasa sakit yang dia tunggu tak kunjung datang, dia tidak merasakan sakit sedikitpun setelah suara pukulan itu terdengar.

Linggar memaksakan matanya untuk terbuka, namun Linggar tak menemukan Rafael ada di hadapanya.

Rafael yang saat ini kembali ke sisi Indah, segera membawa Indah pergi dari sana. Mengabaikan keberadaan Linggar yang masih terlihat shock dan ketakutan setengah mati.

Indah merasakan genggaman tangan Rafael yang bergetar saat dirinya di bawah masuk ke dalam mobil.

Jelas Rafael berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya agar tidak meledak keluar. Meskipun wajahnya terlihat buruk, namun Indah dapat menangkat setitik penyesalan dalam ekspresinya.

Rafael jelas sangat menyayangi adiknya terlepas dari apa pun kesalahannya.

Demian menghela nafas lega setelah melihat Rafael tidak bersungguh-sungguh ingin memukul Linggar, dengan cepat dia berjalan ke arah Linggar dan menahan tubuhnya saat Linggar hampir terjatuh lemas karena ketakutan.

Demian dan linggar sama-sama melirik ke arah dimana pukulan Rafael mendarat.

Mobil sport mewah Linggar yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi, yang bahkan jika di hantamkan dengan sebuah palu tidak akan penyok dengan mudah.

Namun hanya dengan sekali pukul, Rafael mampu membuat lubang yang cukup besar, seolah mobil itu begitu rapuh dan mudah hancur.

Linggar dan Demian yang melihat kerusakan itu secara tidak sadar meneguk ludah mereka, entah apa yang akan terjadi jika mereka yang berakhir di ujung tinju itu.

______________________________________________________

Setelah memastikan Indah baik-baik saja, Rafael membawa gadis itu pulang ke rumah untuk beristirahat.

Rafael pergi setelah melihat Indah masuk ke dalam kamarnya secara pribadi.

Di dalam kamar, Indah yang duduk bengong di atas kasur masih tidak mengerti dengan semua yang terjadi sejak awal hingga akhir.

Dia jelas-jelas hanya ikut bersama Rafael, dan tidak menyangka akan bertemu dengan Demian. Dimana Demian dan Rafael saling beradu tekanan dan membicarakan sesuatu yang tidak jelas.

Lalu tanpa di duga, Linggar adik Rafael akan turut hadir dalam situasi yang cukup mencekam itu dan menariknya begitu saja.

Linggar jelas salah faham dengan dirinya, Linggar berfikir bahwa dirinya adalah kekasih pria Rafael dan tidak dapat menerimanya.

Yang lebih aneh lagi, Indah tidak habis fikir akan satu hal, mengapa Rafael bahkan tidak membantah hal itu dan menjelaskan hubungan antara dirinya dan Rafael.

Jelas mereka tidak memiliki hubungan romantis seperti itu bukan?

Bahkan Indah tak dapat menyebut dirinya sebagai teman Rafael. Statusnya sungguh tak jelas, memikirkan hal itu membuat kepala Indah sedikit pusing, membuat dirinya ingin mencari udara segar di luar.

Indah berjalan ke arah taman di samping rumah di temani oleh Nadin.

Meskipun wajah Indah tertutupi oleh kotoran hitam yang pekat, namun ekspresi kuyuh dan lemasnya tidak lepas dari perhatian Nadin.

" Indah kamu sakit? Sebaiknya kita kembali kedalam rumah! " kata Nadin khawatir.

Saat Indah ingin menjawab, tiba-tiba semua terasa berputar hinggar akhirnya menjadi gelap.

" Indah!!! " terian Nadin panik saat melihat Indah yang tiba-tiba pingsan. Untung saja dia bergerak cepat dan menangkap tubuh Indah sebelum jatuh ke tanah.

Sekarang di dalam kamar Indah, seorang dokter memeriksa keadaan Indah dengan serius. Setelah beberapa saat, ekspresi sang dokter menjadi rileks.

Dokter tersebut merupakan dokter kepercayaan yang di pekerjakan oleh Rafael, jika sesuatu terjadi pada Indah tepat dalam perawatannya, mungkin nyawanya akan melayang mengetahui kekejaman Rafael yang menakutkan.

" Bagaimana Dok? Apa yang terjadi pada Nona? " tanya Nadin pada dokter dengan khawatir.

" Tenang saja, Nona Indah tidak menderita penyakit ataupun cedera yang serius, dia hanya kecapean dan terlalu banyak berfikir! " kata Dokter menenangkan.

" Syukurlah kalau begitu! " desah Nadin lega, dia mengira Indah kenapa-kenapa saat tiba-tiba Indah pingsan begitu saja.

Namun belum semenit Nadin merasa lega, perkataan dokter selanjutnya membuatnya sangat shock.

"Nona.. eh Nyonya Muda saat ini tengah mengandung, jadi sebisa mungkin jangan membuatnya depresi, itu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungannya! " kata dokter tersebut. Dia sedikit bingung ingin memanggil Indah sebagai Nona atau Nyonya? Namun mengingat Indah yang tidak perna keluar dari rumah selain bersama dengan Tuan Muda Rafael, jelas anak dalam kandungannya pasti anak Rafael. Meskipun di permukaan perempuan ini seperti tahanan dalam rumah, namun Tuan Muda Rafael selalu memperlakukannya dengan baik bahkan sangat baik di banding kepada orang lain.

Tuan Muda Rafael juga tampak cukup overprotektip kepadanya, yang membuat perempuan ini memiliki nilai yang cukup besar untuk menjadi calon nyonya di rumah ini.

Sang dokter juga merupakan salah satu dari mereka yang mengetahui bagaimana wujud asli Indah yang sebenarnya.

Dialah dokter yang merawat Indah sewaktu dia mengalami demam tinggi dan tak sadarkan diri waktu itu, jadi bukan rahasia lagi baginya tentang wujud Indah yang sesungguhnya.

DEG....

Indah hamil?

" Apa anda serius dokter? " tanya Nadin sekali lagi tak percaya.

Mendengar pertanyaan Nadin, sang dokter sedikit terkejut namun tetap menjelaskan.

" Nyonya Mudah saat ini tengah hamil tiga bulan, dengan beban pikiran dan kejadian-kejadian yang memberikan tekanan negatif pada tubuhnya, membuat tubuhnya begitu lemah. Jadi saya berharap Anda bisa menjaga Nyonya Muda lebih ketat selama masa pemulihan ini! " jelas sang dokter dengan singkat dan padat.

Setelah memberikan suntikan vitamin dan memeriksa tubuh Indah sekali lagi, sang dokterpun pamit pergi meninggalkan Nadin yang masih terdiam melongo tak percaya di belakangnya.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C110
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen