"Tuan Gilbert, pengawal pribadi Tuan Putri memberi kabar. Tuan Putri telah kembali dengan kondisi selamat, sekarang Tuan Putri dalam perjalanan kesini." ucap salah seorang bawahan Gilbert yang datang tiba-tiba dari arah pintu.
"Apa, Tuan Putri telah kembali? Dan dia bahkan dalam perjalanan kesini?" ucap Gilbert masih tak bisa mempercayai pendengarannya.
'Jadi, Demian sungguh tak menculik Tuan Putri?' Pikir Gilbert.
Indah dan Riko yang memperhatikan dari samping merasa lega, akhirnya masalah Demian telah teratasi tanpa bersusah payah.
Gilbert lalu memerintahkan bawahannya untuk melepaskan Demian, dia tak tau harus berkata apa tentang situasi ini.
Sesungguhnya dia telah salah menangkap orang, untung saja dia tidak menyiksa Demian sejak awal. Kalau tidak, Sosok iblis yang berdiri di sampingnya ini pasti akan membuat kepalanya menjadi pusing.
Jujur saja, dia tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengalahkan Rafael jika terjadi pertikaian. Dan lagi dia memiliki dukungan dari Yang Mulia, dia tidak ingin bertaruh tentang siapa yang akan di pihak oleh Yang Mulia.
"Tuan Demian, maafkan atas kesalah pahaman kami. Kami akan menebus kesalah ini sesuai dengan apa yang Tuan Demian inginkan!" ucap Gilbert dengan nada menyesal.
"Ha.. Kesalah pahaman? Bukankah sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa aku tidak bersalah! Tapi apakah ada di antara kalian yang mempercayai ucapanku?" ucap Demian geram.
'Orang-orang ini sungguh tak tau malu, mereka berani mengurungku dua hari penuh tanpa di berikan makan dan minum sedikitpun! Mereka pasti ingin membuatku mati kelaparan, aku bahkan harus menahan rasa ingin buang air hingga ginjalku terasa sakit.
Jika mereka ingin aku memaafkan, maka mereka hanya bisa bermimpi!' pikir Demian.
"Sesuai dengan yang aku inginkan? huh baiklah, dengarkan ucapanku baik-baik!"
"Aku ingin kalian semua bersujut di kakiku dan menjilat sepatuku sampai bersih. Dan tidak itu saja, aku ingin Tuan Putri kalian yang sangat kalian banggakan itu meminta maaf secara khusus di hadapanku!"
"Dia yang sudah menjebakku untuk melarikan diri, dan malah aku yang kena batunya. Jadi panggil Tuan Putri kalian untuk bersujut di bawah kakiku!" ucap Demian arogan.
'Mereka mau membayar kesalahan mereka, maka lakukanlah seperti apa yang kukatakan. Tidak semua orang bisa kalian tindas seperti itu, maka rasakanlah perasaan di injak-injak ini!' pikir Demian jahat.
Semua pengawal : "...."
Gilbert : "...."
"Apa? Kau terlalu berlebihan!" geram Gilbert.
Berani sekali bocah ini menyuruh kami untuk berlutut dan bahkan menjilat sepatunya? terlebih dia meminta agar Tuan Putri bersujud di bawah kakinya? Orang ini sungguh cari mati.
Rafael hanya menyaksikan tingkah Demian dari samping, seperti yang dia duga dari Tuan Muda yang angkuh, dia tidak akan membiarkan masalah ini berlalu dengan mudah.
Riko tak bisa berkata-kata, dia sangat ingin menghentikan si Tuan Muda angkuh ini untuk memperpanjang masalah. Apakah dia tidak tau kalau orang-orang ini berasa dari istana kerajaan? dia sungguh cari mati.
Ya meskipun Demian juga memiliki latar belakang yang kuat, namun itu akan sangat merepotkan bila harus berurusan dengan orang dari kerajaan.
Riko tak dapat ikut campur dalam masalah ini, dia hanya bisa berharap Rafael akan menghentikan tingkah tak masuk akal Demian itu.
Walaupun Demian layak marah, namun dia harus memperhatikan siapa lawan yang sedang dia hadapi.
Sementara Indah hanya diam memperhatikan pertikaian mereka, dua langkah kaki terdengar dari arah pintu.
"Tuan Putri anda disini? Silahkan, semua orang sudah menunggu Tuan Putri!" ucap seorang pengawal kepada Lia.
Lia lalu berjalan masuk bersama dengan Reyhan, dia tidak mengenakan kaos atau pun celana jeans ketat seperti kemarin.
Sekarang dia mengenakan sebuah gaun panjang tak berlengan, memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sangat ramping dan cantik.