Sungguh tampilan seorang putri yang sesungguhnya.
Sementara Reyhan yang berjalan disampingnya mengenakan pakaian yang tidak terlalu mewah maupun menonjol, namun dengan bentuk tubuh dan wajahnya yang sempurna membuat dirinya terlihat pantas berdampingan dengan Sang Putri.
Saat lia berjalan masuk, dia dapat mendengar ucapan Demian yang sangat arogan, membuat alisnya berkerut tak senang.
"Sepertinya kamu begitu membenciku?" ucap Lia tiba-tiba pada saat dia berdiri tepat di hadapan Demian.
"Tuan Putri." ucap Gilbert dan semua bawahannya bersamaan.
Rafael yang melihat kedatangan Lia tidak terlalu memperdulikannya, namun pada saat mata elangnya menjangkau keberadaan Reyhan, sebuah lampu merah tanda bahaya dalam dirinya menyala.
Dalam sekian detik, Rafael sudah berdiri di depan Indah. Dengan tubuhnya yang tinggi, dia dapat menutupi keberadaan Indah dari pandangan Lia dan Reyhan.
Indah yang mendapati pergerakan Rafael yang secara tiba-tiba berdiri di depannya, menjadi sedikit terkejut.
Tubuhnya yang lebih pendek dari Rafael, membuat dirinya kesulitan untuk melihat situasi didepannya.
'Apa lagi yang dilakukan Tuan Muda ini? Taukah kau tubuhmu yang tinggi ini menghalangi pandanganku?' ucap Indah dalam hati, ekspresinya terlihat cukup tidak senang.
Melihat wajah cemberut Indah, Rafael lalu mendekatkan wajahnya ke arah Indah. Dengan suara yang pelan dan sedikit seksi, Rafael berbisik ke telinganya.
Membuat jantung Indah sekali lagi berdegub tak beraturan, wajahnya bahkan mulai memerah. I..ini terlalu dekat.
"Kau ingin penyamaranmu ketauan?" ucap Rafael berbisik.
"Ketauan?" Indah mencoba mengembalikan kesadarannya saat mendengar ucapan Rafael. Siapa yang akan mengenali penyamaranku? Apa kau tidak terlalu berlebihan huh?
"Lihatlah ke sebelah sana!" pinta Rafael sambil mengarahkan pandangannya ke arah Reyhan.
"Ah.." dia.. Pria yang waktu itu!
Saat melihat Reyhan, tubuh Indah tiba-tiba menjadi kaku. Dia seolah tak bisa bergerak seincipun, seakan takut Reyhan akan menyadari keberadaannya, dan bagian terburuknya dia bisa mengenali dirinya.
Indah cukup yakin dengan penyamarannya, orang-orang biasa tak akan mampu mengetahui penyamarannya ini. Namun berbeda dengan seorang ahli pelacak, mereka memiliki kemampuan dalam menganalisa sesuatu, bahkan meski hanya memiliki sedikit perbedaan saja.
Rafael cukup puas setelah melihat reaksi Indah, sehingga senyum liciknya mulai terlihat di antara bibirnya. Senyum itu terlihat sungguh menawan dan memabukkan, dengan begini Reyhan tidak akan ada kesempatan untuk mendekati Indah, pikir Rafael.
"Oh kamu si gadis gila! Akhirnya kamu muncul juga, bagaimana kalau kamu yang bersujud dikaki ku terrlebih dahulu!" ucap Demian merendahkan.
Semua orang : "...." mendengar ucapan Demian, semua orang membeku karena syok.
"Kurang ajar, kamu cari mati! akan ku potong lidahmu yang tak tau malu itu!" geram Gilbert sambil mengeluarkan sebilah pisau yang tersembunyi di balik tubuhnya.
"Berhenti!" ucap Lia tiba-tiba, membuat Gilbert menghentikan gerakannya. Namun amarahnya tak berkurang sedikitpun.
"Orang ini sungguh cari mati, apa dia tidak tau sedang berhadapan dengan siapa sekarang?"
"Liat saja sampai kapan dia akan bisa bersikap searogan ini!"
Para pengawal mulai mengasihani nasib buruk yang akan menimpa Demian sebentar lagi.
Lia berusaha menahan amarahnya saat berhadapan dengan Demian, 'Pria cabul ini sungguh menguji kesabaranku! Jika sekarang tak ada Paman Gilbert disini, aku sudah memberimu pelajaran sejak tadi.
Lia masih mempertahankan sikap anggunnya sebagai seorang putri, dengan senyum yang sedikit di paksakan Lia berucap.
"Untuk kejadian ini aku sepenuhnya meminta maaf padamu, namun sepertinya akan sedikit berlebihan jika aku dan semua orang dari kerajaan harus berlutut padamu?"
maaf para readers.. untuk smntra author nggak bs up date tiap hari..
radiasi dr smartphone mmpengaruhi kshtan author, jd mohon bersbar nungguin episode terbaruny..
sekali lg author minta maaf udah bkin para readers jd penasaran beberpa hri ni, dan beberpa hari kedpannya lg.. (╥_╥)(╥﹏╥)