"ah.. Tidak-tidak bukan begitu maksudku, kamu tidak akan mengerti. Sebagai anak tertua aku tidak perna merasakan di perlakukan seperti seorang adik yang sangat di sanyangi. Tapi tentu saja kecuali dirimu Kak Reyhan, namun kau juga memiliki beberapa adik kandungmu sendiri, jadi aku ingin memiliki kakak ku sendiri juga." ucap Lia dengan ekspresi konyol.
"Gadis ini benar-benar, ya sudahlah, sekarang saatnya untuk pulang!" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobil.
_______________________________
Di rumah, Indah merasa sangat bosan. Entah mengapa akhir-akhir ini dia menjadi sangat malas dan tidak ingin melakukan apa pun.
Nadin yang memiliki banyak tugas, tidak bisa selalu menemani Indah.
Indah lalu berdiri di depan cermin, dia memeperhatikan tubuhnya dari atas hingga kebawah, sepertinya berat badannya sudah naik sangat banyak, perutnya bahkan sedikit berlemak.
Jika dia terus seperti ini, apakah dia akan menjadi babi gemuk yang jelek? Ah sepertinya aku harus mulai berolah raga dari sekarang, putus Indah dengan tegas.
Tapi mulainya besok aja, hari ini begitu malas... Mau makan ini dulu.
Indah lalu mengambil beberapa makanan di atas meja, menaruhnya di atas piring dan makan dengan lahap.
Indah tidak menyangka, bahwa dia bisa memakan habis seluruh makanan yang ada hingga bersih. Mungkin karena nafsu makan seperti ini yang membuat tubuhnya mulai berlemak, itu tidak masalah, karena besok dia akan mulai diet dan rutin berolah raga.
keesokan harinya di waktu yang sama, Indah terlihat melahap berbagai jenis makanan lezat dan bergizi, semua makanan itu di masak oleh koki-koki ternama, jadi rasanya tidak kalah nikmat dengan yang disediakan di restoran-restoran terkemuka.
"Ah.. makanan ini sungguh enak, akan sangat sayang untuk tidak memakannya! Aku putuskan untuk memulai dietnya besok saja!" Indah mulai menyantap habis semua hidangan hingga tak tersisa sedikitpun.
Lima hari sudah berlalu, dan dietnya pun tak perna dijalankan. Semangat juang Indah untuk berdiet akan sirna saat melihat makanan-makanan yang di sajikan Nadin untuknya.
Maka dari itu, Indah menyuruh Nadin untuk berhenti membawakannya makanan dan menggantikannya dengan buah-buahan saja.
Mendengar permintaan Indah, Nadin memprotes dengan keras, jika Indah hanya akan memakan buah-buahan saja, bagaimana dia akan mendapatkan energi dan gizi yang cukup?
Setelah perdebatan yang sengit, mereka akhirnya memutuskan, dipagi hari Indah akan tetap memakan makanannya seperti biasa, lalu siang harinya dia hanya akan memakan banyak buah-buahan, dan dimalam hari, porsi makan malamnya akan dikurangi setengahnya.
Baiklah, ini lebih baik di banding harus terus makan dengan rakus setiap kalinya, pikir Indah puas dengan pengaturan makannya.
Sedangkan untuk waktu olah raganya, dia akan melakukannya di siang hari. Pengaturan ini, Nadin yang memutuskan untuk dirinya, tapi dia merasa ada sesuatu yang sedikit mengganjal dalam pengaturan waktunya, pikir Indah.
Namun Indah tidak memikirkannya lebih jauh lagi, dia akhirnya akan memulai diet esok paginya.
_______________________________
Di rumah besar, Kepala keluarga Pradianata memerintahkan seluruh keluarga untuk makan malam bersama.
Rafael sebagai cucu kesanyangan dan ahli waris duduk di dekat kursi tetua.
Di tengah-tengah perbincangan yang harmonis, tetua yang sedari tadi tidak banyak bicara mulai berbicara kepada Rafael.
"Kecil EL, tahun ini umurmu sudah matang untuk menikah, apakah kamu memiliki seseorang yang kamu sukai?" tanya tetua dengan lembut.
Rafael yang sedari tadi makan dengan tenang dan elegan menghentikan gerakannya.