Sore hari, di tengah hutan belantara terlihat sekelompok pemburu yang sedang mengintai buruannya.
Di antara mereka, terlihat sosok pria yang berbeda dari kelompok pria yang lainnya. Meskipun mengenakan pakaian yang sama, namun warna kulit dan karakter wajahnya jelas memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Mereka bersembunyi di balik semak belukar, setiap mata pokus ke arah buruan yang sedang mencari makanan.
Siuuu..siuuu..siuuu...
Tiga anak panah di lepaskan secara bersamaan, panah pertama meleset namun yang kedua dan ketiga mengenai bagian paha belakang dan perut buruan.
"%%&€¥%&" salah seorang berseru senang.
Mendengar perkataan pria di sampingnya, Rafael memahami mereka telah berhasil menangkap buruan.
Beberapa orang bergerak cepat menghampiri buruan dan mulai mengikatnya untuk di bawah pulang.
Selama tiga jam penuh, mereka sudah menemukan beberapa buruan yang lumayan banyak hari ini.
Ini adalah kali pertama bagi Rafael melakukan perburuan, dia mendapatkan beberapa pelajaran penting untuk memburu binatang liar di hutan.
Meskipun Rafael tak memahami bahasa mereka dengan baik, namun dengan tingkat IQ Yang dimilikinya, dia mampu mengerti apa yang mereka bicarakan hanya dengan memperhatikan gerak gerik dan ekspresi masing-masing orang.
Setelah berburu cukup lama, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali.
______
Indah yang terlihat canggung duduk di tengah kerumunan gadis-gadis, dia merasa sedikit tidak nyaman saat mereka semua mulai berkumpul dan saling menghiasi diri masing-masing.
"Kamu ini pakai?" salah seorang gadis berbicara kepada Indah, dia tidak terlalu pasih berbahasa Indonesia.
Indah melihat ke arah manik-manik kalung yang di pegang gadis itu, kalung yang sederhana terbuat dari pahatan batu dan beberapa kayu yang memiliki ukiran-ukiran cantik, membuatnya terlihat sangat elegan dan menarik.
"Ini?" Indah sedikit ragu-ragu untuk mengambilnya.
Sekarang mereka sedang menghias diri untuk menjalani ritual penyatuan abadi, ritual yang di adakan setiap dua puluh tahun sekali.
Ritual penyatuan abadi merupakan ritual yang di khususkan bagi pasangan dalam setiap suku, yang menjalin hubungan sebagai seorang suami istri atau pun awal pertunangan dan juga untuk memberikan sebuah lamaran.
Ritual yang sangat di tunggu-tunggu dan merupakan saat yang sangat baik untuk menyatukan seseorang untuk waktu yang sangat lama hingga maut memisahkan.
Ritual dimana para pria akan melakukan perburuan, mereka di haruskan untuk mendapatkan banyak buruan di waktu ini.
Setelah mereka selesai berburu, para gadis akan mempersembahkan sebuah tarian untuk kedatangan mereka dan memberikan beberapa atraksi yang cukup ekstrem. Di sertai dengan pertunjukan kisah cinta abadi dari para leluhur atau bisa disebut dengan drama kisah dari leluhur mereka.
Saat Indah mengulurkan tangannya untuk meraih kalung tersebut, sebuah tangan mendahuluinya dan merampas kalung tepat di depan matanya.
"Kalung ini milikku! Kamu tidak pantas memakainya!" kemunculan Nefertari secara mendadak membuat gadis yang sebelumnya memegang kalung menjadi terkejut dan menunduk ketakutan.
Indah hanya manatap ke arah Nefertari acuh tak acuh, dia juga tidak menginginkan benda itu, jadi biarkan saja wanita ini memilikinya.
Melihat ekspresi tak peduli dari Indah membuat Nefertari menjadi marah, dia lalu melemparkan kalung yang semula dia rebut ke arah lantai dan menginjaknya sampai hancur.
"Kamu tidak pantas memakai apa pun yang berada di sini! Sebaiknya kamu segera pergi dari sini, jika tidak kamu akan mengalami musibah yang menyakitkan!" ancam Nefertari dengan seringai jahat di wajahnya.
Setelah itu dia melirik kepada semua gadis yang berada di tempat itu dan mulai berbicara menggunakan bahasa mereka.
"Jika ada di antara kalian yang berani membantunya atau berbicara padanya, maka kalian juga akan mengalami musibah yang lebih buruk dari dirinya nanti!" ucap Nefertari dengan tatapan yang sangat kejam ke arah mereka.
Saat melihat semua orang tertunduk takut, Nefertari tersenyum puas. Dia segera melangkah pergi dari sana dan menghilang dari arah pintu.
Setelah kejadian itu, tak seorangpun yang berani untuk membantu Indah maupun mengajaknya berbicara, mereka jelas menghindarinya.
Beberapa saat kemudian, seorang gadis cantik yang bersemangat muncul dari arah pintu. Dia terlihat membawa beberapa barang di kedua tangannya.
Semua orang yang melihat kedatangannya menjadi senang, mereka mendekatinya dan berbicara padanya.
"Kmitri, kamu akhirnya datang! Apakah ini semua untuk kami?" tanya salah seorang gadis kepada gadis yang baru datang itu.
"Yup... Ini sudah lama kupersiapkan khusus untuk acara ini! Lihatlah dan pilih manapun yang kalian suka!" ucap Kmitri dengan senyum puas.
Saat semua orang sibuk memilih beberapa aksesoris cantik yang ada di depan mereka, perhatian Kmitri teralihkan pada gadis menawan yang duduk sendirian di sudut.
"Hey, siapa gadis itu?" ucap Kmitri sambil menyikut gadis lain di sampingnya.
Mendengar pertanyaan Kemitri gadis itu melirik ke arah Indah dan mulai berbicara.
"Kamu tidak tau? Dia gadis yang di temukan tak sadarkan diri di pinggir sungai, kepala suku menjadikan mereka sebagai tamu terhormat!" jawab gadis itu tak peduli.
"Tamu terhormat? Sejak kapan kepala suku menerima orang asing semudah itu?" tanya Kmitri.
Setau dirinya, kepala suku adalah orang yang sangat berhati-hati, terlebih kepada orang asing yang muncul secara misterius.
Jika kepala suku mempercayai mereka semudah itu, pasti gadis itu bukanlah orang biasa.
Saat Kmitri ingin menghampirinya, gadis di sampingnya segera menahannya.
"Kamu mau apa?"
Di tahan secara mendadak membuat alis Kmitri berkerut heran.
"Kenapa? Aku hanya ingin mengajaknya bergabung dengan kita, tidakkah kita harus memperlihatkan sikap yang ramah kepada seorang tamu?" tanya Kmitri.
Gadis itu lalu menceritakan bagaimana kedatangan Nefertari sebelumnya dan memberikan bendera permusuhan secara terang-terangan kepada Indah, dia juga memberikan ancaman kepada siapa pun yang dekat dengan Indah.
"Nefertari melakukan itu? Apakah gadis itu perna membuat masalah padanya?"
"Yang kudengar, gadis itu di temukan bersama suaminya, dan sepertinya Nefertari memiliki ketertarikan pada suaminya!"
"Ck.. Apa sekarang perempuan angkuh itu mengubah kriteria prianya? Memilih pasangan orang lain untuk menjadi miliknya, benar-benar sifat yang seperti dirinya!" ucap Kmitri merendahkan.
Siapa yang tak kenal dengan Nefertari, perempuan yang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan hal yang di inginkannya.
Meskipun perilakunya sangat buruk dan tidak pantas untuk putri dari seorang tetua, tidak membuat tetua menyalahkannya, bahkan memberikan dorongan penuh atas tindakannya, seolah segala hal yang dilakukannya merupakan hal yang benar.
Tapi siapa dia, dia hanyalah anak dari tetua yang di kenal sebagai tangan kiri dari kepala suku. Tidak seperti Kmitri, memiliki ayah yang lebih berkuasa, yaitu orang kepercayaan utama di sukunya, merupakan tangan kanan dari kepala suku.
"Aku ingin lihat, musibah apa yang akan di berikan perempuan angkuh itu padaku!" ucap Kmitri lalu melangkah ke arah Indah.
Gadis yang menghalangi Kmitri sebelumnya merasa sedikit terkejut, namun setelah itu dia tidak menghiraukannya lagi, dia jelas tau tidak semudah itu jika ingin membuat masalah pada Kmitri.
Indah yang sejak tadi duduk terdiam sendirian, tak memperhatikn kerumunan gadis-gadis yang sibuk menghias diri mereka lagi.
Dia hanya duduk termenung, memikirkan bagaimana caranya Keluar dari hutan ini. Dia tidak menyangka, dalam perjalanan menemui ibunya, dia akan menghadapi kesulitan seperti ini sebelumnya.
Awalnya dia sangat senang dan bersemangat saat memikirkan akan segera bertemu dengan ibunya, namun sepertinya akan membutuhkan waktu sedikit lama untuk pertemuan itu.
Di tengah pemikiran itu, Indah tiba-tiba merasa seseorang mendekat ke arahnya. Indah lalu menolehkan kepalanya untuk melihat orang tersebut.
"Hai.. Kamu tidak ingin menghias diri?" tanya Kmitri secara langsung.
Indah hanya memandangnya tanpa menjawab, Kemitri orang kedua yang berbicara padanya saat ini, dia terdengar pasih menggunakan bahasa Indonesia.
Melihat tak ada respon, Kmitri terbatuk ringan dan melanjutkan.
"Namaku Kmitri, kamu ingin mengikuti ritual penyatuan abadi juga? Aku akan membantumu berhias!" tanpa menunggu jawaban dari Indah, Kmitri mengelurkan sebuah bungkusan berukuran sedang dan membukanya.
Indah hanya diam tanpa kata, memperhatikan Kmitri yang mulai memasangkan berbagai aksesoris ketubuhnya tanpa penolakan.
"Terima kasih!" ucap Indah lirih.
Mendengar perkataan Indah, Kmitri sedikit terkejut, dia sempat berfikir gadis di hadapannya tidak akan semudah itu berbicara padanya.
"untuk apa? Aku senang bisa membantumu, dan kamu juga merupakan tamu di desa ini, jadi wajar untukku melakukan hal ini!" jawab Kmitri dengan tersenyum.
"Terima kasih, karena kamu gadis pertama yang memperlakukanku sedekat ini!"
Kmitri gadis pertama yang berbicara dan menganggapnya seperti gadis biasa di desa ini, tidak seperti yang lainnya. Mereka hanya memandang ke arah Indah dengan tatapan aneh dan kebingungan.
"Tak masalah, itu merupakan hal kecil untuk di lakukan! Dan aku senang jika memiliki teman baru!"
Mendengar perkataan Kmitri, ekpresi datar Indah kini berubah dan memperlihatkan sebaris senyum tipis di bibirnya.
Melihat pemandangan itu, Kmitri sedikit terkesima. Meskipun dia juga seorang gadis, namun dia masih terpesona dengan kencantikan yang di tampilkan di hadapannya.
Hanya sebuah senyum tipis, namun bisa memancarkan karisma seorang putri bangsawan yang memikat, bahkan dengan kedua bola mata yang sangat cantik, mampu meruntuhkan sebuah kota dengan satu tatapan.
Pantas saja Nefertari mencoba memcari masalah padanya, dia sepertinya menemukan pesaing yang sangat berat dalam hal kecantikan.
Dan dalam persaingan ini, jelas dia telah kalah dengan sangat telak.