Lima hari sudah tayangan talk show rancangan Safira mengudara di stasiun TV Tanaka dan sesuai dugaan ratting TV Tanaka naik menjadi 3 besar, rumor keterlibatan Ryuji dalam money loundry juga tidak dapat dibuktikan dan masalah mafia kini sudah dipekerjakan sebagai tim keamanan perusahaan di seluruh kantor cabang Tanak Grup di seluruh dunia.
Semua tim pelaksana tayangan Talk show menghadiri tasyakuran keberhasilan acara tersebut yang dilakukan di lobi stasiun TV Tanaka.
" Yeeey..... selamat untuk kalian semua atas kerja keras kalian semua kita bisa kembali menduduki peringkat ke dua TV global." kata Safira mengangkat tangan kananya dan memamerkan senyum kemenangan.
"nyonya Tanaka memang hebat anda sangat cocok dengan tuan Tanaka." kata seorang karyawan disusul selanjutnya hujan pujian dari karyawan lainya, hal itu membuat Ayumi merasa tidak nyaman dan sangat tidak dihargai.
Ayumi yang duduk disudut loby dengan segelas wine ditanganya melirik tajam Safira, terlihat betul cemburu yang ada dihatinya mulai tak tertahankan.
Ryuji berjalan memasuki lobi stasiun TV dan menghampiri Safira, mengecup mesrah kening istrinya dan mengucap terimakasih pemandangan ini bukanlah yang diharapkan Ayumi. Wajah putih wanita Jepang ini terlihat memerah terbakar amarah, matanya mulai berkaca - kaca tapi dia terlalu tangguh jika harus meneteskan air matanya didepan musuhnya.
"Ayumi terimakasih telah membantu tayangan ini, semua tidak akan berjalan seperti ini jika bukan karena bantuan mu." kata Ryuji
Ayumi mendongakkan sedikit kepalanya menatap pria yang telah membuatnya gila dibakar api cemburu itu, dia tersenyum kecil dan berkata "Ryuji bukankah ini adalah fungsi seorang teman?? ayolah jangan membuatku malu."
selagi Ryuji dan Ayumi berbincang disudut lain Silvi dan Safirapun mengamati tingkah Ayumi.
"Safira..... apa harus kita foto mereka??? lihatlah Ayumi menyandarkan tubuhnya pada tubuh Ryuji."
"aaaargh... aku juga melihatnya Silvi.... gak perlu diomongin lagi" Safira mengernyitkan alisnya
"maaf.... maaf.... he he. aku lupa kamu sedang bertarung melawan rasa cemburu ya...??? aduh gawat..." kata Silvi
"gawat kenapa???"
"Kamu gak nyium aroma aneh???" tanya Silvi menoleh ke arah Safira
"Aroma apa??? "
"Panggil pemadam kebakaran cepet.....!!!" titah Silvi
Safira menoleh kekanan dan kekiri mencari tahu apakah ada yang terbakar hingga sahabatnya ini memintanya menghubungi pemadam kebakaran." Kamu nyium bau apa Sil??? ada yang kebakar ya???" Safira mulai panik dan mengeluarkan ponselnya hendak menelfon pemadam kebakaran.
"Iya... ada.... hatimu yang kebakar liat adegan sepasang sahabat itu akrabnya kayak sepasang kekasih hua.... ha.... ha.... ha..." Silvi berhasil meledek Safira
keduanya tertawa terbahak saling ledek satunsama lain, tapi tiba - tiba Silvi terdiam dan bertanya " Saf... Jacky gak datang ya???"
"Urusan Rumah sakit belum beres jadi dia gak dateng." jawab Safira
wajah Silvi berubah layu senyumnya hilang tak berbekas sepertinya dia kehilangan semangatnya.
"Kamu kenapa Sil????" tanya Safira
"Enggak.... gak pa pa.... " Silvi tersenyum palsu
"Sil saljunya turun makin deres ya??"
"he'em" jawab Silvi tak bersemangat
Safira mulai menyadari sahabatnya ini sedang jatuh cinta pada dokter gila bernama Jacky itu.
"nah.... bukanya itu mobilnya Jacky????" kata Safira
Silvi seketika mendongak dan melihat kearah pintu depan lobi stasiun TV memastikan tapi tak ada mobil Jacky disana, bibirnya kembali menekuk
"cieeee musim Salju tapi kok aku mencium aroma bunga bermekaran ya???" goda Safira,
Silvi terbelalak tersadar sikapnya sangat menunjukan bahwa dia sedang ingin bertemu Jacky " eng...eng...enggak kok Saf kamu salah persepsi nih! "
"Oh ya.... mau bohong sama aku???" Safira melirik nakal ke arah Silvi
"huft.... baiklah kamu memang pandai mengamati orang tapi janji jangan katakan ini pada siapapun termasuk suamimu, aku takut cintaku bertepuk sebelah tangan." rengek Silvi
"Ach... kalau belum di tanya mana kita tahu???" Safira menggoda Silvi
Ryuji menghampiri mereka melihat sepertinya ada pembicaraa yang seru diantara istrinya dan Silvi " kalian sedang membahas apa??" tanya Ryuji
"Kami sedang.....aaauuu" Safira tak melanjutkan perkataanya karena Silvi mencubit lengan kirinya
"gak ada kok Ryuji cuma bahas keberhasilan istrimu saja" sahut Silvi
"Owh...."
****
"Silvi kamu beneran gak mau ikut ke pesta???" Safira bertanya pada Silvi melalui sambungan telepon
"Enggak Saf.... aku ada janji sama perkumpulan desainer Asia kebetulan acaranya di Jepang juga."
"Gak nyesel???? ada Jacky low disana!" bujuk Safira
"Hmmmm udah deh jangan bikin aku bimbang ! udah nikmatin soni pestanya..! kata Silvi mengakhiri telepon dengan Safira.
kali ini Safira harus berangkat dari rumah sendiri karena Ryuji langsung berangkat dari kantor menuju hotel tempat diadakanya pesta ulang tahun tuan Lu Jinan.
Safira melangkah turun dari mobil sedan berwarna hitam dengan sangat menawan riasan wajah natural, rambut yang dibiarkan terurai dan gaun berwana hitam memeluk erat tubuhnya.
Mantel bulu yang ia kenakan ditaruhnya di tempat penitipan mantel, dia mencari sosok pria yang telah meninggalkanya datang terlebih dahulu ke pesta ini.
"hay... kakak ipar, wah kakak cantik sekali.." Sapa Jacky mengagetkan Safira
Safira menatap Jacky dari ujung kaki sampai ujung rambut dia tampak sangat menawan stelan jas berwarna putih dengan dasi kupu- kupu dan rambut yang disisir rapi dia benar- benar seperti malaikat pantas saja sahabatnya Silvi terpikat oleh pria dihadapanya itu pikir Safira
"halooo kakak.... hmmm aku tahu aku tampan kenapa kamu sampai terpaku begitu? ha...ha.. " kata Jacky membuyarkan lamunan Safira
"Siapa yang terpaku??? aku kaget tahu!! kamu datang dari belakang dan memgagetkanku !" Safira memekik dan membuang muka
"he he he setidaknya kamu bisa mengatakan iya kak agar aku tidak malu." Jacky menggaruk garuk kepalanya
"Sudahlah dimana Ryuji!! ?" tanya Safira sewot
"owh... kakak ada di sana... para perkumpulan pengusaha dunia." menunjuk sekumpulan lelaki di sudut ruangan
Safira melangkah meninggalkan Jacky yang masih bergaya ditempatnya berdiri. Safira menyapa para lelaki yang berdiri disekeliling Ryuji memamerkan senyumnya yang menawan.
"waaah nyonya Tanaka." kata tuan Lu mengagetkan Ryuji yang tak menyadari kehadiran istrinya.
"Safira....kamu mengagetkanku sayang.." bisik Ryuji menggapai tangan Safira dan memperkenalkanya pada sekelompok pengusaha itu
"Aku akan buat perhitungan karena kamu gak jemput aku." bisik Safira sembari terus tersenyum
"Auw.... aku gak sabar mendapat hukuman dari kamu" goda Ryuji sembari merangkulnya dan menggiring tubuh Safira meninggalkan tuan Lu dan beberapa pengusaha lainya.
Sepasang suami istri ini sangat menikmati pesta malam itu, hingga seorang praktisi dari pemerintahan menyapa Ryuji dan memisahkan kemesraan mereka.
Safira terlihat tidak suka saat Ryuji meninggalkanya, ia berdiri mengambil minuman ringan yang dihidangkan disebuah meja panjang ruangan itu.
bruuk.... taaaar...
"maaf.... tadi saya tersandung." kata seorang wanita yang baru saja menabrak Safira hingga gelas ditangan safira melesat terjatuh dari tanganya
"Ah... ya .. ya ga pa pa nona .. berhati - hatilah" kata Safira
wanita itu membungkukkan badannya dan meninggalkan Safira dengan senyum liciknya, tanpa disadari oleh Safira wanita tadi telah menarik benang dari bajunya membuatnya terus mengulur terlepas dari jahitan. benang tersebut terinjak oleh ratusan kaki tamu undangan jika Safira terus bergerak maka perlahan lekuk tubuh indahnya akan bisa dinikmati ratusan pasang mata di acara tersebut.
perlahan baju Safira mulai menerawang dan hal itu tanpa disadari Safira, sedang Ryuji masih sibuk menemui para koleganya.
"hmmm mengapa aku merasa sedikit dingin??? dan mengapa mereka semua menatapku intimidasi" batin Safira
Safira mulai menyadari ada yang salah dengan bajunya, ia menelungkupkan tanganya menutup dadanya matanya mulai berkaca - kaca bahkan Safira tak bisa berjalan lagi karena dia sadar semakin berjalan maka benang di bajunya semakin mengulur keluar jahitan.
Ryuji menoleh melihat istrinya mulai menangis ia bergegas menghampiri Safira sembari melepas jas yang ia kenakan untuk ia pakaikan pada Safira, melihat Ryuji panik Jacky yang sedang bermain- main dengan para gadispun menghampiri Ryuji dan Safira.
Jacky memotong benang yang menjulur keluar jahitan dengan korek api yang disabet dari seorang pria yang ia lewati.
Safira masih menangis tersedu meninggalkan ruangan ballroom hotel megah itu dipapah oleh Ryuji. Safira merasa kehilangan muka di hadapan para kolega dan pejabat pemerintahan yang hadir di acara itu.
"Jacky.... cari tahu siapa yang berbuat hal menjijikan ini !!" titah Ryuji sebelum memasuki mobilnya.
Jacky menganggukan kepalanya antusias !!