App herunterladen
40.83% Journey of Ara / Chapter 49: Bangkit

Kapitel 49: Bangkit

Secara perlahan tapi pasti, Ara mulai Jia tersenyum dan hampi setiap pagi menatap foto ibu Rania dan menyelesaikan setiap hari dengan senyum. Ara mulai membayangkan jika dia bisa menikah dengan ibu Rania maka dia akan bisa tersenyum dan kemudian dia akan membahagian ibu Rania dengan anak. Ara tahu bahwa ibu Rania punya masalah dalam hidupnya yaitu dalam usia pernikahan yang sudah lebih dari 10 tahun bersama suaminya namun belum juga memiliki anak. Maka Ara akan memberikan keindahan dalam hidup ibu Rania yaitu dengan anak. Ara mulai bangkit dari kehidupan nya dan tidak lagi ingin mengecewakan wanita yang selalu dihatinya. Ara memang pernah mengabaikan ibu Rania karena Ara masih sulit untuk meninggalkan pacarnya. Ara masih ingin meluluskan logikanya bahwa ibu Rania terlalu tua untuk nya dan tidak mungkin dia menikah dengan wanita yang sudah tua. Ara tentu saja memilih wanita yang muda dan masih cantik. Apa yang akan dikatakan oleh dunia jika Ara menikah dengan janda ? Tentu saja itu akan membuat telinganya memerah. Namun saat ini tekadnya sudah bulat untuk datang lagi kepada ibu Rania dan memberikan komitmen yang kemudian akan dilanjutkan dengan melamar ibu Rania kemudian mereka akan merancang waktu yang tepat untuk menikah. Menikah adalah hal yang sakral dan Ara belum pernah menikah sebelumnya . Ibu Rania sudah pernah menikah dan tentu saja dia tidak ingin gagal lagi dalam pernikahan nya. Ara siap untuk membuat ibu Rania bahagia dalam hidupnya dan kemudian akan menjadi teman sejati hingga akhir hayat. Ara sudah berusaha meninggalkan semuanya lalunya yang hitam dan memohon ampunan kepada Yang Maha Kuasa kemudian hijrah ini adalah untuk mendapatkan jalan hidup yang lurus. Jika Ara mengingat terus masa lalunya tentu saja ibu Rania tidak akan mau menikah dengannya karena dia adalah lelaki yang tidak mau bertanggung jawab dalan hidupnya dan penuh dengan dosa serta maksiat. Ara mau berjuang mencari cinta sejatinya dan dimalam hari selalu saja berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar bisa bertemu dengan cina sejatinya. Ara selayaknya lelaki pada umum nya pernah terjatuh di lorong yabg gelap dan ketika bertemu dengan ibu Rania seperti melihat cahaya. Maka Ara berlari mengejar cahaya tersebut namun Ara kembali terjatuh lagi karena adanya godaan dari wanita lain dan karena Ara belum siap untuk berkomitmen. Sikap Ara yang masih ingin bebas dan belum mau menjadi seorang Imam bagi istri yang Sholehah menyebabkan ibu Rania juga tidak akan tertarik dengan lelaki bernama Ara. Hampir semua kebisaan buruk yaitu merokok, minum-minuman keras dan sex bebas sudah Ara hentikan dalam hidupnya. Ara mencari sesuatu yang bermakna dalam hidupnya. Ara malu kepada kedua orang tuanya jika sampai dia pulang ke kampung dan ternyata dia menghamili anak orang. Ara tidak mau hal itu terjadi. Ara bertobat dengan sungguh-sungguh dan mengutuk sendiri perbuatan di masa lalunya. Ara sering termenung sendiri dan menangis jika membandingkan bahwa hubungan nya dengan semua wanita kandas dan tidak memberikan kebahagiaan dan ternyata hanya ada 1 kenangan yaitu bersama dengan ibu Rania yang membuat dia merasa bahagia. Seperti ada magnet yang mengikat hatinya untuk tetap memilih ibu Rania dan mendatangi ibu Rania untuk menawarkan cinta dan komitmen namun Ara masih malu , karena tidak tahu harus mulai hubungan darimana.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C49
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen