App herunterladen
2.14% Ketika Cinta Menemukan Tuannya / Chapter 24: Siluman Bebek

Kapitel 24: Siluman Bebek

Lion adalah lelaki perfecksionis, dia gila kerja, dan dia hanya tertarik dengan bisnis, karena itu dia tidak pernah punya waktu untuk berkencan selain itu tidak ada satupun wanita yang mampu menarik perhatiannya.

Aura dingin dan bengisnya membuat para wanita kesulitan mengambil hatinya, selain itu Lion tidak percaya dengan cinta, jadi tidak heran kalau Nana bisa meninggalkan bekas mendalam di fikiran Lion.

Lion berfikir apakah dia sudah mulai tidak waras?, harusnya bukan Nana karena di luar sana banyak wanita berkelas dan cantik yang dengan senang hati memperlakukannya seperti dewa.

Setelah rapi, Lion keluar dari kamar dan langsung menuju meja makan untuk menikmati sarapan bersama Nana, melihat Nana hanya diam, Lion menatapnya penuh arti.

"Jangan melihatku seperti itu, nanti aku bisa mencolok kedua matamu dengan supit.!" kata Nana ketika dia menyadari Lion terus menatapnya.

Mendengar perkataan Nana, Lion langsung memalingkan matanya, dia berfikir kalau gadis di depanya benar-benar mengerikan kalau lagi marah.

Nana menatap Lion di seberangnya, tiba-tiba dia merasa ada yang kurang, segera dia bergegas masuk ke kamar Lion, sontak Lion menjadi bingung dengan tingkah Nana, dia berdiri dan mencoba mengintip kemana Nana pergi.

Sesaat kemudian Nana keluar membawa sisir dan jas Lion, segera dia meminta Lion berdiri dari duduknya, tapi malangnya Nana kesulitan untuk mencapai bagian kepala Lion karena dia memiliki postur tubuh yang pendek.

Menyadari Nana kesulitan, Lion langsung merendahkan tubuhnya sedikit, setelah itu Nana langsung membantu Lion menyisir rambutnya, seketika itu tatapan Lion tidak beranjak sedikitpun dari wajah Nana, para pelayan yang melihat adegan itu senyum-senyum sendiri.

Setelah membantu Lion menyisir rambutnya, Nana langsung memakaikan Lion jasnya.

"Sudah selesai" ucap Nana.

Bagi Lion itu pertama kalinya ada wanita yang melayaninya sebanyak ini, jantung Lion berdetak tak karuan, itu membuat dia salah tingkah di depan Nana, dia berfikir kalau Nana yang akan tampak grogi dan salah tingkah agar dia bisa mengejeknya tapi yang terjadi malah sebaliknya.

"Kenapa kamu diam saja?, ini sudah siang aku harus ke kantor? " Nana terlihat tidak sabar.

"Mmmm... ya... oh ya... ini mau sisir rambut" kata Lion sambil menggaruk-garuk jasnya dengan sisir sedang tatapanya masih tertuju pada Nana.

Nana mengangkat alisnya melihat kelakuan Lion.

"Itu jas mu bukan rambutmu, lagi pula aku kan sudah membantumu menyisir rambut"

Lion melirik sisir di tangannya setelah itu ekspresinya menjadi buruk "Oh..iya saya lupa"

Nana tidak habis fikir melihat tingkah aneh Lion, dia kira dia salah minum obat karena dia lupa apa kegunaan sisir

"Setelah selesai cepatlah makan" ucap Nana.

"Pelayan Gong, bukannya tuan Lion selalu rapi ya kalau keluar dari kamar, tapi kenapa sekarang berubah? " bisik salah satu pelayan juniornya.

"Jangan banyak tanya, nanti tuan dengar kamu bisa kena masalah" ucap pelayan Gong setelah itu kembali ke pekerjaannya, dia merasa senang dengan adanya Nana, setidaknya dia terbebas dari omelan Lion setiap pagi jika tidak menyukai menu sarapannya.

Lion mengangguk patuh mendengar perintah Nana, namun dia juga bingung kenapa dia begitu menurut dan grogi di depan Nana.

'Apa yang salah denganku? kenapa aku mendadak gugup? apakah gadis itu sedang menyihirku? mmmm aku merasa tersihir. tapi aku ini Lion tidak mudah untuk di taklukan'. Batin Lion.

Lion duduk di samping Nana yang sedang berdiri.

"Ayo makanlah, tenang tidak ada racun kok" kata Nana sambil mengambilkan Lion nasi dan supitnya.

"Aku tidak makan ini" kata Lion sambil mendorong nasi itu.

Nana mulai geram, dengan cepat dia mengambil nasi itu dan menaruh beberapa lauk di atasnya.

"Sekarang buka mulutmu" perintah Nana

Lion menjepit alisnya, dia bingung kenapa Nana tiba-tiba memintanya membuka mulut.

"Untuk apa? "

Nana meyeringai kearah Lion. "Jangan banyak tanya lagi, sekarang buka mulutmu..!"

Entah mengapa seorang Lion untuk pertama kalinya begitu menurut pada seorang wanita, dia menganga dengan patuh, melihat Lion menganga, Nana langsung memasukkan nasi dan lauk itu ke mulut Lion.

"Mmm.. apa yang kamu lakukan?" tanya Lion sambil berusaha memuntahkan makanan yang terlanjur masuk ke mulutnya tapi Nana segera menutup mulut Lion dengan tangannya.

Dengan terpaksa Lion mengunyah makanan itu, tiba-tiba matanya menyala, ekspresinya menjadi tenang, setelah habis di kunyah Lion menatap Nana.

"Oke, aku akan makan sekarang meskipun ini makanan bebek tapi aku akan tetap memakannya karena tidak ada sarapan lain di atas meja"

Nana menyeringai aneh ke arah Lion, dia mulai hilang kesabaran, terserah Lion mau anggap masakannya seperti makanan anjing atau bebek, yang penting dia sudah menjalankan tugasnya, dengan segera Nana duduk di bangku seberang Lion dan menunduk menikmati makananya.

Ketika dia mendongak, Nana langsung kaget melihat makanan yang di atas piring semuanya habis, dia melirik ke arah Lion yang pura-pura sibuk dengan handphonnya.

"Mmm ternyata cepat juga ya bebek itu memakan makanannya"

Mendengar godaan Nana, para pelayan yang menyaksikan Lion memakan habis masakan Nana, tidak bisa menahan senyum mereka, begitupun Nana.

"Khemm... siapa yang kamu bilang bebek? " tanya Lion sambil menatap tajam kearah Nana.

"Ada yang lupa kata-katanya, ya udah deh tugasku sudah selesai, kalau begitu aku akan langsung ke kantor" kata Nana sambil bangun dari duduknya.

"Tunggu" Lion menghentikan langkah Nana. Mendengar suara Lion, Nana langsung berbalik. "Apa lagi?".

"Mari berangkat bersama!" ajak Lion.

Nana berbalik melihat Lion. "Tidak perlu, aku tidak sudi semobil denganmu"

Mendengar perkataan Nana, Lion kembali geram, dia mengepal tinjunya sambil bergumam.

'Apakah aku begitu menjijikkan sehingga gadis ular itu tidak sudi semobil denganku? padahal aku sudah mencoba bersikap baik padanya, apakah dia tidak normal sehingga dia tidak tergoda melihat lelaki tampan dan kaya sepertiku?'.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C24
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen