"Ya... aku tahu. Tapi setidaknya kamu kan bisa beritahu aku sebelumnya, jadi kita bisa saling menjaga." Putri berada dihadapan suaminya yang sedang duduk pada kursi kerjanya, ia sedang menatap pada laporan pekerjaan yang menumpuk dan harus ia selesaikan.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku, soal kepulangan ayahmu? Disaat satu negeri ini membicarakan mengenai Brama Wijaya yang sudah bebas, dan... Hahh..." Putri menarik napas dengan dengan kesal, merasa lelah dengan sikap Irfan yang hanya diam saja.
"Apa kamu sudah puas berteriak padaku?" Tanya Irfan dan akhirnya ia beranjak dari kursinya. "Kita sudah membahas masalah ini berkali-kali, kemarin... dan kemarinnya lagi. Kenapa kamu masih saja membahasnya Putri? Aku sendiri belum menemui ayahku, karena aku juga menghormati perasaanmu saat ini." Irfan segera saja mendekap tubuh istrinya.