Jika bukan karena Putri masih menahan kesabarannya, hal seram yang ia bayangkan pada pikirannya mungkin saja sudah terjadi. Dia ingin sekali menarik kuat rambut wanita, yang berada dekat dengan suaminya. Ratih, sedang mengenakan gaun pengiring, dan wanita itu tampak tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah dia lakukan.
Tak kuat melihat pemandangan didepannya tiba-tiba Putri beranjak dari duduknya, dengan masih mengenakan gaun pengiringnya. Merasa kesal dan segera meninggalkan ruangan tempat fitting baju. Irfan sesaat menoleh pada Putri ingin mengejar, tapi tangan Irfan segera diraih oleh Ratih.
"Aku ingin kamu temani aku sebentar saja, dan aku ingin minta pendapatmu, Irfan. Kumohon... sebentar saja." Pinta Ratih dengan senyum kecil, dan tatapan penuh harap pada Irfan.
"Ah... Ba.. baiklah." Jawab Irfan merasa bingung.
Terimakasih untuk yg sdh menyempatkan bc novel ini. Maafkan ya jika ada kekurangan dalam penulisan, apalagi kalau ada typo. ;)
Dukung Auhtor ya, mudah kok
1. Berikan Power Stone
2. Berikan Review setiap kali selesai baca, jadi Auhtor tahu kira2 reader suka gak dengan jalan ceritanya
3. Rate bab yang sudah dibc, yang gambar bintang itu :)
4. Gift, Kalau Reader's ada lebih koin banyak, bagi2 tips ya ke auhtor. Hehehe..
Happy Reading.
Terimakasih untuk semua saran dan kritikan yang membangun.