Akhirnya Putri dan Irfan duduk berhadapan, untuk beberapa saat mereka hanya saling memandang dalam diam. Belum ada yang mengucapkan apapun untuk membuka percakapan diantara keduanya.
Putri diam bukan berarti melamun dan tidak memikirkan apapun. Justru dia terus meyakinkan dirinya, bahwa pria yang ada dihadapannya adalah suaminya. Dia adalah Irfan Wijaya, pria yang sangat ia cintai.
"Jadi... Kau benar-benar tidak bisa mengingatku?" Tanya Putri hati-hati.
"Ya, aku sama sekali tidak mengenalmu."
"Apa ada hal sedikit saja yang bisa kau ingat? Sedikit saja... apapun itu." Ucap Putri dengan harapan besar, tapi Irfan menggelengkan kepalanya. "Maaf sekali tapi aku tidak bisa." Jawabnya.
"Keluargamu dan keluargaku, sudah menunggu kepulanganmu irfan. Apa kau tidak ingin menemui mereka. Mungkin itu akan membantu ingatanmu kembali." Ucap Putri.
"Mmm..? Apa hal itu bisa? Apa mungkin aku bisa mendapatkan ingatanku kembali?" Tanya Irfan yang ragu.