App herunterladen
5.34% IHeart You / Chapter 19: Menghibur.

Kapitel 19: Menghibur.

Suara ketukan yang pelan, membuat Putri terbangun dari tidurnya. "Siapa??" Ucap Putri dengan lirih. Tapi Putri tidak mendengar ada jawaban dari pertanyaannya. Putri semakin menarik selimutnya lebih dalam, matanya masih terasa sakit dan sedikit bengkak. Sudah cukup ia menangkis semalaman, dan Putri hanya ingin tidur dan beristirahat.

Putri tidak menyadari bahwa ada yang membuka pintu kamarnya, dan memasuki kamarnya. Sosok tersebut pun menarik selimut Putri dengan cepat, Putri yang merasa jengkel kembali menarik selimutnya tanpa memperhatikan seseorang yang mencoba membangunkannya.

Tenaganya tidak cukup kuat, dan kali ini selimutnya sudah tidak lagi berada digenggamannya. Orang tersebut sekarang malah membuaka tirai jendela kamar Putri, membuat sinar matahari masuk kedalam ruangan tersebut dan kali ini Putri bisa melihat sosok sahabatnya berdiri tepat di depannya.

"Andii...??!" Ucap Putri dengan lantang dan kesal, sambil menutup bagian matanya dengan tangan mencoba menghalangi sinar matahari yang menyilaukan. "Mau jadi Putri Tidur kamu? Cepat Bangun! Udah siang begini masih aja tidur." Kali ini Andi duduk di tepi tempat tidur dan menyilangkan kedua tangannya.

Putri menatap wajah Andi dengan kesal, "Andi, please? Gue butuh istirahat." Bela Putri dengan kesal. "Pagi-pagi lo chat, dan bilang kalau sakit terus sekarang gue liat lo cuman lagi bermalas-malasan di tempat tidur." Andi masih belum bergeming.

Putri melirik jam yang berada persis di belakang Andi, waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, kemudian kembali menatap Andi. Kali ini Putri tidak menutupi matanya, sudah terbiasa dengan cahaya yang masuk kedalam kamarnya.

"Kok, kamu bisa disini?" Tanya Putri yang keheranan, kali ini Putri sadar Andi masih menggunakan seragam sekolahya. "Tadi aku ijin, abis jam istirahat langsung kesini." Ucap Andi datar. Putri masih kaget dengan pernyataan Andi. "Lagian kan gue baru menang lomba senin kemarin, masa gak dikasi ijin walau cuman satu hari." Andi melanjutkan penjelasannya.

"Trus kok lo gak ada kabarnya dari kemarin, chat juga gak dibalas. Ucapan selamat juga gak ada." Terlihat Andi kesal, dan mulai memajukan badannya ke arah Putri. Kali ini wajah mereka cukup dekat.

"Iya, sorry. Selamat ya buat kemenangan kamu." Ucap Putri yang tidak nyaman wajah Andi terlalu dekat dengannya. "Ehh kok mata kamu bengkak yaa??" Tanya Andi yang melihat mata Putri yang bengkak, dan Putri mencoba menutupinya dengan mengucek-ngucekkan matanya.

"Gak kok." Bela Putri kembali, "Gak usah bohong, jadi ini alasan kamu gak masuk sekolah? Kata Bi Lastri dari pagi kamu belum turun buat sarapan loh." Andi semakin memperhatikan gerak gerik Putri yang aneh.

"Masih belum mau cerita nihh?" Tanya Andi dengan senyuman liciknya, "Apa sihh Ndi, gak kenapa-kenapa kok. Ini kelilipan debu ajja, jadinya sakit mata." Putri beralasan aneh dan membuat Andi tertawa geli.

"Aduh, Put, Put. Aku ini kenal kamu." Andi bangkit dari duduknya dan mengelus kepala Putri seperti seekor kucing. "Udah sana Mandi dulu, bau asem kamu. Abis itu kita makan di luar yaa." Ucap Andi masih tersenyum.

"Gak ah malass." Jawab Putri ketus. Andi memegang lembut dagu Putri, membuat Putri sedikit menengadah yang melihat Andi berdiri di depannya. Wajahnya yang manis, membuat Putri terpesona untuk sesaat. "Mau aku yang mandiin kamu?" Ledek Andi.

Seketika Putri langsung memukul kepala Andi dengan bantal yang dipegangnya.. "Ihh Otak mesum, keluar sanaa." Teriak Putri kesal, dan Andi keluar kamar dengan tertawa geli. "Jangan lama mandinya, aku tunggu dibawah." Dan Andi Pun menghilang dari balik pintu kamar.

Seketika Putri menghempaskan tubuhnya di kasur yang empuk, tidak rela untuk meninggalkan tidurnya yang panjang. Tapi dirinya pun berhasil meyakinkan raganya untuk bangun.

Tidak lama bagi Putri menghabiskan waktu untuk bersiap-siap. Andi sudah menunggu dibawah, sedang berbincang-bincang dengan bi Lastri yang sedang sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya.

"Sudah?" Tanya Andi yang melihat Putri lebih segar dibandingkan sebelumnya, "Ayo, kali ini lo yang traktir ya, lapar banget ini." Ucap Putri sambil memegang perutnya yang sudah siap menampung banyak makanan. Andi pun menyeringai dengan lebar, kali ini ia sudah berganti baju. Putri yakin, Andi sudah niat untuk membolos hari itu.

"Lo udah ganti baju Andi?" Tanya Putri curiga, "Baru juga beli, sebelum sampai ke rumah kamu. Aku mampir ke distro dekat sekolah." Ucap Andi santai. Dan Putri hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat aksi berani temannya untuk membolos.

Andi dan Putri pun pergi, mereka memutuskan untuk pergi ke salah satu Mall terdekat. Andi sudah menyiapkan beberapa daftar yang akan dilakukan, "Put, kita makan dulu ya, abis itu gue mau nonton." Ucap Andi sambil menunjuk restoran yang berada dekatnya. "OK, beres pokoknya" Jawab Putri singkat.

Setelah mendapatkan tempat duduk untuk menikmati makan siang mereka, dan pesanan mereka sudah datang. Andi masih memperhatikan wajah Putri dengan sangat serius. "Andi.. Andi.." Suara Putri yang sedikit lantang menyadarkan Andi dari lamunanya

"Eh.. Sorry Put." Ucap Andi, kemudian kembali fokus ke makanannya. "Put, kamu masih gak mau cerita. Ada apa sama kamu?" Andi kembali bertanya. Kali ini gantian Putri yang menatap Andi. "Apaan sih, gue gak kenapa-kenapa kok." Putri mulai dengan cepat mengunyah kembali makanan dan minumannya.

Melihat reaksi temannya, Andi yakin Putri belum mau menceritakannya. Walaupun Andi sudah mengetahui kebenarannya, Andi kembali mengingat kejadian tadi Pagi. Mendapati ada siswi baru di kelasnya, jika saja teman sebangkunya tidak memberitahu kalau itu adalah Mega, jika saja teman sebangkunya tidak membicarakan kejadian kemarin antara Putri dan Mega. Andi pasti akan mengira kalau Putri memang benar-benar sakit, dan dia tidak mungkin untuk membolos usai jam istirahat.

Mereka banyak menghabiskan waktu bersama, Andi senang melihat Putri yang kembali ceria dan bersemangat. Setelah menghabiskan waktu nonton bersama, Andi memutuskan untuk mengantar Putri pulang sebelum jam makan malam. Tapi kenyatannya jalanan yang padat membuat Andi terlambat untuk mengantar Putri sebelum jam makan malam, bahkan mereka sempatkan diri untuk melipir di pinggir jalan hanya demi mencoba beberapa makanan cemilan.

"Duh, Sorry ya Put. Jadinya ngelewatin makan malam lo nih." Ucap Andi menyesal, dan Putri yang berdiri di depan pintu masuk hanya tersenyum memandang Andi. "Gak apa-apa kali ndi, lagian aku udah chat nyokap kok dan tadi kan udah banyak makan sama kamu." Ucap Putri memandang Andi yang masih berdiri di depannya.

"Okey,, kalau begitu aku pamit pulang dulu ya. Dan besok aku jemput ya seperti biasa." Wajah Andi pun memerah pada saat mengatakannya. "Iya Andi, anyway makasih ya buat hari ini." Balas Putri. Andi pun mulai berjalan menjauhi Putri dan tiba-tiba dia pun membalikkan badannya, "Selamat istirahat Putri." Ucap Andi dengan sangat manis, membuat Putri yang melihatnya menjadi terkesima dan malu.

Andi pun berlalu dari pandangan Putri, melirik ke arah jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan setengah sepuluh malam. Putri pelan-pelan membuka pintu rumahnya, suasana tampak sepi, sepertinya seluruh anggota keluarga sudah tertidur pulas.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C19
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen