Yuzurika dan teman-temannya sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah. Di tengah perjalanan, mereka mendapat pamflet sebuah kafe yang sedang mengadakan diskon parfait terbatas. Karena tertarik, Yuzurika dan Naruko pergi ke kafe tersebut, mau tidak mau Akari dan Aria ikut dengan mereka.
"Waaah.. Parfait yang selama ini ingin kumakan bisa kubeli tiga dengan harga 50.000!"
"Aku ingin ini, ini dan ini!"
"Yuzurika, Naruko, bukankah kita harus pergi sekolah?"
"Iya, nanti kita bisa terlambat."
"Waah yang ini kelihatannya enak!"
Yuzurika dan Naruko begitu bersemangat dalam memesan parfait mereka. Sementara Akari dan Aria berusaha untuk mengingatkan mereka untuk pergi ke sekolah, namun mereka sama sekali tidak mendengarkan apa yang Akari dan Aria katakan. Akari dan Aria menyerah dan segera pergi ke sekolah tanpa Yuzurika dan Naruko.
"Aaah.. Enak sekali!"
"Iya, aku makan terlalu banyak, aku jadi mengantuk..."
Yuzuria dan Naruko telah menghabiskan semua parfait yang mereka beli, begitu banyak gelas bekas parfait yang mereka makan. Kebanyakan makan membuat mereka mengantuk dan lupa dengan waktu.
"Akari.. Aria.. Bangunkan kami kalau bel masuk sudah berbunyi ya..."
Sesaat kemudian mereka menyadari suatu hal, hari ini mereka harus pergi sekolah, Akari dan Aria sudah mengingatkan mereka namun mereka tidak mendengarkan, Akari dan Aria pergi ke sekolah tanpa mereka karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Kemudian mereka melihat ke arah jam, beberapa menit lagi bel masuk berbunyi.
"Sial kita terlambat!!!"
Mereka berlari sekuat tenaga menuju sekolah mereka. Setelah beberapa meter berlari, tiba-tiba perus mereka mules. Mereka kebanyakan makan parfait, malah mereka bawa lari. Karena sudah kebelet buang air besar, mereka segera mencari toilet terdekat. Setelah selesai buang air besar, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah mereka.
"Kalau kita lewat jalan biasa, bisa-bisa kita terlambat."
"Terus ada jalan yang gak biasa ke sekolah?"
"Aku tahu jalan yang luar biasa ke sekolah. Ayo, ikuti aku!"
Yuzurika tidak yakin dengan jalan luar biasa yang dimaksud oleh Naruko, mau tidak mau ia harus ikuti apa yang dikatakan Naruko kalau ia tidak ingin terlambat masuk sekolah. Naruko jalan di depan menuntun Yuzurika. Di depan ada sebuah gang, mereka memasuki gang itu. Akan tetapi mereka tidak bisa melewati gang tersebut karena terhalang pagar kawat yang cukup tinggi. Sungguh diluar dugaan, Naruko kehabidan ide.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Pasrah dan pulang ke rumah..."
"Tunggu dulu! Maksudmu kita menyerah begitu saja?"
"Kau kan lihat sendiri betapa tingginya pagar itu. Kau tahu? Gang ini adalah satu-satunya jalan tercepat ke sekolah kita dan sekarang ada pagar yang mengahalangi jalan itu!!! Sudah, aku mau pulang."
Selagi Naruko hendak pulang, Yuzurika berusaha melewati pagar itu. Yuzurika menumpuk barang-barang yang ia temukan di depan pagar itu, Yuzurika mengambil ancang-ancang dan berlari sekuat tenaga dan melompat melewati pagar.
"Naruko! Ayo kesini!"
"Kau pikir aku bisa melakukannya!?"
Tidak seperti Yuzurika, Naruko menumpuk barang-barang yang di temukan Yuzurika menjadi tangga, kemudian ia melompat ke sisi lain pagar tersebut.
"Aku berhasil.."
"Yosh, ayo lanjutkan perjalanan!"
"Ayo!"
Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah mereka. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Naruko berhenti berlari. Karena Yuzurika di belakang Naruko, Yuzurika tidak sengaja menabrak Naruko.
"Naruko, kenapa kau berhenti?"
"Loli..."
"Hah?"
"Ada loli imut di tengah jalan!"
Loli yang di maksud Naruko adalah gadis kecil yang berusia enam tahun yang tengah menunggu ibunya berbelanja di toko. Tanpa pikir panjang Naruko langsung menghampiri gadis kecil itu.
"Wah loli kecil, apa yang kau lakukan sendirian disini? Main sama kakak yuk!"
Naruko sudah seperti penculik anak kecil, itu wajar karena dia seorang lolicon. Nafsunya terhadap gadis kecil sudah tidak bisa di bendung lagi. Selagi Naruko membujuk gadis kecil itu ikut bersamanya, Yuzurika pergi untuk menghentikan Naruko, sepertinya ibu dari gadis kecil itu sudah selesai belanja. Jika ibu gadis kecil itu melaporkan mereka ke polisi, keadaan bakal bertambah rumit.
"Ayolah main dengan kakak!"
"sudah hentikan itu, dasar lolicon!!!"
Yuzurika memukul kepala Naruko dan menyeretnya ke sekolah. Setibanya di depan gerbang sekolah, ternyata gerbang telah di tutup. Jika mereka lewat depan, mereka pasti akan di beri hukuman. Setelah semua yang mereka alami, mereka tidak ingin di hukum. Yuzurika dan Naruko nekat memanjat pagar sekolah, pagar sekolah lumayan tinggi namun mereka berhasil melewatinya. Yang menjadi masalahnya adalah bagaimana caranya masuk ke kelas tanpa ketahuan guru piket. Kemudian Naruko mendapat ide, ia membisikkan idenya ke telinga Yuzurika.
"Apa kau yakin ini akan baik-baik saja!?"
"Tenang saja, percayalah kepadaku!"
Sementara itu, di kelas pak guru sedang mengabsen kehadiran siswanya. Akari dan Aria merasa khawatir kepada Yuzurika dan Naruko, sudah jam segini Yuzurika dan Naruko belum juga sampai ke sekolah, mereka takut terjadi apa-apa kepada Yuzurika dan Naruko.
"Apa kau siap?"
"Siap! Bagaimana denganmu?"
"Ahsiyaaapp!"
Yuzurika dan Naruka berada di atas pohon, batang pohon itu berdekatan dengan jendela kelas mereka. Mereka mengambil ancang-ancang dan segera melompat masuk ke dalam kelas, mereka menghantam kaca jendela hingga pecah. Walau mereka mendapat luka ringan, namun mereka berhasil masuk ke dalam kelas tepat sebelum nama absen mereka di panggil.
"Yuzurika Elstein hadir!"
"Kurogane Naruko hadir!"
Akari dan Aria tidak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan oleh Yuzurika dan Naruko. Akari dan Aria menyesal karena sudah mengkhawatirkan mereka berdua.