Randy dan Ditya duduk di bangku taman berhadap-hadapan.
"Kenapa kita kesini? Kakak nggak mau kembali ke tempat sidang?" tanya Ditya.
"Nggak. Masih banyak yang belum dapat giliran. Aku pasti akan merasa bosan kalau harus menunggu disana." kata Randy. "Ditambah lagi, kamu berhutang sesuatu sama aku?"
"Hutang?" Ditya terkejut. Tiba-tiba dia teringat kata-kata Randy dalam pesannya tadi pagi bahwa dia harus menyiapkan sebuah hadiah kalau Randy berhasil mendapatkan nilai sempurna. Ditya tidak menyangka kalau Randy menagihnya secepat itu.
"Hmm.. maksud kakak, hadiah yang aku janjikan ya?" tanya Ditya. "Maaf ya, kak. Tapi aku belum membawanya." Ditya berkata dengan nada yang kekanak-kanakan agar Randy melepaskannya.
"Hadiah?" kata Randy sambil mengerutkan dahi. Lalu dia tertawa kecil. "Sini kamu." katanya sambil memberikan instruksi untuk mendekatkan wajahnya.
"Kakak mau apa?" tanya Ditya sambil memajukan badannya sedikit dengan ragu-ragu. Perasaannya tidak enak.