Kapitel 190: Kemalangan pada hubungan mereka: Author

Gibran kehilangan akal beserta seluruh jiwanya, hilang bersama istri dan anaknya. Dia seperti orang linglung sepulang dari kerja, dia seakan sudah tersistem hanya waras ketika bekerja.

Proposal untuk tender nanti sudah rampung, dia tidak bisa salah fokus. Dia bekerja gila-gilanya hanya untuk memenangkan tender besar dari pemerintah, tanpa memedulikan hatinya lagi.

Dia juga tidak melakukan pencarian langsung seperti sebelumnya, Gibran kembali menjadi robot, manusia tanpa jiwa dan rumah menjadi mengerikan untuknya pulang. Bi Edah juga terus-terusan menangis dan menelepon majikan lamanya, meminta bantuan untuk menantunya yang sepertinya sudah kehilangan akal sehat.

Gibran bisa jatuh sakit lagi seperti sebelumnya atau malah lebih parah dari itu, ini sebuah penculikan berencana di mana saksi mata sengaja di buat benar-benar bungkam.