App herunterladen
22.93% Memory Of Love / Chapter 25: Hadir Kembali.

Kapitel 25: Hadir Kembali.

Satu tahun lebih telah berlalu, Bila dan Edwin masing-masing sibuk dengan pendidikan mereka, paling mereka hanya berkomunikasi lewat ponsel, bertemu hanya ketika Edwin pulang satu kali dalam satu atau dua bulan.

Salsabila saat ini sedang menjalani PKL disebuah bank BUMN di kotanya, kebetulan ia berada di cabang bank yang dipimpin oleh Edo kakak Edwin.

Tanpa disangka pula Edo sangat bersimpatik dengan sosok gadis periang dan ramah, dimata Edo Bila adalah gadis yang supel dan ringan tangan ia tak segan membantu setiap pekerjaan apapun yang diberikan padanya.

Disuatu siang yang terik ketika jam istirahat, Bila memasuki kantor bersama Fani membawa bungkusan berisi nasi box dan es buah, hari itu seorang karyawan sedang merayakan ulang tahun dan mentraktir teman sekantornya.

Setelah sampai Fani dan Bila langsung meletakan nasi dan es buah dimeja masing-masing karyawan, setelah semua berkumpul mereka makan bersama.

Kebetulan hari ini juga bertepatan dengan satu bulan Bila PKL di bank tersebut, dan mulai esok ia akan memulai PKL ditempat lain, pagi tadi pihak sekolah sudah berpamitan, namun Bila dan Fani ingin menghabiskan hari ini di tempat tersebut.

Hari berlalu dengan cepat, jam menunjukan pukul 17.00 saatnya mereka, rasa haru melingkupi ruang tersebut ketika Salsabila mengucapkan kata pamit, setelah Pak Edo memberikan sambutan.

"Saya juga mewakili teman saya Fani, kami sangat berterimakasih atas kesempatan yang dibedika. pada kami sehingga kami bisa menimba ilmu ditempat yang sangat bagus ini, bersama bapak dan ibu yang tak segan memberi kami masukan" sambil menahan haru bila berkata, namun air matanya seakan tak mampu dibendung " kami mohon maaf, kalau dengan keberadaan kami merepotkan bapak ibu, terutama untuk pak Edo yg sudah bersedia menerima kami dan memperlakukan kami dengan baik, maaaf kami tidak dapat membalas kebaikan bapak ibu hanya mampu mengucapkan terimakasih.

Setelah berpamitan mereka memberikan salam pada karyawan, dan terakhir adalah pak Edolah setelah bersalaman pak Edo memberikan masing-masing satu amplop pada dua gadis itu.

Bila dan Fani keluar dari bank tersebut dengan perasaan sedih, namun sesaat setelah mereka membuka amplop itu wajah murung berubah menjadi senyum yang mengembang, karena mereka melihat amplop itu berisi lima lembar uang seratus ribuan.

Mereka segera bergandengan dan pulang,karena hari ini hari Sabtu mereka berencana untuk jalan-jalan dan berbelanja setelah mendapatkan uang dari hasil keringat sendiri.

Edwin sedang duduk bersama seorang temannya bernama Reifan disebuah kafe mereka sedang menikmati malam Minggu bersama.

" Nasip kita mblo....Malming ga ada gandengan" Reifan menggerutu.

" Jomblo.... gua?" Edwin tersenyum mengejek " lo aja kali....gua mah punya cewek, nih cewek gua" Sambil menunjukan Foto Salsabila pada Reifan.

Reifan melihatnya dengan seksama, ia melihat foto seorang gadis cantik alami berjilbap, ia terlihat begitu kagum.

" Win dia cewek lo? cantik ya Win... kenalin dong, kalau lo bosen boleh deh buat gua" Reivan meledek.

" Enak aja lo.... sampai kapan juga gua ga bakal melepaskan dia" Edwin mencium ponselnya yang berwalpaper foto Salsabila.

" Tapi lo...., kadang masih genit sama cewek-cewek dikekas kita sob? " Reivan kembali meledek " jangan maen api !"

" Ga bro, gua cuma anggep mereka temen, lagian mereka yang mendekati gua, secara gua ganteng" Edwin menyombongkan diri.

Temannya hanya tertawa sambil memukul ringan bahu kekar Edwin.

Mereka melanjutkan kembali menikmati makanan dan alunan lagu yang dibawakan oleh band.

Sepuluh menit kemudian Edwin berdiri dan berpamitan pada sahabatnya " Gua ke toilet dulu ya Fan"

" Ok sob "

Baru beberapa langkah Edwin beranjak dari kursinya, ia menabrak seorang gadis seksi yang memakai rok mini berwarna hitam dipadukan kaus street putih dengan jaket jeans pres body berwarna hitam pula, ia mengenakan sepatu dengan hak tinggi rambutnya tergerai sebahu, ia juga mengenakan riasan flowles, mata bulatnya memandang Edwin ketika Edwin menahannya yang hampir terjatuh.

Padangan mereka bertemu, dan seolah meluapkan kerinduan uang mendalam, mata gadis itu berkaca-kaca ada seulas senyum diwajah cantiknya.

Dia gadis yang pernah meninggalkannya saat ulangtahunnya, ia cinta pertamanya yah.... Vita gadis itu hadir kembali dalam hidup Edwin setelah menghilang bertahun-tahun lalu tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan.

Vita kembali berdiri dan memeluk Edwin.

" Edwin...." ia menitikan bulir bening disudut matanya " maaf....aku salah, aku sudah bertemu Caca ia menjelaskan semuanya, ternyata yang terjadi semua salah faham" Vita memeluk Edwin begitu erat seakan tak mau melepaskan.

Setelah beberapa saat Edwin melepaskan pelukan gadis itu " Ga papa Vit....aku udah maafin kamu kok, dulu aku juga sempat merasa ga bisa hidup tanpa kamu, sampai ada seorang gadis yang datang membawa aku kembali ke kehidupanku yang indah " Entah mengapa Edwin harus menjelaskan semua itu, walau ia tahu ada sorot mata terluka yang muncul dari tatapan Vita.

" Oh....syukurlah, aku senang mendengarkan itu". Vita mencoba menyembunyikan perasaannya " kamu disini sama cewek kamu?" Vita mengalihkan topik.

" Ga aku sama temenku, cewek ku masih SMK dia tinggal di kota W"

"Oh....., ya udah Win aku pamit, udah ditungguin temen." sambil melangkah menjauhi Edwin.

Sebenarnya saat itu, hati Edwin begitu berdebar cinta pertamanya kini kembali dalam hidupnya, entah rasa apakah itu saat melihat Vita ada rasa cinta yang lama terkubur seperti hidup kembali, bahkan jika ia tidak mengingat rasa sakit itu mungkin dengan mudahnya ia akan meninggalkan Bila.

Tapi sisi lain dari hatinya, tetap mempertahankan gadis polos itu, ia tidak ingin menyakiti Bila hanya demi gadis yang pernah meninggalkannya.

Malam menunjukan pukul 00.45 Edwin tengah tertidur lelap dalam buai mimpinya yang begitu indah.

Dalam mimpinya ia sedang duduk mesra bersama Vita, mereka berada ditempat yang begitu iandah dengan baju serba putih bak putri dan pangeran, ia memperlakukan Vita bak seorang ratu begitu lembut dielusnya rambut Vita yang saat itu sedang dalam dekapannya, ia mencium keningnya dengan penuh cinta lalu mendekap gadis itu lebih erat.

Vita membalas pelukannya dengan melingkarkan tangannya dipinggang Edwin dan berkata manaja " I Love You, sayang"

Mendengar ucapan cinta dari Vita senyum Edwin mengembang, tampak kebahagiaan begitu terpancar.

Ia baru akan menjawab ungkapan sayang gadis itu dengan pernyataan yang sama, namun disaat bersamaan pundaknya ditepuk oleh seseorang dari belakang, ketika ia menoleh tampak seorang gadis berjilbap yang sedang tersenyum padanya.

" Kak...aku disini."

Edwin meraih tangan itu dan menciumnya dengan penuh cinta, tiba-tiba Vita berdiri dan melepaskan genggaman tangan mereka lalu membawa Edwin pergi.

Edwin tak mampu menolak keinginan Vita untuk menjauh dari Bila, ia melihat Bila menangis dan terduduk dengan wajah penuh kekecewaan.

Sebenarnya hatinya begitu terluka melihat gadis yang begitu ia sayangi terluka, tapi jerat cinta Vita begitu memperdaya.

Dengan sedih ia berteriyak pada Salsabila, lalu melepaskan tangan Vita.

" Bila....aku kembali, aku sayang kamu" Edwin berlari ke arah Salsabila, akan tetapi saat ia sampai disana Salsabila sudah tidak ditempat itu, ia kembali memanggil Bila dengan penuh penyesalan sambil berlari tanpa arah.

Dan tiba-tiba bruk.... Edwin terjatuh dari ranjang kost " Untung hanya mimpi, Bila maafkan aku...., aku janji ga akan ninggalin kamu" ia bergumam dalam hati, ia merasa begitu bersalah walaupun itu hanya sebuah mimpi.

Untuk menenangkan hati, tanpa perduli waktu ia menghubungi Bila.


AUTORENGEDANKEN
Bubu_Zaza11 Bubu_Zaza11

Cinta pertama memang sulit dilupakan, kadang juga tak mampu dihilangkan ia akan tetap bersemayam dalam hati, dan bedampingan dengan indah bersama ia yang tersayang.

Namun....apakah Cinta pertama Edwin bisa memisahkannya dengan Bila.

Ditunggu bintang dan votenya ya kak ???

Happy reading.

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C25
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen