Kevan tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya sehingga ia memilih untuk bertanya pada Elisya meskipun ia tau kalau istrinya itu tidak bisa di desak.
Mendengar pertanyaan suaminya, Elisya terdiam membisu. Ia menunduk sambil menangis karena ia tidak tau harus menjawab apa. Serta, ini pertama kalinya Kevan menatapnya setajam itu bahkan sampai berteriak padanya. Melihat Elisya hanya diam dan tampak kacau, hati Kevan sakit melihat kondisi istrinya yang seperti itu lagi, kesabarannya selama bertahun-tahun mulai menuntutnya untuk tegas, akan tetapi semua itu kayaknya percuma karena Elisya masih tetap sama. Kevan yang biasanya selalu tenang, dan kuat kini nampak lemah seolah tak ingin hidup, kemejanya berantakan, dasinya kemana-mana, matanya memerah dengan ekspresi jatuh karena kondisi istri dan anaknya yang terlihat aneh dan entah epa yang disembunyikan Elisya darinya itu fikiran Kevan.